*Bab yang lalu*
Kusampirkan cadar hitamku sambil mengalungkan tanganku erat di lehernya. Dan tanpa bicara, aku bisa rasakan bagaimana cinta itu mengalir deras di dalam aliran darah. Apalagi saat kami menumpahkan semua rasa rindu, sedih, gelisah dan bahagia dalam tautan bibir yang begitu mendalam.
Aku jadi semakin sadar, bahwa Calvin adalah pria terbaik yang Allah hadiahkan berada di sisiku. Pria..yang akan menjadi imamku menuju jannahNya.
"I love you," ujarnya. Dalam tatapan penuh gairah di matanya. Namun ia tahan karena berada di tempat yang tak pantas. Kami berdua akhirnya malah tertawa konyol karena sebentar lagi akan bergerak turun ke bumi.
Sebelum kami mempermalukan diri dengan yang lain, aku mencuri satu kecupan darinya dan itu membuatnya terperanjat tak percaya m
