16. Keributan Di Kediaman Keluarga Kim

1283 Words
“Yeobo!” Song Tae Eul bersimpuh di depan kaki suaminya. Mengatupkan kedua tangan dan memelas ampun. “Kumohon maafkanlah putra kita. Beri dia satu kesempatan.” Wanita itu menunduk dan membiarkan air mata berderai membasahi pipinya. Kedua tangannya bergetar memegang kaki Kim Seo Dam. Tangisan Song Tae Eul terdengar nelangsa membuat kedua anaknya yang berdiri di depan pintu ikut berderai air mata. Namun, Kim Seo Dam tak ingin mendengarkan apa pun. Hatinya perlahan membeku. Amarah telah menguasai pikirannya. Memikirkan betapa memalukan perbuatan putranya. Tak peduli apa yang dikatakan Kim Seo Hyung. Sekalipun putranya terus saja berucap jika ia tidak bersalah. Namun, kenyataannya semua bukti yang ia terima telah dengan gamblang menunjukkan jika Kim Seo Hyung telah melakukan tindakan pelecehan. “Kumohon ... kau sudah memisahkan aku dan putraku selama sepuluh tahun, jangan lagi pisahkan kami. Kumohon.” Sementara Song Tae Eul memohon agar Kim Seo Dam memaafkan putranya, tiba-tiba saja asisten pribadi Kim Seo Dam masuk. Lelaki itu bagai tak menghiraukan keberadaan Kim Seo Hyung dan Kim Sun Yi yang berdiri di depan pintu kamar. “Tuan besar.” Suara maskulin itu terdengar tegas. Jerome membungkuk selama beberapa detik sebelum meneruskan ucapannya, “semua telah siap, Tuan.” Seketika bola mata Song Tae Eul terbelalak. “Tidak!” Wanita itu bangkit. Sekilas menoleh ke belakang lalu kembali menatap suaminya dengan pandangan nyalang. “aku tidak akan mengizinkannya!” bentak Song Tae Eul. Betapa pun raut wajah Song Tae Eul terlihat memelas sekaligus marah, tetapi semua itu tak sanggup mematahkan niat Kim Seo Dam. “Bawa dia pergi,” ucap lelaki itu lalu kembali memutar tubuhnya menghadap jendela. Jerome membungkuk setengah badan lalu berucap, “Segera dilaksanakan, Tuan besar.” Maka ketika tubuh Jerome berdiri tegap, ia langsung memutar tubuh dan meninggalkan tempat tersebut. “Tidak!” teriak Song Tae Eul. “sekali kau menyentuh putraku, aku bersumpah akan melakukan apa pun termasuk membunuhmu.” “SONG TAE EUL!” Teriakan itu membuat Kim Seo Hyung dan adiknya terperanjat. Di saat bersamaan, keduanya melihat tubuh tinggi tegap Jerome yang baru saja melewati pintu. Song Tae Eul berbalik. “Jika kau mengusir putraku, maka aku akan pergi bersamanya,” ucap Song Tae Eul dengan wajah nanar. Kim Soe Dam mendekat dengan cepat dan langsung mengayunkan tangannya. Bunyi yang timbul akibat perbuatan tangannya langsung membuat Kim Seo Hyung bertindak. Ia menerobos tubuh Jerome dan ketika ia masuk, manik mata Kim Seo Hyung langsung terbuka lebar. “Ibu!” Lelaki itu berlari menghampiri ibunya. Samar terdiar suara tangis yang berusaha diredam oleh Song Tae Eul. Wanita itu menunduk sambil memegang pipinya, sementara telinganya berdengung pening. Melihat kondisi ibunya membuat Kim Seo Hyung mendongak. Wajahnya bergetar, sementara matanya memberikan tatapan nyalang kepada sang ayah. “Kau benar-benar kejam!” desis Seo Hyung. Namun, Kim Seo Dam telah sepenuhnya berubah seperti monster. Dengan wajah bergetar, ia mendecih sinis. “JEROME!” teriak lelaki itu. “Ya, Tuan besar!” Jerome menyahut dengan cepat. “Bawa pria ini keluar dari rumahku.” Jerome mengangguk mantap sebelum berucap, “Siap, Tuan!” Mendengar langkah kaki Jerome membuat Song Tae Eul mendongak. Matanya semakin lebar. Ia menggelengkan kepala lalu dengan cepat meraih lengan Kim Seo Hyung. “Tidak, tidak. Kau tidak boleh!” “Maaf, Nyonya.” Jerome memegang lengan kanan Seo Hyung dan menariknya menjauh. Song Tae Eul memandang wajah putranya dengan mata nanar. Bibirnya bergetar, tak sanggup berucap selain kepalanya yang terus bergerak menggeleng. “Tidak, kumohon ....” Kim Seo Hyung juga tidak bisa berbuat apa-apa. Serasa semua tenaganya habis hanya dengan menyaksikan keadaan sang ibu dan mendengar tangisan nelangsa darinya. Song Tae Eul tak ingin melepas tangan putranya, tetapi asisten suaminya itu terus saja menarik paksa lengan Seo Hyung. “Kakak!” Kim Sun Yi yang melihatnya ikut bertindak. Menghampiri sang kakak dan membantu ibunya menahan tubuh Seo Hyung. Melihat perbuatan suami dan putrinya, membuat Kim Seo Dam semakin meradang. Lelaki itu menggeram, lantas menarik lengan Kim Sun Yi lalu mengayunkan tangan hingga tubuh gadis remaja itu terlempar di ranjang. Kim Seo Hyung yang melihatnya lalu terbelalak. “Ayah!” bentak Seo Hyung. “PERGI!” teriak Kim Seo Dam dengan nada penuh amarah. “Tidak ....” Sementara Song Tae Eul melirih dengan gelengan kepala. “Bu, lepaskan saja,” lirih Seo Hyung. Lelaki itu tak dapat menahan air matanya lebih lama lagi. Ia telah berusaha menggigit bibir dalamnya kuat-kuat supaya jangan cairan bening ini tumpah. Namun, situasi memaksa Soe Hyung untuk pasrah dan menerima apa pun yang diperintahkan ayahnya. “Seo Hyung ....” Mulut Song Tae Eul terbuka. Ia menangis sambil menutup mata. Tubuhnya perlahan-lahan membungkuk ketika tenaganya semakin habis. Akhirnya wanita itu tersungkur di lantai dan ia pun menyerah. “Kakak ....” Kim Sun Yi juga merasa semua usahanya akan sia-sia. Sang ayah adalah monster paling menyeramkan dan ia hanya iota yang tak dapat dibandingkan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Kim Seo Dam. Maka kedua wanita itu pun hanya bisa menangisi kepergian sang kakak. Pemuda Kim itu sudah pasrah. Ini kali keduanya ia dibuang oleh sang ayah. Berbeda dari sepuluh tahun yang lalu, ia ke Amerika untuk menimba ilmu, tetapi sekarang ia ke Amerika karena dibuang. Walaupun pernah berpikir untuk melarikan diri ke Amerika dan menghindar dari kekangan sang ayah, tetapi Kim Seo Hyung benar-benar tidak menyangka jika Kim Seo Dam akan tega mengusirnya. Terlebih, ketika menyaksikan bagaimana ibu dan adiknya turut menjadi amukan Kim Seo Dam, semua yang ada di depan matanya membuat Kim Seo Hyung semakin tidak punya pilihan. “Ibu ....” Lelaki itu hanya dapat melirih dan memandang ibunya, tetapi kedua kaki terus bergerak meninggalkan rumah besar tersebut. *** Bandara Internasional, Incheon. 11.01 am _________ “Sial!” Jerome mendesis ketika melihat ratusan wartawan yang telah mengerumuni pintu masuk menuju bandara. Ia mendesah lalu mengambil walkie talkie dari dashboard. “Amankan jalur, Tuan muda harus bergegas,” titah lelaki itu. “Dilaksanakan!” ucap seorang lelaki. Ada dua mobil yang mengawal kepergian Kim Soe Hyung menuju bandara internasional Incheon. “Sial! Siapa yang memberitahu kedatangan tuan Kim pada media.” Jerome mendesis sambil meremas jemari hingga tangannya mengepal dengan kuat. Tak lama mereka tiba dengan van, ajang pemotretan di bandara pun dimulai. Para fotografer sambil terburu-buru mengeluarkan kamera lalu mendekat pada sebuah mobil yang dikawal oleh polisi. Tak jauh dari mobil rombongan Jerome. “Bos, sepertinya kerumunan wartawan tersebut bukan hanya untuk meliput kedatangan tuan muda. Terlihat dari antusias mereka, sepertinya kerumunan orang di depan sana bukan hanya para wartawan, tetapi para penggemar idola K-pop.” Jerome mengerutkan dahi lantas memutar wajah menghadap supir yang duduk di sampingnya. “Bagaimana kau tahu?” Lelaki bertubuh gempal di samping Jerome tertawa singkat. Ia menunduk hormat lalu menggaruk tengkuk. “Ah ... kebetulan anak saya penggemar K-pop, dia memberitahu bahwa salah satu boygroup Korea akan berangkat untuk melakukan tur dunia. Mungkin mereka yang berada di depan sana,” ujar lelaki itu. Jerome menghela napas dan mengembuskannya dengan kasar sambil memandang lelaki yang duduk di bangku penumpang. “Seharusnya mereka dibuatkan jalur khusus agar tidak memperlambat penumpang yang lain,” gerutu Jerome. Lelaki di sampingnya hanya tersenyum segan sambil menunduk ragu. “Bos!” Jerome menarik punggung dan mencondongkan tubuh ketika alat walkie talkie kembali mengeluarkan suara. Segera lelaki itu menekan tombol di samping alat tersebut. “Katakan.” “Ada idol K-pop di depan. Sepertinya mereka akan membuat kita lama.” Jerome mendengkus. “Aku sudah tahu,” ketusnya. Lalu ia melirik ke belakang di mana Kim Seo Hyung masih menundukkan kepala dengan wajah termenung. “Aku punya ide.” Suara itu membuat Jerome bergeming dan menatap alat di sisi kanan wajahnya. “Asalkan itu bisa mempercepat tugas kita maka katakan sekarang juga.” “Baiklah. Sebaiknya kita ....”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD