"Satu, dua ... seratus--" ujar Mita menghitung lembaran uang yang diberikan Regan padanya.
Itu bukan bulanan sebagai istri, tapi gajinya selama bekerja di kafe dan mencuci sendok di sana. Mita tersenyum, tidak menyangka pekerjaan ringan yang dilakukannya selama sebulan menghasilkan banyak uang.
"Tahu begini, kenapa tidak dari dulu aja aku kerja di sana. Huhh! Sayang sekali, padahal jika begitu aku pasti sudah kaya," ungkap Mita kecewa.
Membuat Regan yang ternyata masih di sana menggelengkan kepala. Dia tidak habis pikir dengan Mita. Apa wanita itu masih tidak sadar dengan tempat tinggal dan semua fasilitas yang Regan berikan kepadanya.
"Terus jadi istriku kamu masih miskin?!" sarkas Regan mengingatkan.
Mita jadi tersadar. Selama ini memang dia sudah kaya tanpa harus bekerja, tapi
