Rangga menatap pada Merlin dan Moni secara bergantian, kedua gadis yang menganggap dirinya bak supir. Seharusnya diantara mereka berdua ada yang duduk di samping mereka berdua, dan tidak membiarkan Rangga duduk di depan sendirian dengan menyetir mobil.
Alasan mereka tidak mau duduk di depan salah satu, mengatakan kalau mereka tidak mau berpisah dan ingin selalu bersama, heh, duduk di depan salah satu mereka juga tidak akan terpisah. Dan tidak akan ada yang terpisah, jarak tempat duduk depan dan belakang hanya berjarak sejengkal. Memang pikiran wanita itu sulit dimengerti.
“Kalian ingin membeli gaun pengantin seperti apa?” tanga Rangga, karena pria itu ingin membelikan gaun pengantin untuk dua gadis yang akan menjadi calon istrinya ini.
Rangga tidak akan mungkin membiarkan mereka memakai kebaya lama mereka saja, mau taruh di mana muka Rangga di hadapan saudaranya nanti. Walau pernikahan ini diselenggarakan secara sederhana dan tidak mengundang, tapi, tetap saja pernikahannya dengan Moni dan Merlin sedikit banyaknya harus memakai barang mewah.
“Kami terserah saja, lagian kalau urusan gaun pengantin jangan yang terbuka, kalau bisa yanmg tertutup,” ucap Merlin, yang diangguki oleh Moni.
Kedua gadis itu memang bukan gadis berhijab dan sangat tahu tentang agama. Tapi, mereka tahu kalau memakai pakaian kurang bahan dan menampakkan paha dan belahan d**a sama saja mengundang lelaki untuk membuat pelecehan. Moni dan Merlin, tidak memakai baju seksi saja banyak yang menggoda mereka, apalagi mereka memakai baju seksi.
“Besok pagi kita akan ke butik, kita akan ke butik berbeda agar orang-orang tidak curiga aku menikahi dua wanita sekaligus,” ujar Rangga tidak mau pernikahannya dnegan Moni dan Merlin nanti batal pada akhirnya.
“Iya, kalau bisa membeli gaun yang murah saja dan tidak terlalu mahal. Lagian, kitahanya melaksanakan pernikahan pada hari itu saja dan tak ada pesta,” ucap Moni.
“Iya, Rangga. Buat apa membeli gaun mahal-mahal kalau hanya dipakai sehari saja dan tidak memakainyalagi,” timpal Merlin.
Rangga mengulum senyumannya, karena kedua gadis ini sangat sederhana dan tidak mau memakai barang mahal. Semenjak mengenal Moni dan Merlin dari SMA, kedua gadis itu tidak pernah sekalipun bertingkah aneh dan tidak pernah meminta barang-barang pada pria yang mendekati kedua gadis itu.
Rangga juga tidak pernah mendengar kalau Moni dan Merlin berpacaran, mereka selalu menolak lelaki yang akan mengajak mereka berpacaran dan betapa beruntungnya Rangga memiliki dua istri yang tidak pernah disentuh oleh lelaki.
Memang benar, jodoh adalah cerminan diri. Rangga tidak pernah menjalin kasih dengan seorang wanita manapun dna tidak pernah berhubungan badan dengan wanita manapun. Sekarang mendapatkan istri dua yang cantik dan tentunya masih perawan.
Rangga yang masih perjaka mendapatkan dua istri yang masih perawan dan cantik-cantik pula. Rangga bagaikan bujangan yang sangat beruntung mendapatkan dua berlianyang cantik dan pandai memasak. Rangga akan merasakan masakan Moni dan Merlin setiap harinya nanti.
Dan untuk melakukan malam pertama menikahi dua wanita sekaligus pada hari itu, dilaksanakan dengan yang pertama kali yang dilaksanakan akad nikah. Karena tidak memungkinkan suami memenuhi hasrat kedua istrinya. Maka untuk jalan keluarnya, suami akan melakukan malam pertama dengan istri pertama.
Rangga akan melakukan malam pertama dengan Moni nanti terlebih dahulu. Rangga juga akan membeli rumah yang lumayan besar, agar Moni dan Merlin mendapatkan kamar yang luas untuk mereka masing-masing. Dan satu kamar untuk mereka tidur bertiga. Hanya tidur dan tidak rencana melakukan hal lain.
“Besok pagiaku jemput. Kalian sebulan ke depan akan cuti dari perusahaan dan mengurus pernikahan. Nanti kalau ada yang menanyakan kalian bisa menjawab kalau kalian ada urusan,” ucap Rangga diangguki oleh Moni dan Merlin.
Moni dan Merlin turun dari dalam mobil Rangga, kedua gadis itu hanya mengatakan hati-hati pada Rangga dan tidakada acara salaman dan mencium tangan Rangga. Lagian mereka hanya baru calon Rangga bukan istri pria itu. Tidak ada acara seperti itu sebelum mereka menikah dengan Rangga.
Rangga menganggukdan melajukan laju mobilnya menuju ke rumahnya. Ia tidak sabar memiliki kedua gadis itu sebagai istrinya. Dan merasakan bercanda tawa dan saling mengerti satu sama lain, dan mereka akan saling berbagi. Rangga tidak membedakan Moni dan Merlin, mereka berdua adalah istrinya nanti.
Rangga akan berusaha bersikap adil dan membelikan Moni dan Merlin barang-barang yang sama dan harga yang sama pula. Karena kedua gadis itu sudah terbiasa memiliki barang yang sama dan harga yang sama.
***
Moni dan Merlin memilih baju yang akan mereka pakai ke butik untuk membeli gaun pengantin, mereka berdua cemberut melihat baju mereka berdua tidak ada yang bagus. Gaji mereka selama bekerja diperusahaan Rangga juga mereka berikan ke panti asuhan separuhnya. Dan separuh lagi mereka gunakan untuk makan mereka sebulan dan membeli bahan masakan dan bahan kue untuk bekal Rangga.
“Nyesel gue nggak beli baju kemarin,” Moni mendesah kasar dan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.
Merlin mengangguk, ia juga sangat menyesal tidak membeli baju. Karena mereka mengira tidak akan ada gunanya mereka membeli baju baru. Karena mereka jarang sekali pergi jalan-jalandan cuci mata. Bagi mereka selama ini, mencuci mata dengan melihat senyuman Rangga setiap paginya dan men-stalk akun i********: Rangga.
“Ya udah, kita pakai baju warna ungu yang kita beli duab bulan yang lalu saja,” usul Merlin dan berjalan menuju lemari dan mengambil dua baju yang berwarna ungu dan mereka juga jarang memakainya.
Moni mengangguk senang dan mengambil bajunya, kedua gadis itu segera bersiap dan menyisir rambut mereka yang selalu mereka gerai. Merlin dan Moni memakai celana kulot pinggang karet, ada ikat tali temple dan bermotif zebra. Kedua gadis itu tersenyum melihat setelan mereka hari ini.
Walau oufit dari atas sampai bawah hanya 400 ribu, mereka tetap terlihat cantik dan 2 tahun lebih muda dari umur mereka. Moni dan Merlin mengambil sling bag mereka dan keluar dari rumah kontrak mereka. Mereka tersenyum pada Rangga yang sudah berdiri di samping mobil dan tersenyum kepada mereka berdua.
Moni dan Merlin menahan napasnya, melihat bagaimana kerennya Rangga hari ini dengan memakai kaos polo berwarna hitam dan dipadukan dengan kemeja di luarnya, Rangga memakai celana jeans warna hitam dan kacamata warna hitam. Penampilan pria itu sangat keren. Dan harga pakaian Rangga juga tampak mahal, tak seperti pakaian Moni dan Merlin yang hanya ratusan ribu.
“Kalian sudah siap?” tanya Rangga, dan diangguki oleh kedua gadis itu.
Rangga juga kagum dengan penampilan simple Moni dan Merlin, walau penampilan gadis itu sederhana dan tidak berlebihan, namun, sangat cantik sekali. Rangga sampai mengira kalau Moni dan Merlin masih berumur 22-23 tahun. Dan tak tampak seperti berumur 25 tahun.
***