BAB 9

2444 Words

Asha menutup matanya ketika Rendra mencium keningnya pelan. Entah kenapa ciuman itu dapat menggetarkan tubuhnya. Perlahan air mata dari pelupuk mata yang indah milik Asha meluncur jatuh ke pipinya. "Don't cry, Sha," ucap Rendra sambil menyeka air mata di pipi Asha. Dahi mereka beradu, menempel satu sama lain. Mata mereka saling bertatapan mengisyaratkan sesuatu yang ingin mereka sampaikan. "Gue gak nangis," kata Asha tak ingin ketahuan. "Lo suka banget bohong ya." Rendra mengusap pipi Asha pelan. "Gue gak bohong." "Yes, you are." Asha memundurkan kepalanya lalu menatap ke depan melihat matahari terbenam. "Gue transparan banget ya?" "Nggak, malahan lo susah ditebak." Rendra memalingkan wajahnya menatap sunset. Asha mengangguk mengerti tanpa bertanya lagi. Matahari kini sudah sepen

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD