BAB 3

1907 Words
Ben lalu Menutup Pintu apartemennya, Ben lalu mendekati Lift, Ben ingin keluar sejenak menghirup udara segar. Sedangkan Skyla sudah Di dalam Apartemen Ben mencari sesuatu di Kulkas yang bisa ia makan, Jika tak begini Ben tak akan mengizinkannya masuk untuk makan. jika Ben marah itu urusan belakang dia harus mengisi perut dulu sebelum menghadapi Kemarahan Ben karena masuk ke Apartemen tanpa Izin. Skyla terkekeh Ketika dengan Lancar menipu Ben. Suara Pintu Apartemen terbuka, Skyla mendengarnya tapi tak perduli, karena ia sudah tau betul jika yang datang adalah Ben pemilik Apartemen ini, Skyla terkejut ketika melihat Herry menatapnya. "He-herry?" Skyla langsung beranjak dari duduknya. "Skyla? Ben kemana?" tanya Herry. "Aku tak tau Her, aku juga Disini karena lapar" "Ben mengizinkanmu masuk?" "Mana mungkin Ben mengizinkanku masuk" "Terus?" Herry Tersenyum. "Aku mengerjainya Her, Dia tak membukakanku Pintu, Terpaksa aku pura pura menghilang, ketika Ben membuka pintunya aku berjalan pelan di belakangnya dan masuk ke dalam Apartemennya! Ben sangat Menyebalkan, masa orang Lapar di biarin, bukankah aku adalah Tanggung jawabnya?" Rengek Skyla. Herry tertawa Lepas mendengar perkataan Skyla jika ia berhasil menipu Ben. "Apa yang kamu tertawakan Her?" Tanya suara Bariton lelaki, Skyla terkejut lalu menyelesaikan makannya, Sebelum Ben mengusirnya. "Kenapa kau tak membuka Pintu untuk Skyla, kawan?" Tanya Herry dengaN tawa lepasnya. "Membuka? Skyla?" Ben memutar bola matanya dan mendapati meja dapurnya berantakan. "Skyla? Kau-- kenapa kamu disini? Kau sedang apa? Kau membuka Pintu apartemen untuknya Her?" Ben Keheranan melihat Skyla yang sedang menikmati makan malamnya. "Aku baru saja tiba Kawan" "Jadi Skyla?" "Iya dia Menipumu" "Dasar wanita aneh" geram Ben. Skyla lalu menyelesaikan makannya dan Berjalan mendekati Ben. "Aku minta maaf Ben, lagian aku lapar, aku kan tak ada pekerjaan untuk menghasilkan Uang makan"Ucap Skyla menyesal. "Ya ampun Sky, kenapa kamu malah minta maaf? Hanya sesuap makan, kamu minta maaf?" Herry Menjadi Bingung. "Kamu kan tau Her, Ben sangat Membenciku" Sambung Skyla. "Jangan Terlalu membencinya kawan, skyla hanya Lapar dan mengambil makananmu sedikit, kau juga tak akan Bangkrut hanya karena Makanan itu, Memberi makan semua orang di 5 Negara pun juga Uangmu tak akan berkurang! Hati hati Kawan Kebencian itu bisa saja Berubah Cinta" Ucap Herry lepas. Skyla berpikir sejenak, Sekaya itukah Benedict Van Leandro? "Dasar kau, kenapa kau kemari? Apa Amira mengusirmu?" Tanya Ben yang mengabaikan Skyla. "Siapa Amira Ben?" tanya Skyla Penasaran. "Dia Pacarnya Herry" jawab Ben. "Kamu di Usir Kekasihmu Her?" Tanya Skyla. "Kau juga, kenapa terlalu banyak Tanya sih? Apa dalam sehari kau tak bisa diam?" "Kalian berdua Membuatku Makin Bingung" Ucap herry lalu merebahkan tubuhnya di Sofabed. "Aku akan pulang, terima kasih Untuk makanannya Ben" Ucap Skyla Meninggalkan Ben juga Herry. Ben Menggeleng melihat sikap wanita Hilang Ingatan Itu. "Kau di Usir Amira?" Tanya Ben dengan membuka Sekaleng minuman yang barusan ia ambil di Kulkas, Lalu duduk di Hadapan Herry yang sedang Terbaring. "Aku malas Pulang, kawan" "Ada apa? Kau menemukan Wanita lain?" "Mana berani aku bersama wanita lain, Apa kau mau melihatku Terbunuh di tangan amira?" "Terus?" "Aku hanya bosan jika harus Pulang dan bersama Amira, aku hanya Ingin menikmati waktuku sendiri" Beberapa menit kemudian Suara bel Pintu terdengar, Gendoran Pintu pun beberapa kali terdengar. "Siapa yang mengganggu malam malam?" Ucap Ben kesal Ketika melihat Layar Ternyata Skyla. Ada apa lagi dengan wanita aneh ini. Ben lalu membuka Pintu Apartemennya "Ada apa lagi?" "Gawat Ben, sangat gawat" ucap Skyla Panik. "Ada apa?" Ben bingung. "Aku lupa telah mengganti Nomor Pasword Apartemenmu dan Aku Lupa paswordnya" Ucap Skyla Gugup, karena Sudah Pasti Ben sangat marah. "Aku sudah membiarkanmu tinggal di Apartemenku dan dengan beraninya kau mengubah Password Apartemenku? Dasar wanita tak tau diri" Ucap Ben sembaRi Berjalan melewati Skyla dan Menuju Kamar sebelah. "Maafkan aku Ben, aku hanya kesal" Ben beberapa kali menekan tombol angka tapi tetap saja gagal. "Apa apaan ini, aku berusaha membuka Pintu Ini sedangkan kau yang membuat Passwordnya" Ucap Ben kesal. "Ada apa Ben, Skyla?" "Wanita aneh ini, mengubah Password Apartemenku dan sekarang dia sudah lupa, Apa kepalanya separah Itu sampai Lupa dengan apa yang Telah dia Buat sendiri" "Come On Ben, Itu kan bisa di urus" "Iya bisa di urus, Tapi dia mau tidur di mana sekarang? Jangan harap aku akan memberikan tempat Untuknya" Ben kesal sembari menatap Skyla kesal. "Hari ini saja Ben, biarkan dia tidur, Di Apartemenmu kan masih ada 2 kamar, aku bisa tidur di Sofabed" Ucap Herry. "Dasar wanita aneh" Ucap Ben kesal sembari melangkah kembali ke Apartemennya. "Masuklah Sky, Kamu tak Mungkin tidur di luar, abaikan saja dia" Ucap Herry mencoba Membuat Skyla tak merasa bersalah. "Aku tidak apa apa Herry" "Masuklah Sky" Ucap Herry sembari menggenggam tangan Skyla agar Skyla mau masuk dengannya. Di detik kemudian Suara sangar dari seorang wanita Terdengar. "Herry Albison" Panggil Suara seorang wanita. Herry berbalik dan Amira melihat Herry menggenggam tangan wanita lain Hendak masuk ke Apartemen sedangkan setau Amira Itu bukan Apartemen Ben, Hal itu membuatnya Marah besar dan Kesal. "Apa yang kau lakukan disini Herry bersama w***********g ini" Tanya Amira Kesal dengan Menatap Kesal pada Skyla. Skyla mengangkat sebelah alisnya keheranan. "Apa? Jalang? Jangan sembarangan Mengatai orang" Skyla hendak Menghampiri Amira untuk membuat Perhitungan karena telah berani menyebutnya Jalang. Dengan cepat Herry mencegah Amira untuk tidak membuat masalah dengan Skyla. "Stop sayang, Kamu salah Paham" Ucap Herry. "Salah Paham bagaimana? Kau jelas jelas ketahuan menggenggam tangan Jalang ini dan Hendak masuk ke dalam apartemen lain" ujar Amira kesal. "Ada apa ini? Kenapa kalian sangat Ribut?" Tanya Ben. Herry menghela nafas panjang karena lega melihat Ben keluar daRi Apartemen. "Ben, aku mau tanya, siapa wanita ini?" Tanya Amira tanpa basa basi. "Dia Orang Hilang, ada apa?" Ucap Ben. Skyla memutar bola matanya kesal mendengar jawAban Ben. "Orang hilang?" "Kita masuk di dalam dulu sayang, aku akan menjelaskannya" Ucap Herry Sembari menggenggam tangan Kekasihnya hendak masuk ke Apartemen. "Apartemen siapa ini? bukankah apartemen Ben ada di sebelah?" Tanya Amira. "Kamu kan tau apartemen ini milik Siapa, Jadi dia Yang memiliki semua kamar ini" Ucap Herry. Skyla Menyeringai. *** Di Mansions Miranda melaporkan segala perbuatan Ben kepada Lucas suaminya, Tentang bagaimana Ben memperlakukannya, Hal itu membuatnya Tak bisa terima dengan sikap Ben, apalagi harus melakukan ini di depan jedar, sama halnya Miranda tak Punya harga diri. "Sayang, Apa kau tak bisa menegur Ben?" Tanya Miranda. "Jangan kekanak kanakkan" ucap Lucas tak Perduli. "Selalu saja kamu membedakanku dengan Ben juga Istri pertamamu itu, Aku juga Istrimu sayang" Ucap Miranda langsung. "Kamu kan sudah tau bagaimana sikap Ben kepadamu, kenapa kau harus kesana? Sedangkan kau sudah tau jelas dia tak akan menerimamu" Ujar Lucas. "Jadi kau tak akan menegurnya?" Tanya Miranda lagi. "Untuk apa Menegurnya? Jangan Mulai Miranda" Ucap Lucas. Miranda hanya bisa menelan ludahnya, Karena suaminya sendiri pun tak perduli padanya, Kenapa harus perduli? Bukankah Miranda sendiri yang salah? Telah memberanikan dirinya sendiri unruk menemui Ben, sedangkan dia sudah tau Bagaimana sikap Ben padanya. Suara Ketukan pintu Terdengar. Thomas masuk kedalam Kamar Kedua orang Tuanya "Ada apa Tom?" Tanya Lucas. "Ada yang ingin ku bicarakan pada daddy" Ucap Thomas. "Ada apa?" Tanya Lucas. Thomas lalu duduk di Hadapan AyaH dan Juga Ibunya. Thomas adalah anak Miranda, Bukan hasil pernikahannya dengan Lucas, Anak kandung Lucas hanya Bianca dan Ben. Thomas sepertinya memiliki maksud lain, Ia senang dan Sangat Bahagia ketika tau Ibunya akan menikah dengan Pebisnis Dunia Keluarga Leandro. "Dad, apa daddy Ingat Bisnis Raksasa yang Pernah Aku Tawarkan pada Daddy?" tanya Thomas. "Bisnis di New York?" Tanya Lucas. "Benar dad, Seseorang menelfonku, mereka kembali Menarik investor asing untuk bekerja sama dalam mengerjakan proyek besar mereka" Ucap Thomas menjelaskan. "Bukankah Perusahaan Benedict juga Melakukan Investasi Pada Perusahaan itu?" Tanya Lucas. Wajah Miranda Kesal mendengar Nama Ben anak Tirinya. "Benar dad, Aku ingin memberikan Proposal pada Perusahaan Tersebut, Jika Daddy mengizinkan, Itu akan sangat Bagus untuk perusahaan kitA" Ucap Thomas. "Kamu berniat Menyaingi Ben?" Tanya Lucas lagi. "Kenapa aku harus menyainginya? Bukankah Perusahaan yang Di pimpin Ben sekarang adalah Perusahaan daddy Juga?" ujar Thomas sedikit melenceng. "Lakukan saja apa yang ingin kamu Lakukan" Ucap Lucas. "Jadi Daddy mengizinkan?" Lucas mengangguk menyetujui. "Tunjukan Dedikasimu pada Daddy dalam mengerjakan Pekerjaan ini" Ucap Lucas. Miranda memberikan Kode Kepada Thomas Putranya. "Aku akan ke Kamar Consina" Ucap Lucas beranjak dari Duduknya dan Menaruh Korannya di atas Meja. "Kamu akan tidur Di kamar Consina?" Tanya Miranda kesal. "Iya, aku Pusing mendengar Keluhanmu terus menerus pada Ben, entah kebodohan Apa yang kamu miliki, sampai berani pergi menemuinya" Ucap Lucas meninggalkan Miranda juga Thomas. Miranda sangat kesal dan menggerutu tak jelas. "Mommy menemui Ben?" Tanya Thomas penasaran. Miranda mengangguk dengan Wajah menyesal. "OMG mom, apa Mommy Sudah tak memiliki Harga diri sampai kesana menemuinya? Sudah jelas Ben tak menyukai kita" Ucap Thomas tak percaya. "Mommy minta maaf" Ucap Miranda. "Aku juga tak menyukai Ben, bukan karena dia sudah membenci kita, tapi aku ingin mengalahkannya dalam Bisnis" Ucap Thomas dengan Menyeringai Menyeramkan. "Mommy juga berharap kamu mengalahkannya dan Berharap Kamu pewaris Satu satunya di Keluarga Leandro" "Apa Mommy mendukungku?" "Tentu saja sayang, kamu tau kan, mommy ingin menyingkirkan lalat lalat itu yang tak tau diri dari Mansions ini, Karena itu Mommy mengandalkanmu, di dalam keluarga ini hanya kamu dan Ben anak lelaki, jika kamu mengalahkan Ben, kamu pasti akan menjadi satu satunya Pewaris Tunggal dan Mommy tak akan di anggap Enteng Oleh Istri Pertama dan anak anak Daddy Mu" Ucap Miranda Dengan Senyum meremehkan. "Tenang saja Mom, aku akan Mengalahkan Ben dan membuat Daddy tak akan lagi mengakui Ben sebagai Putranya" Miranda mengangguk menyemangati Putranya. "Walaupun Kamu bukan Keturunan Leandro tapi Kamu adalah Putra Mommy, yang akan mendapatkan semuanya, Mommy tak akan rela membaginya dengan mereka" Sambung Miranda. Thomas dan Miranda lalu Tertawa kecil membayangkan kemenangan mereka. Lalat lalat kecil? Bukankah Lalat lalat itu adalah Mereka sendiri? Haha sangat Lucu. *** Ketika Lucas sedang meNgamati Laporan bisnis di Tab kesayangannya, Consina lalu naik ke ranjang dan rebahan lalu mwnutupi Tubuhnya Dengan Cover Bed Rasanya Consina sangat bahagia ketika suaminya Memilih tidur di kamarnya di Bandingkan Bersama Pelakornya. Pelakor? Hahaha nama yang sangat Bagus dan cocok. Sudah sangat lama baginya ketika melihat Suaminya terakhir kali Tidur bersamanya. "Apakah kamu tak akan beristirahat?" Tanya Consina. "Sebentar lagi sayang, Aku sedang mengamati Proposal Yang di berikan Thomas untuk Perusahaan di New York" Ucap Lucas. Sangat berbeda dengan Sikap dan Cara bicaranya pada Miranda, Lucas selalu menyebut Consina dengan sebutan sayang, sedangkan miranda tak pernah sekalipun ia Sebut sayang. Hal itu yang membuat Miranda begitu Kesal Pada Consina. "Hmm, apa Aku perlu menemanimu bekerja?" Tanya Consina. "Tak perlu, kamu beristirahat saja" Ucap Lucas Sembari membelai Rambut Istrinya. Sebenarnya Lucas sangat Mencintai Istrinya, Ia pun tak tega harus menduakannya tapi Ada satu alasan yang membuat Lucas harus menikahi Miranda, Bukan karena Consina sudah tua , jelek atau sudah tak bisa kemana mana. Jangan salah, Consina adalah Pemenang Miss A word di Tahun 70an, Bukan hanya kecantikan yang telah di Miliki Consina sejak lahir tapi Karena Prestasi Yang ia Miliki juga, Keramahan terhadap semua orang , karena Itu ia melahirkan Putra Putri yang begitu cantik dan Menawan Juga Tampan dan Berprestasi. Apalagi Lucas dan Consina sama sama masih sangat Muda. Entah, Alasan apa yang membuat Lucas menikahi Miranda. Di setiap pertemuan Lucas dengan Klien Kliennya yang dari Luar negeri, Lucas selalu bersama Istri Nya Consina, Lebih senang jika di Temani Istrinya. "Sayang, Aku sangat Merindukan putri kita, aku benar benar tak bersemangat dia tak ada di sini" Ucap Consina "Dia sedang mengejar mimpinya sayang, dia akan kembali ketika mendapatkan apa yang sudah di Mimpikannya" Ucap Lucas mencoba memberi semangat pada Istrinya. "Emm" Ucap Consina.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD