"Arrrggghhh, lepas!" ujar Mita sedikit berteriak. Dia mendorong Regan dan memberontak, tapi hal itu justru semakin membuat pergerakannya terkunci. Blam! Regan menyeret Mita masuk ke dalam kamar, membanting pintunya, dan tak lupa menguncinya. Setelah melakukan hal itu, pria itu membuang kuncinya sembarang. Membuat Mita membulatkan matanya. "Mas, ughh--" tenggorokannya mendadak serak dan bibirnya terasa berat. Mita seolah sulit bicara, tapi dia terus berusaha. "Jangan ma--cam-ma--cam!" "Sssttt!" Regan mengulurkan telunjuknya menelusuri permukaan wajah Mita dengan perlahan. Menatap permukaan bibir yang membuatnya semakin tidak bisa mengendalikan diri. Sudah lama tidak melakukannya, Regan duda, dan kenyataan itu membuatnya sulit. "Ma--s ... to--long jangan seperti ini!" Saat di