Chapter 1 ; “First Meet”

1467 Words
Brak   "Eumhhh"   Jin Ah melenguh saat Jimin mendorong tubuhnya ke pintu dan mencium bibirnya ganas. Ia lalu mendorong tubuh Jimin sehingga ciumannya terlepas.   "Dasar sinting! Ini masih di depan rumah, jika tetangga tahu apa yang kita lakukan akan menjadi masalah. Bodoh!”   Jin Ah mengusap bibirnya kasar dengan lengannya, menghilangkan bekas ciuman Jimin di bibirnya.   "Persetan dengan mereka! Aku benar-benar sudah tidak tahan ughh"   Jimin meremas benda yang berada di tengah selangkangannya, junionya sudah benar-benar tegang karena permainan Jin Ah tadi saat di mobil.   "Ck! Tahan sebentar"   Jin Ah membalikan badannya, membuka kunci rumah mereka.   Brak   "Nghhhh"   Jimin mendorong tubuh Jin Ah ke tembok, ia lalu mencium bibir Jin Ah ganas dan menutup pintu rumah mereka dengan kakinya, tak lupa ia juga mengunci pintu rumah tanpa melepaskan pagutan mereka.   "Eumnghh"   Jin Ah melenguh saat lidah handal jimin menjilat bibirnya dengan pelan, mencoba untuk menggodanya. Jin Ah menyesap bibir bawah jimin, mengemutnya seperti bayi membuat Jimin semakin terbakar nafsu. Jimin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Jin Ah, ia mengusap pipi Jin Ah, menghapus air liur yang mengalir disana.   "Ahh ahhh"   Jin Ah dan Jimin mendesah saat mereka melepaskan pagutannya, mereka saling bertatapan, kilatan nafsu terlihat di mata keduanya. Tanpa banyak berbicara, Jimin mengangkat tubuh Jin Ah, menggendongnya ke lantai dua menuju kamar miliknya terletak. Jimin merebahkan tubuh Jin Ah ke atas ranjang miliknya, mereka lalu kembali berciuman, berpagutan penuh dengan nafsu. Lidah Jimin mengabsen gigi milik Jin Ah, menjilati lidah Jin Ah dan menyesapnya keras, menyedot lidah Jin Ah agar masuk kedalam mulutnya. Tangan kanan Jimin mengusap perut Jin Ah pelan, menggoda Jin Ah. Membuat Jin Ah menggeliatkan badannya dan menghentakan kakinya gelisah.   "Ahhh"   Jimin melepaskan ciumannya, ia menatap Jin Ah yang sedang memejamkan kedua matanya, bibirnya yang terbuka kecil itu sedang menghirup udara sebanyak-banyaknya. Hal itu terlihat sangat menggoda di mata Jimin.   "Akhhhh, Oppahhh"   Desahan keluar dari bibir Jin Ah saat tangan Jimin meremas payudaranya dari luar seragam sekolahnya. Jimin terus menerus meremas p******a Jin Ah dari luar seragamnya, bibir sexy miliknya mengecup leher Jin Ah tanpa memberikan sebuah tanda disana. Tangan kiri Jimin membuka kancing seragam Jin Ah satu persatu dengan menggoda, tanpa melepaskan seragam milik Jin Ah, Jimin menarik bra milik Jin Ah kebawah dan menyembullah dua gundukan yang membuat Jimin semakin ingin bersatu dengan Adiknya. Jimin meremas p******a Jin Ah, membuat Jin Ah semakin keras melantunkan desahannya. Mulut Jimin turun mengecup pundak Jin Ah, menjilatnya lalu kembali turun mengecup belahan d**a Jin Ah dan memberikan sebuah tanda disana.   "Oppaahhhh, janghann tinggalkhann tandaaa aghhh"   "Tidak akan ada yang melihat tanda ini, memang siapa yang mau melihat payudaramu humm?"   "Ahhhh"   Jin Ah kembali mendesah saat Jimin menghembuskan nafas tepat di depan p****g miliknya, membuat bulukuduk Jin Ah meremang. Rasanya begitu geli tapi entah kenapa juga terasa nikmat. f**k, itu membuat dirinya menjadi gila. Drrrtt Drrrtt "Oppa, ada telfon"   "Ck!"   Jimin berdecih saat ponsel miliknya bergetar, menandakan sebuah panggilan masuk.   "b******k!"   "Ada apa?"   Jin Ah menutup p******a miliknya dengan seragamnya.   "Ayah menelfon, aku lupa jika hari ini mereka pulang"   Jin Ah membelalakan matanya mendengar ucapan Jimin. Terkejut? Tentu saja!   "Bodoh! Bagaimana bisa kau lupa?! Hisssh"   Jin Ah mendorong tubuh Jimin, membuat Jimin menyingkir dari atas tubuhnya. Jimin duduk diatas ranjang, ia menelan liurnya terlebih dahulu sebelum menggeser icon berwarna hijau pada ponselnya.   "Hallo, Ayah?!"   "Jimin! Kenapa kau tak menjemput kami di bandara, hah?!"   "Hehe, maaf Ayah. Aku ketiduran"   "Sudahlah, cepat bukakan pintu. Ayah dan Ibu sudah ada di depan rumah!" Tut tut tut   "Sial! Cepat rapihkan pakaianmu, Ayah dan Ibu sudah ada di depan rumah!"   Jin Ah segera bangkit dari ranjang milik Jimin, ia kemudian memakai kembali bra miliknya dan seragamnya. Jin Ah bercermin, merapihkan penampilan dirinya.   "Kau saja yang bukakan pintu untuk mereka, aku ingin menuntaskan ini dulu"   Jimin menunjuk miliknya yang menonjol dibalik celanannya, ia kemudian berjalan memasuki kamar mandi untuk bermain solo. Kurasa kalian cukup mengerti dengan ucapan seorang Park Jimin   ***   Jin Ah berjalan dengan malas menuju kelasnya, hari ini dia harus berangkat pagi karena tugas piketnya. Sesampainya di depan kelas, ia lalu membuka pintu kelasnya yang ternyata masih kosong.   "Hah, belum ada yang berangkat ternyata"   Jin Ah mendesah berat, ia lalu meletakan tasnya di atas bangkunya kemudian ia mengambil penghapus dan membersihkan papan tulis itu yang penuh dengan rumus-rumus kimia.   Srek   Jin Ah menoleh saat mendengar suara pintu kelasnya di buka, matanya memicing melihat sosok pria asing yang berdiri di depan pintu, pria itu terlihat berusia 20 tahunan. Ia mengunakan kemeja berwarna hitam yang lengannya digulung. Menonjolkan otot-otot pada lengannya yang berwarna putih. Wow, itu terlihat sangat menggoda bukan?   "Apakah Jungkook ada?"   Pria itu menatap Jin Ah yang terlihat sedikit terkejut. Mungkin dia terkejut karena tadi terlalu focus memperhatikan pria asing itu.   "Ah, dia belum berangkat"   Pria itu menganggukan kepalanya, ia lalu memicingkan matanya, melihat ke arah d**a Jin Ah. Jin Ah menatap pria itu dengan heran, ia lalu mengikuti arah pandangan pria itu yang menuju pada d**a miliknya.   "Yak! Apa yang kau lihat?!"   Jin Ah menyilangkan kedua tangannya di depan d**a dan menatap pria itu kesal, pria itu tertawa melihat reaksi Jin Ah.   "Kenapa kau bereaksi seperti itu? Aku hanya sedang membaca name tag yang tertempel di dadamu"   Jin Ah menurunkan kedua lengannya, pipinya memerah karena malu, dia hamper saja menandai pria ini sebagai lelaki m***m.   "Park Jin Ah, kau salah satu anggota ekstrakulikuler dance kan?"   Jin Ah mengangguk menjawab pertanyaaan pria itu.   "Perkenalkan, aku Jung Hoseok, kau bisa memanggilku Guru Hoseok karena aku adalah guru tari yang baru dari klub dance"   Pria itu tersenyum manis ke arah Jin Ah, melihat senyum manis dari gurunya itu entah mengapa Jin Ah malah tersipu malu.   "Jika Jungkook sudah datang, suruh dia menemuiku karena ada beberapa hal yang perlu kami urus"   "Baik, Guru"   Jin Ah mengangguk lalu membungkukan badannya, memberi penghormatan pada guru barunya itu yang sudah berjalan meninggalkan kelasnya. Jin Ah kembali melanjutkan aktivitasnya membersihkan papan tulis hingga seseorang memeluknya dari belakang dan mengecup lehernya tanpa meninggalkan bekas disana.   "Good Morning, Sayang"   Jin Ah tersenyum mendapat perlakuan seperti itu di pagi hari. Ia lalu membalikan badannya dan menatap Jungkook yang sudah mengunci tubuhnya dengan papan tulius yang ada dibelakangnya.   "Morning Kiss”   Jungkook menunjuk bibirnya dengan jari telunjuknya, ia juga memajukan sedikit bibirnya, Jin Ah merasa gemas melihat wajah Jungkook yang terlewat imut itu, ingin rasanya ia mengarungi Jungkook saking gemasnya.   "Ini disekolah Kookie"   Jin Ah menempelkan kedua tangannya di pipi Jungkook, lalu memencet-mencet pipi Jungkook sehingga membuat bibir Jungkook tampak lebih maju dan itu semakin terlihat imut di mata Jin Ah.   "Aaaa~, tak akan ada yang lihat. Ini masih pagi"   Jin Ah terkikik melihat Jungkook yang sedang merajuk seperti anak kecil yang meminta sebuah permen. Jika kalian melihat Jungkook yang seperti ini, kalian pasti akan mengira ia adalah pria polos karena wajahnya yang memang terlihat polos dan kalian pasti tidak akan menyangka jika Jungkook adalah seorang b******n b******k yang dengan mudahnya melelehkan hati para wanita lalu dengan mudahnya juga ia akan membuang wanita itu jika sudah merasa bosan, dan satu hal lagi. Dia sangat hebat dan akan bermain liar jika sudah berhubungan badan, tidak akan ada sisi polos pada dirinya jika itu sudah terjadi. Ia akan sangat b******k jika sudah bersetubuh dan hal itulah yang membuat para gadis di sekolah ini dan wanita diluaran sana banyak yang mengejar-ngejar Jungkook walaupun hanya sebagai one night stand-nya.   "Sayangggg, cepat berikan aku morning kiss sebelum anak-anak yang lain datang"   Jin Ah menghembuskan nafasnya pasrah, ia lalu mengalungkan tangannya pada leher Jungkook dan menjinjitkan kakinya agar dapat meraih bibir kenyal milik Jungkook yang membuatnya ketagihan. Jungkook tersenyum dibalik ciumannya, ia lalu mulai menggerakan bibirnya pelan, mengajak kekasihnya untuk beradu mulut dipagi hari ini. Jin Ah dengan senang hati membalas permain Jungkook, ia balas melumat bibir bawah Jungkook, menyesapnya dalam dan sesekali menggigit bibirnya gemas.   "Hoii! Mingyu! Apa kau sudah mengerjakan tugas?!"   "Tentu saja sudah, kenapa? Kau mau menyalin tugasku?"   "Kau ini menghinaku yah? Tentu saja, ya. Aku mau menyalin tugasmu, hehe"   Jin Ah melepas tautan bibir mereka ketika mendengar suara teman sekelasnya yang sepertinya sedang berjalan menuju kelas mereka. Itu adalah suara milik Mingyu dan Dino.   "Hahhh"   Jin Ah membersihkan bibirnya yang sedikit membengkak dengan lengannya, sedangkan Jungkook menyapu bibir miliknya dengan ibu jari dan mengeluarkan smirk-nya dan menatap Jin Ah. Membuat jantung miliknya berdetak begitu kencang. Ck! Selalu seperti ini, Jungkook selalu bisa membuat dirinya terpesona.   “Nanti malam kita akan bermain, bersiaplah”   Tubuh Jin Ah meremang saat Jungkook membisikan kalimat itu di telinganya. Ia lalu menatap Jungkook yang tersenyum menggoda kearahnya dan kemudian Jungkook berjalan menghampiri Mingyu dan Dino yang baru saja sampai di depan pintu kelas, mereka bertiga kemudian terlihat tertawa dan mulai bercanda satu sama lain.   "Sepertinya aku harus pulang lebih awal hari ini"   Jin Ah bergidik membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam. Ia lalu menggelengkan kepalanya, mengenyahkan fikiran kotor yang sudah meracuni otaknya dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD