Bab 2 Regan punya anak

1027 Words
'Ternyata dia sekaya ini! Rumah besar dan mewah!' batin Mita mengagumi pemandangan dihadapannya. Saat ini, dia sedang menyeret kopernya berjalan menelusuri rumah, mengikuti langkah pria yang dimintanya pertanggungjawaban dan sekarang Mita mendapatkannya. Mereka sudah menikah, sederhana tanpa pesta, berkat ibunya Regan. Setelah mendengar berita kehamilan, wanita paruh baya itu memaksa dan membuat anaknya tidak bisa menolak. "Mita, ini Alana putriku. Mulai sekarang Kau menjadi ibunya, jadi perhatikan dia seperti aturanku!" ujar Regan datar. Degh! Kesadaran Mita akan kekagumannya, seperti ditarik paksa dan membuatnya sedikit tersentak kaget. "Apa, ini anakmu, Kamu punya anak? Bagaimana bisa?" Mita meneguk ludahnya kasar sembari menatap sosok gadis kecil yang tiba-tiba sudah ada dihadapannya. Entah kapan dan darimana datangnya, tapi saat Regan menghentikan langkahnya, Mita mengikuti dan gadis kecil itu sudah ada di sana. "Alana, dia ibumu. Panggil dia, 'mama' mulai sekarang," lanjut Regan yang tidak memperdulikan ucapan Mita. Alana segera mengamati Mita, kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak, dia bukan mama, Ala. Dia bukan Mama Anna!!" "Alana!!" Suara Regan naik beberapa oktaf bersamaan dengan tatapan intimidasi yang segera dilakukannya pada putrinya. Dia terlihat keras sebagai sosok seorang ayah. "Jangan membantah. Anna bukan ibumu lagi, tapi perempuan dihadapanmu ini. Bersikap baiklah dan menurut, Alana!!" bentak Regan dengan kasar. Mita kembali dibuat terkejut memperhatikan interaksi ayah-anak itu, tidak seperti pada umumnya. Regan seperti bukan ayahnya anak itu, sebab terlalu tega. 'Sial. Bagaimana bisa Aku melewatkan hal ini. Dia sudah pernah menikah dan punya anak!' ringis Mita membatin dan memikirkan nasibnya. Padahal baru saja bersorak, lantaran berhasil membuat Regan menikah dengannya, tapi sekarang Mita sedikit menyesal. Ini di luar rencananya dan tak mengetahui fakta itu sebelumnya. "Ayo, panggil dia 'Mama!!' lakukan Alana!" perintah Regan dengan tegas. Alana masih bersikeras membuat Regan mengepalkan tangannya erat. Dia paling tidak suka dibantah sekalipun itu dilakukan oleh gadis kecil seperti Alana yang merupakan darah dagingnya. "Alana cuma punya mama Anna dan sekarang Ala ingin ketemu mama!" Regan gusar dan berdecak kesal. "Pergilah!! Kau pikir, Aku perduli. Sana temui ibumu jal*ng itu dan jangan pernah kembali ke rumah ini!" Mita syok dan sepertinya sekarang dia tidak punya waktu memikirkan masalah Regan yang punya anak, sebab dia segera kasihan pada gadis kecil yang dibentak oleh ayahnya sendiri. Wajahnya murung dan menunduk menyimpan rasa takut. "Tidak usah memaksanya, Aku tak keberatan jika dia tidak mau," jelas Mita. "Aku yang keberatan!" geram Regan menegaskan. Mita bingung dan mengerutkan dahinya heran. Regan enggan menikahinya, tapi setelah menikah anehnya dia bersikeras memaksa Alana mengakui Mita sebagai ibunya. "Ini cuma masalah panggilan, apanya yang harus keberatan. Dia tidak terbiasa," jelas Mita. "Urus anak tidak tahu diri ini, tapi jika Kau tidak suka buang saja!" ujar Regan tak memperdulikan ucapan Mita, lalu pergi begitu saja. Mita meneguk ludahnya kasar sembari mengusap perutnya. 'Fiuh!! Huhh, untung saja tidak ada anak di sini. Aku tidak hamil, atau jika tidak dan Aku benar-benar hamil, bagaimana nasib anakku nanti mempunyai ayah sepertinya?.' "Ma--ma!" Degh! Tiba-tiba saja gadis kecil itu memanggilnya demikian. Membuat Mita kaget, sekaligus heran. Bagaimana bisa anak itu secepat itu berubah pikiran. "Apa papa sangat marah padaku, tolong bujuk papa supaya tidak mengusirku. Ala janji tidak akan ketemu mama Anna lagi," cicit gadis kecil itu dengan penuh harap. Ternyata Alana merasa terancam dan takut jika beneran diusir oleh Regan. Dia tak punya pilihan dan terpaksa melakukan perintah ayahnya. "Ala menyesal, Ala janji akan menurut memanggil mama mulai sekarang. Tolong bujuk papa, Mama." ***** "Akhirnya bisa bersantai juga. Capek, fiuh!!" Mita merebahkan tubuhnya berbaring di atas tempat tidur yang ada di kamarnya sendiri. Tidak dengan Regan, karena kamar mereka memang terpisah, dan Mita sepertinya sangat bersyukur atas hal itu. Namun Mita tidak bisa terpejam, meskipun sangat lelah. Sehingga wanita itupun meraih handphone miliknya dan membuka media sosial untuk menghilangkan bosan, sembari berharap hal itu menciptakan kantuk. Brugh! Tiba-tiba saja Mita melempar asal bantalnya dan benda lain yang bisa diraihnya. Gadis itu segera berbinar sedih sembari mengigit bibirnya pelan. Ternyata dia menemukan postingan yang membuat perasaannya tertekan. "Kita baru seminggu putus Leo, tapi bagaimana bisa sekarang Kamu sudah sangat terang-terangan?!" ujar Mita menatap nanar pada postingan mantan pacarnya. Itu adalah kemesraan yang ditunjukkan di muka umum dan Mita sangat sedih menatapnya. Hatinya seperti terbelah dua dan nafasnya terasa sesak. Mereka putus tanpa kejelasan dan Leo bosan serta berkata punya wanita lain. 'Kau itu cuma cewek udik yang tidak tahu diri. Aku sudah memberimu banyak kasih sayang dan juga uang, tapi sekedar disentuh saja, Kamu tidak mau. Selalu saja beralasan Kita harus menikah dahulu. Cih! Kau pikir Aku sudi menikahi perempuan sepertimu?!" Mita terbayang ucapan Leo, dan meremas telapak tangannya. Saat itu, dia yang putus asa bahkan hampir menyerahkan dirinya pada Leo. Anehnya, Leo malah menolaknya. 'Sekalipun Kau telanj*ng, Aku sudah tidak berselera denganmu. Lihatlah dad* ratamu, apa Kau pikir bisa sebanding dengan wanita baruku?!' Reflek ucapan Leo yang terngiang dalam kepalanya, membuat Mita menatap dalam pada wanita di postingan Leo mantan kekasihnya itu. Air matanya segera jatuh dan terisak sedih. Benar saja, Mita memang tak sebanding dengan wanita itu. Dia sangat seksi bahkan walau cuma di foto. Beda jauh dengan Mita yang bahkan dikatai dad* rata oleh Leo. "Kenapa harus seperti ini? Kamu yang bagaikan malaikat, ternyata tak lebih dari bajing*n. Keterlaluan! Aku bersumpah akan membalasmu Leo! Aku akan membuatmu menyesal!" geram Mita dalam kegilaannya. Hati yang hancur membuatnya tidak bisa mengontrol diri dan terlalu berambisi. Sehingga melakukan apa saja untuk membalasnya. Sementara itu, Regan sedang di ruang kerjanya. Asisten pribadinya baru saja mengirimnya sebuah berkas dan Regan membukanya. Matanya sedikit membulat, lantaran tiba-tiba saja kaget dengan sesuatu yang dibacanya. Tak lama, sebab kekagetan itu segera berubah dengan seringai aneh. "Kau akan habis setelah ini Leo, Aku akan menghancurkanmu seperti ibumu melakukannya pada ibuku!" geram Regan. "Aku tidak menyangka, ternyata takdir sangat mendukungku untuk membalas perbuatanmu. Ah, ternyata gadis yang kutiduri dan baru kunikahi itu adalah kekasihmu? Menarik, bagaimana jika kau tahu kami sudah menikah?!" lanjut Regan tersenyum devil. Sekian tahun bertahan dan menyaksikan penderitaan ibunya. Sebentar lagi, dia akhirnya merasa bisa membalas dendam untuk ibunya. Penghianatan sang ayah yang berselingkuh dan bahkan sampai menikah lalu memiliki anak yaitu Leo saudara tirinya. "Aku akan pastikan Kalian hidup seperti di neraka bersama tua bangka itu!" geram Regan dengan wajah merah yang terlihat gusar. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD