6. Deja Vu

1563 Words
Berbagai prajurit yang berjaga di istana inti kerajaan serempak membungkukkan badannya tatkala Kaisar Han menampakkan dirinya di istana inti setelah kurang lebih selama seminggu beliau tidak tampak menginjakkan kakinya di istana inti kerajaan. Aura mencekam segera saja menyergap para prajurit dan dayang istana ketika Kaisar Han berjalan dengan pongahnya melewati mereka dengan dagu terangkat. Jangan lupakan topeng tengkorak berwarna hitam putih yang kembali bertengger di wajah sang kaisar setelah beberapa hari beliau melepasnya tapi kini kembali menjadi tameng untuk menutupi wajah Kaisar Han. Kaisar Han melangkahkan kakinya tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya. Ia berjalan lurus menuju satu ruangan yang menjadi tujuannya saat ini. Hembusan angin malam yang mengibarkan jubah kebesaran Kaisar Han tampak semakin mendukung ekspresi mengerikan bagi siapa saja yang melihatnya saat ini. Ketika Kaisar Han telah berada di depan sebuah pintu yang menjadi tujuannya kini, ia menoleh pada kepala dayang Xiu Ling yang dengan sedikit tergesa menghampiri Kaisar Han guna menanyakan apa yang tengah diinginkan Kaisar Han di depan pintu Keyra pada tengah malam seperti ini. "Mohon maaf yang mulia, apakah ada suatu hal yang bisa saya lakukan untuk Kaisar Han saat ini," dayang Xiu Ling berkata seraya menunduk sopan. "Persiapkan Permaisuri Keyra untukku malam ini," perintah Kaisar Han dengan nada terlampau dingin yang seketika membuat Kepala Dayang Xiu Ling merasakan perasaan awas yang membuat sekujur tubuhnya berkeringat dingin mendapati perintah Kaisar Han. "Mengapa kau masih di sini." Kaisar Han kembali menyentak tatkala Kepala Dayang Xiu Ling tetap bergeming di tempat. "Maaf Yang Mulia hanya saja, mungkin Permaisuri Keyra saat ini tengah tertidur lelap," jawab Kepala Dayang Xiu Ling dengan takut-takut mendapati kemarahan Kaisar Han. "Kalau begitu pergilah dan jangan biarkan siapa pun berada di sekitar ruangan ini sampai aku keluar," perintah mutlak yang dikeluarkan oleh Kaisar Han sebelum membuka pahatan pintu berukiran indah yang kini telah menjadi tempat peraduan Keyra. Kemudian Kaisar Han menutupnya hingga menimbulkan decitan kecil dari pergeseran antar kayu pintu dengan engselnya. Sedangkan Kepala Dayang Xiu Ling hanya bisa harap-harap cemas mengenai apa yang akan dilakukan oleh Kaisar Han di dalam sana sebelum pergi beranjak menuruti perintah mutlak Kaisar Han. Suara pintu yang dibuka dan ditutup secara perlahan itu tak mampu membangunkan sesosok gadis yang tengah tertidur lelap menuju alam mimpinya. Bahkan suara langkah kaki pelan yang ditimbulkan oleh seseorang yang beranjak menyibak tirai kelambu yang menutupi pandangannya pada suatu objek yang terasa mengganggunya selama beberapa hari belakangan ini. Didekatinya objek tersebut secara perlahan, terus memandanginya seolah gadis yang menjadi objek tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga dan ia akan menyesal jika melewatkan pemandangan yang satu ini. Seseorang tersebut yang tak lain adalah Kaisar Han mulai beringsut naik ke atas tempat tidur dimana sosok gadis bertubuh mungil tengah terbaring manis di sana. Kaisar Han menelusupkan tangan kirinya untuk membelai lembut helaian rambut Keyra, dengan menumpu sikunya untuk menyangga tubuhnya agar tak berniat untuk membangunkannya. Matanya menelisik lebih dalam pada raut wajah cantik Keyra yang terlihat begitu damai dalam tidurnya. Sementara sebelah tangannya yang lain terangkat untuk menarik lepas topeng yang dikenakannya, mengusap wajah Keyra secara perlahan dimulai dari kening Keyra untuk menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Keyra, turun ke pelipis, menuju hidung mungil dan mancung Keyra, berlama-lama di pipi merona alami Keyra dan terus menjalar turun hingga ke leher Keyra. Tapi tak lama kemudian, tangan Kaisar Han kembali naik ke atas dan berhenti di bibir manis Keyra. Tangannya bergerak secara sensual mengusap bibir merah alami milik Keyra. Melihat bibir Keyra, mau tak mau Kaisar Han kembali mengingat rasa bibir Keyra yang begitu manis dan memabukkan. Membuat suatu gejolak asing yang begitu mengganggu dan menyenangkan disaat yang bersamaan. Hingga kini, Kaisar Han tak mampu lagi menahan segala gejolak yang ada dalam dirinya. Segala gejolak akan perasaan mendamba yang begitu kuat mampu dirasakannya pada sesosok gadis yang dijumpainya sejak pandangan pertama. Bagai dua medan kutub magnet berbeda arah yang saling tarik-menarik begitu kuat, atau hanya sebuah besi yang tak sengaja bertemu magnet hingga ia tertarik dan terjerat dalam pesonanya. Karena bagaimana pun, ia tak yakin bahwa Keyra juga memiliki ketertarikan yang sama kuat dengan dirinya. Ketertarikan untuk memiliki dan d******i yang begitu tinggi, hingga membuatnya mampu melakukan apa pun demi menjerat gadis tersebut untuk dimilikinya, seorang. Badan tegap Kaisar Han sedikit membungkuk guna menjangkau bibir tipis Keyra yang tengah menyita perhatiannya sejak tadi dengan bibirnya. Meraup segala rasa manis dan memabukkan yang sangat dirindukan dari sosok yang telah menjadi permaisurinya kini. Bagai candu yang membuat Kaisar Han tak mampu menahan diri lebih lama lagi dan masih betah berlama-lama bibirnya menempel pada bibir menggoda milik Keyra. Bibirnya perlahan bergerak mengisap bibir atas dan bawah Keyra secara lembut, tetap tak berniat membangunkan Keyra. Meresapi rasa manis dan lembut yang dirasakannya bagai candu, hingga membuatnya hilang akal. "Enggh..." terdengar lenguhan pelan dari bibir Keyra tatkala Kaisar Han tengah mencium Keyra yang tengah tertidur. Tak lama setelahnya Kaisar Han menghentikan pergerakan bibirnya yang tengah mencumbu Keyra tanpa menjauhkan bibir mereka. Sepasang manik berwarna coklat cerah secara perlahan mulai tampak dari balik kelopak mata yang tadinya tertutup. Coklat bertemu merah gelap, menimbulkan percikan tak kasat mata yang tersirat melalui tatapan. Seketika sepasang manik berwarna coklat cerah itu kini sukses membulat sempurna, pertanda rasa terkejutnya yang tak dapat ia tutupi. Ingin rasanya berteriak, tapi mulutnya seolah tersumpal oleh sesuatu yang kenyal dan basah. Menengok ke bawah dan matanya kini membeliak kaget mendapati serangan tak terduga yang dilancarkan Kaisar Han hingga posisinya kini berada tepat di bawah kukungan Kaisar Han. Belum sempat Keyra mencerna apa yang tengah terjadi, Kaisar Han segera melancarkan aksinya dengan melumat kembali bibir Keyra secara intens, membuat Keyra meronta-ronta dalam kukungan Kaisar Han yang tak sebanding tenaganya dengan Keyra hingga usahanya terasa sia-sia. Kaisar Han langsung saja mengambil tindakan cepat dengan mengukung Keyra di bawah kuasanya, menghujami Keyra dengan lumatannya yang cukup intens dan menuntut. Mengabaikan pekikan keterkejutan yang jelas terpancar dari raut muka Keyra. Kini Kaisar Han tak mampu lagi mengelak, gejolak hasrat yang terlampau besar telah mengambil alih pikirannya. Pikirannya berkabut, tatkala sepasang manik sewarna cokelat cerah itu menatapnya secara intens, untuk pertama kalinya. Gejolak hasrat yang sedari lama dipendamnya, kini seolah menggelegak keluar. Bersamaan dengan semakin intensnya ciuman yang dilancarkan Kaisar Han pada Keyra, lidahnya membelai bibir Keyra meminta akses lebih, meski tak mudah. Tak hilang akal, Kaisar Han menggigit bibir bagian bawah Keyra hingga ia memekik dan lidah Kaisar Han langsung menerobos masuk menjelajah isi mulut Keyra. Rontaan yang dilayangkan Keyra padanya semakin kuat kala ia menyadari bahwa Keyra mungkin membutuhkan pasokan oksigen, membuatnya secara tidak rela melepaskan pertautan bibir mereka. Keyra langsung menghirup udara yang ia bisa dan tak lupa segera beringsut menjauh menghindari Kaisar Han dengan tubuh bergetar, meski sia-sia karena Kaisar Han dapat menahan Keyra agar tetap berada di bawah kukungannya. "Apa yang Kaisar lakukan?" Tanya Keyra dengan napas tercekat di tenggorokan mendapati manik merah gelap milik Kaisar Han tengah menatapnya intens yang jauh lebih mengerikan dari pertemuan mereka sebelum-sebelumnya. "Apa salah jika aku mengunjungi Permaisuriku?" Pertanyaan retoris yang ditunjukkan Kaisar Han dengan mata berkilat mengerikan yang seketika membuat Keyra merasakan bahwa ini mungkin adalah akhir hidupnya. Tapi disaat seperti ini hanya raut ketakutanlah yang mendominasi wajah Keyra, bahkan air mata Keyra tampak enggan untuk sekedar keluar meski Keyra sangat ingin untuk menangis. Mendapati raut ketakutan Keyra kontan saja Kaisar Han mendecih tak suka dan langsung kembali melumat bibir Keyra secara Kasar dan menuntut. Membuat Keyra kembali gelagapan dan mencoba memberontak sebisa mungkin, meski sekali lagi sia-sia. Kaisar Han menurunkan ciumannya dari bibir menuju leher Keyra, mengendusnya secara seduktif bahkan tak jarang Kaisar Han menggigit kecil kulit leher Keyra tanpa mempedulikan rontaan mau pun perlawanan Keyra hingga menyebabkan bercak-bercak merah yang takkan hilang dalam beberapa hari. Saat itulah pertahanan Keyra runtuh, air matanya tumpah tanpa bisa dicegah. Terus mengalir seolah mewakili seluruh rasa takutnya akan sesosok yang tengah mengukungnya saat ini. Satu isakan kecil berhasil lolos dari bibir Keyra yang membengkak akibat ulah Kaisar Han. Bagai tersentak aliran listrik, tubuh Kaisar Han menegang barang sejenak. Untuk kedua kalinya ia melihat Keyra menangis, membuat kesadaran Kaisar Han tertarik kembali keluar dan tanpa menunggu waktu lama, Kaisar Han segera beranjak turun dari ranjang Keyra dan bergegas keluar tanpa sepatah kata pun. Meninggalkan Keyra yang masih terisak dengan tubuh bergetar dan penampilan yang bisa dikatakan cukup acak-acakan. Bibir membengkak dan beberapa bercak merah keunguan pada sekitaran leher juga pundak Keyra yang sangat kontras dengan kulit putih s**u Keyra dapat disimpulkan bahwa keadaan Keyra sedang tidak baik-baik saja. Seusai keluar dari kamar Keyra, Kaisar Han segera pergi dari istana inti kerajaan dengan keadaan tak jauh berbeda dengan Keyra. Hanya saja Kaisar Han lebih bisa mengontrol emosinya dengan tetap menampilkan ekspresi datar tak terbaca dan jauh lebih dingin dari sebelumnya. *** Kediaman istana kerajaan Blutenblatt kembali ricuh saat mereka kembali mendapati adanya pembantaian di kamar para selir yang tak lain dan tak bukan penyebabnya adalah Kaisar Hanover Maximilan sendiri. Bahkan Kaisar Han pagi ini sama sekali tak menunjukkan wajah menyesal atau pun berkabung sama sekali, yang ada hanya ekspresi datar dan dingin yang selalu terpasang di raut wajah tenangnya. Menyuruh beberapa prajurit untuk mengurus beberapa mayat yang teronggok tak berdaya dengan tusukan pedang tepat di d**a yang menembus jantung para selir yang menjadi korban kesadisan Kaisar Han. Ketiga mayat para selir tersebut segera dikremasi dan bahkan tak ada satu orang pun yang berani berkomentar atas tindakan Kaisar Han tersebut. Mereka lebih memilih bungkam demi keselamatan mereka, dari pada berkoar jika harus mempertaruhkan keselamatan dan nyawa mereka. Disisi lain Keyra yang mendengar hal tersebut, hanya bisa harap-harap cemas bahwa apa yang telah terjadi pada ketiga selir tersebut kemungkinan besar akan terjadi padanya juga, karena dari semua kejadian itu Keyra hanya tinggal menunggu waktu. To be continued...  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD