"Apa kamu tahu, dimana Jack membawanya. Aku tidak bisa tinggal diam. Jika dia membuat kekacauan." Kata laki-laki yang saat ini masih berdiri di luar ruangan. Dengan tatapan sedang memantau sekitarnya. Tapi, wajahnya terlihat sedikit kesal.
"Rumah profesor.. Iya, mereka pasti dia kesana sekarang" kata seseorang yang berbicara dengan John.
"Rumah profesor? Memangnya profesor sekarang dimana?" Kata John mulai penasaran. Dia sedikit curiga. John mengerutkan keningnya. Menatap dengan penuh was-was laki-laki di depannya. Dia mulai sadar, jika sekarang siapa yang bersamanya bisa jadi bomerang untuk kehancurannya. Bahkan semua yang menjadi anak buahnya berkhianat satu-satu. Tapi bukan John jika dia tidak bisa menyelesaikan semua masalnya sendiri. Dia bahkan terkenal sangat lihai dalam kelicikannya.
John menarik sudut bibirnya tipis. Mengukirkan sebuah senyuman palsu. Dia mengamati setia mimik wajah laki-laki yang ada di depannya.
"Bilang semuanya. Dimana dia sekarang. Atau, aku yang akan membuat kamu menyesal jika kamu telah berbohong padaku." Kata John. Laki-laki di depannya terdiam, mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang dikatakan John.
"Disini ada tentara bayaran dari Jack. Dia tidak mungkin tidak ada disini " kata John.
Sementara di balik ruangan. Alex dan Brian mereka masih bersembunyi di balik pintu. mendengarkan semua percakapan mereka. Apalagi Alex dia terlihat menunduk sedari tadi. Entah apa dirinya juga berbohong dan lebih menyelamatkan Jack. Atau, hanya ekspresinya saja. Saat tahu jika ucapannya salah.
"Kamu mendengar apa yang mereka katakan tadi?" Tanya Brian lirih, melirik tajam ke arah Alex temannya. tepat kedua mata mereka saling bertemu satu sama lain.
"Kamu dengar, jika Jack membawa Aron. Dan, kamu dengar juga, kan. Jika John tahu semuanya. Dia tahu keberadaannya. Dia tahu dimana Aron berada." Kata Brian, seketika Alex menutup bibir Brian. Dia menarik tangannya untuk bersembunyi lagi. Menuju ke sebuah ruangan sempit. Tempat dimana mereka ganti baju.
"Jangan banyak bicara dulu. Dengarkan apa yang mereka katakan. Jika kamu ingin mencari tahu, Aron. Dia sekarang dalam bahaya." Kata Alex. Brian menarik tangan Alex dua menghela napasnya.
"Siapa sniper wanita yang di maksud?" Tanya Brian, melirik Alex.
"Aku akan bantu kamu Carikan semua data orang yang bersama dengan Jack. Aku kirimkan kamu lewat chat nanti."
"Baiklah!"
"Maaf, aku telah menuduhku tadi." Lanjut Brian.
"Tidak Masalah" jawab Alex.
Mereka berusaha mulai bersiap untuk mendengarkan lagi perkataan mereka. dan, kali ini tidak bisa terdengar sempurna. dia hanya mendengar samar-sama. Pintu Perlahan mulai terbuka, mereka mendengar suara langkah kaki berjalan masuk keruangan itu.
"Katakan padaku sekarang." Pita John.
"Dia adik anda. Pasti anda tahu dimana keberadaannya. Saya tidak berani banyak bicara lagi tentangnya." Kata laki-laki itu. Dia langsung membungkam mulutnya. Tanpa pedulikan John, dia berjalan menuju ke tempat duduknya. Jemari tangannya mulai memeriksa internet. Mencari tahu dimana lokasi mereka. Laki-laki itu bisa melacak keberadaan siapapun hanya dengar datanya.
Brak!
"Cepat katakan!" Pekik John.
"Anda sudah tahu, tuan." Jawab santai. Tanpa rasa takut terbesit di pikirannya.
John terdiam sesaat. Dia memikirkan dimana adiknya itu menyembunyikan Aron. Seketika kedua matanya melebar saat dia mengingat sesuatu. Iya, dia ingat bagaimana dan dimana adiknya menyandera orang tahun lalu. Ada di tempat yang sama di gedung yang sama. Tapi di sebuah ...
John menarik dua sudut bibirnya. Mengukirkan sebuah senyuman sangat licik.
John seketika mengangkat kepalanya. Dia hanya tersenyum tipis. Sekarang dia tahu. Tanpa banyak tanya lagi John melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Sementara Brian dan Alex masih bersembunyi. Mereka mendengarkan derap langkah kaki itu pergi dari ruangan.
"Mereka pergi?" Tanya Brian lirih.
"Tidak, hanya satu. Dengarkan dengan baik!" Kata Alex lirih.
"Kita keluar saja" Brian nekat untuk keluar lebih dulu. Seketika laki-laki yang berbicara dengan John tadi mengangkat kepalanya. Dia menautkan kedua alisnya. Tatapan matanya mulai sedikit aneh saat melihat Brian.
"Kenapa kamu disini?" Tanya laki-laki itu. Dia beranjak berdiri, berjalan menghampiri Brian.
Tak bisa bersembunyi lagi. Alex juga ikut keluar. Dia berdiri di hadapan Brian. Dengan kedua tangan kedepan. Mencoba menghalangi laki-laki itu mendekati Brian.
"Ada apa??" Tanya laki-laki itu. "Minggirlah! Aku hanya tanya sedikit tentang Brian. Tidak akan melukainya. Lagian, kita semua pernah atau perjuangan. Aku tidak melupakan itu. mantan agen intelijen negara. Pasti dia sedang mencari informasi. Tetapi, kenapa kamu bertindak sama seperti saat kamu bertugas. Kamu terlihat sedikit ceroboh sekarang." Kata laki-laki di depannya.
Brian mendorong bahu Alex. Dia melangkah lebih dekat. Berdiri tepat di samping Alex.
"Jangan karena kamu terlalu panik. Sampai kamu terlihat tidak fokus. Dalam hal ini, lakukan seperti kamu bertugas. Tenang dan menghanyutkan. " Kata laki-laki itu sembari tersenyum tipis. Dia tahu bagaimana kebiasaan Brian saat bertugas. Dia di juluki intelijen mematikan. Tapi, sekarang semenjak keluar. Dia seolah tanpa nama.
"Jangan basa-basi!" Kata Brian. Dia melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan Alex dan laki-laki itu. Dia berjalan keluar dengan raut wajah sedikit kecewa.
Brian menghela napasnya. Kali ini dia mencoba untuk menangkan dirinya dulu. Bertindak sesuai seperti jati dirinya sebenarnya. Brian merasakan jika benar apa yang di katakan oleh rekannya tadi. Sekarang, waktunya untuk tenang. Dan, mencoba melakukan semuanya dengan pikiran jernih. Jika seperti ini. Sama saja aku datang sebagai pembunuh.
Sementara Aron dia berada di sebuah ruangan sangat gelap. Dia berbaring di atas matras terbuat dari besi yang sangat kuat. Dengan kedua tangan di ikat di atas. Dan kaki di ikat. Seseorang sedang tersenyum menatap ke arahnya.
"Lepaskan aku!" Teriak Aron.
Percuma kamu teriak disini. Mau sampai suara kamu habis sekalipun. Tidak ada yang mendengarnya. Ini tempat kedap suara. Tidak akan ada yang bisa mendengar suara dari dalam atau bahkan dari luar." Jelas seorang bertubuh kekar. Sementara seorang profesor dia sedang bersiap dengan penelitiannya. Berbagai macam ramuan dia sediakan. Dia mencoba mengingat kembali obat kejujuran. Baginya paling penting apa benar laki-laki ini yang dia cari atau bukan.
Sebuah mesin perlahan mulai menyala. Semuanya mulai bekerja. Beberapa ramuan sudah di masukan.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Aron.
"Tidak perlu tahu, nanti kamu juga akan tahu. Kekuatan apa yang ada dalam diriku." Kata Jack.
"Kenapa kamu melakukan ini?' tanya Aron.
"Karena aku butuh uang." jawab Jack. Sementara teman yang bersama kamu, yang kamu anggap dia sangat baik. Dia juga dalang dari semuanya. Kamu tahu, jika dia juga sangat licik. Dia ingin membuat kamu bertekuk lutut padanya. Dan, akan menyerahkan kamu pada profesor." Kata Jack.
Aron memberontak. Dia menggerakkan tubuhnya. Terus berteriak sangat keras. Seketika tubuhnya mulai melemas. Saat aliran listrik menyengat sekujur tubuhnya dari tempat dia berbaring. Tubuhnya terlihat kejang-kejang berteriak kesakitan.
"Kita lakukan semuanya." Dalam hitungan detik. Hanya menarik sebuah tombol itu ke bawah. Seketika tubuh Aron terikat sangat erat bibirnya tertutup rapat. sebuah tambung terlihat cekung seperti tutup peti mati. namun ini terlihat sedikit transparan. Dia perlahan menutup tubuh Aron. Sekarang aliran listrik semakin di tambah. Tubuh Aron perlahan semakin lemas dan lemas. Dia tak bisa berbuat apa-apa. Seakan kekuatan yang biasa tiba-tiba muncul dalam dirinya mulai menghilang. Dia tak sanggup lagi mengeluarkan kekuatan itu.
Aron membuka matanya sekilas. menatap jelas wajah-wajah di depannya. Lalu, perlahan menutup matanya tak berdaya. Semua yang menutupi dirinya menghantarkan arus listrik yang sangat kuat. Tubuhnya trus bertahan sengatan itu merasuk dalam tulang-tulangnya. Seolah sengaja ingin meremukkannya. Selang-selang transparan percobaan mulai di pasang merasuk ke seluruh titik tubuh Aron. Dia memasukkan sebuah ramuan melalui selang yang terlihat transparan kedalam mulut Aron. Sebuah ramuan yang seketika membuat semua orang takjub.