Cinta Karena Dendam?
“Bagaimana dengan rencanamu? Kamu tidak jatuh cinta kan pada Nona Sarena?”
“Aku akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuanku. Aku sudah membuat anak terakhir Rejal percaya kepadaku dan cinta kepadaku. Jadi, tujuan kita akan lebih muda untuk membalaskan dendam pada keluarga Fandrana.” Laki-laki dengan setelan navy menatap laki-laki yang ada dihadapannya, laki-laki itu bernama Jeffry Maxime, seorang laki-laki yang memiliki dendam pada keluarga terkemuka di negeri ini.
Sementara yang Jeffry Maxime ajak berbicara bernama Koris—teman sekaligus asistennya yang selama ini mendukungnya.
“Apa pun yang nanti akan ku lakukan, dengarkan baik-baik, nyawa atau keberhasilan salah satu akan ada ditangan kita. Aku tidak akan pernah membebaskan orang sudah menjadi target.” Jeffry menatap Koris.
“Apakah kamu yakin akan berhasil?”
“Tentu saja. Tergantung bagaimana kamu membantu.”
“Aku punya ide,” kata Koris mendekatkan diri dengan bosnya untuk berbisik.
“Apa itu?”
“Kenapa kamu tidak nikahi saja Nona Saren?”
“Tidak akan. Kenapa aku harus menikahi perempuan yang hanya aku manfaatkan?”
“Ini untuk membuat semuanya berjalan lancar.”
“Bagaimana caranya? Keluarganya pasti tidak akan setuju. Kamu tahu kan bagi keluarga Fandrana, menikah dengan sesama konglomerat adalah yang utama. Itu tradisi keluarga sialan mereka.”
“Dengan kamu menikahinya. Kamu akan mudah mendapatkan apa yang kamu inginkan. Bukankah Nona Saren punya harta? Punya warisan dan bagian?”
“Aku tidak akan melakukan itu.”
“Oke anggap saja itu plan B.”
“Niatku masuk ke rumah itu untuk menghancurkan keluarga itu. Untuk membuat satu persatu keluarga itu masuk ke neraka. Mereka sudah menghabisi semua keluargaku, jadi aku akan melakukan itu dengan mudah.”
“Kamu adalah orang kepercayaan Tuan Rejal Fandrana. Beliau pasti sangat menyukaimu karena kamu memiliki pekerjaan yang bagus, terlebih lagi kamu banyak tahu tentang pekerjaannya. Jadi, kenapa kamu yakin kalau dia tidak akan menerimamu sebagai menantunya? Apa kamu sudah mencobanya?” tanya Koris dengan tatapan serius.
“Aku yakin sekali dia tidak akan menerimaku karena menurutnya menikahkan anak-anaknya dengan rekan bisnisnya adalah yang utama. Aku sedang menyamar kan? Dia pasti menganggapku tidak punya uang dan kekuasaan, jadi apa yang harus aku banggakan didepannya? Apa ku katakan saja kalau aku anak kandung Pietro Maxime?”
“Oke ini plan B. Jika plan A gagal.”
Jeffry mengangguk, ia ingin sekali menghabisi keluarga itu pelan-pelan.
***
Malam ini adalah malam pertemuan keluarga yang dilaksanakan sebulan sekali untuk menjaga silaturahmi keluarga Fandrana. Seperti biasa yang dibahas adalah kekayaan dan kehidupan yang sempurna. Bahkan ada sesi perjodohan antara keluarga dan rekan kerja. Ketika keluarga sedang sibuk berbicara, seorang gadis bernama Sarena Cloe Fandrana, seorang gadis berusia 24 tahun itu selalu saja mencuri pandang pada laki-laki yang kini berdiri tak jauh dari meja makan.
Laki-laki itu adalah orang kepercayaan sang Ayah. Dimanapun ia pergi, selalu saja laki-laki itu ikut. Laki-laki itu bernama Jeffry Maxime. Pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata. Pria yang memiliki d**a yang tegap, rahang yang keras dan dia dingin didepan semua orang. Namun, ia tidak bisa dingin ketika disamping Sarena.
Sarena terus memandang Jeffry yang saat ini berdiri tegap.
“Semuanya, aku ke kamar kecil dulu,” kata Sarena lalu bangkit dari duduknya dan melangkahkan kaki meninggalkan keluarga besarnya.
“Kapan Sarena menikah? Bukankah terakhir kali kamu bilang akan menjodohkan Sarena dengan Giozan?” tanya seorang pria tua yang bernama Erang Fandrana—Kakek Sarena.
“Benar yang dikatakan Ayah, Sarena juga sudah berusia 24 tahun, sudah pantas menikah dengan laki-laki kaya raya yang katanya akan kamu jodohkan,” sambung Kadir Fandrana—Saudara kedua dari Rejal Fandrana—Ayah Sarena. Dia datang bersama istri dan kedua anaknya yang satu usianya remaja dan yang satu usianya sudah cukup dewasa.
Anak pertama adalah Rejal, anak kedua adalah Kadir dan anak ketiga adalah Kearina yang juga sudah menikah dan punya suami. Semua hasil perjodohan ayah mereka, Erang Frandana.
Sarena terus menunggu di dekat kamar mandi, lalu tak lama kemudian, datanglah Jeffry yang terlihat sangat tampan dan mempesona, berhasil membuat Sarena terpana oleh ketampanannya. Beberapa saat kemudian, Jeffry menarik Sarena masuk ke gudang dibawah tangga.
“Aku merindukanmu,” lirih Sarena.
“Iya, Sayang. Aku juga,” jawab Jeffry. “Kamu tahu kan jika aku dan ayahmu sudah keluar kota, susah bagi kita untuk bertemu.”
Sarena mengangguk.
Tidak ada satupun keluarga yang tahu hubungan mereka, tidak ada yang tahu bahwa Sarena mencintai Jeffry, asisten sang Ayah. Tidak ada yang tahu jika keduanya sudah menjalin kasih selama 2 tahun, karena walaupun begitu keduanya sangat jarang bertemu, jika bertemu pun mereka akan bertemu di hotel dan menikmati hari bersama.
Jika Rejal tahu hubungan putri bungsunya dan juga asistennya, kemungkinan Rejal tak akan pernah bisa membuat mereka bersama. Hal itu yang membuat Sarena takut untuk jujur pada sang Ayah.
Keluarga Fandrana adalah keluarga terkemuka di kota ini, mereka adalah keluarga bangsawan, mereka juga keluarga konglomerat yang memiliki kekayaan diatas rata-rata. Keluarga tersebut memiliki kekayaan yang menakutkan. Tak perlu disebutkan kekayaannya.
Bagi keluarga Fandrana, pilihan mereka adalah yang terbaik untuk anak-anak mereka, tidak ada satupun anggota keluarga ini yang menikah karena cinta, melainkan menikah karena bisnis.
“Kapan hubungan kita bisa publik pada keluargaku?” tanya Sarena menatap Jeffry yang saat ini bersandar dimeja bekas tak terpakai.
“Kayaknya tak bisa, Sayang,” jawab Jeffry.
“Lalu? Apa yang harus kita lakukan?”
“Untuk sementara kita seperti ini dulu ya,” kata Jeffry mengelus rambut kekasihnya itu. “Kamu tahu kan apa yang akan terjadi jika keluargamu tahu hubungan kita?”
“Sementara? Ini sudah dua tahun.”
“Aku tahu. Tapi, tidak ada yang bisa kita lakukan. Jika kamu memberitahu ayahmu, sudah pasti kita akan dipisahkan, keluargamu kan akan menikahkan kamu dengan salah satu rekan bisnis Kakekmu, jika tahu hubungan kita, mungkin ini pertemuan terakhir kita,” sambung Jeffry terus mengelus rambut perempuan yang ia cintai itu.
Hubungan mereka terjalin karena Sarena yang mencintai lebih dulu, ia mengejar cinta Jeffry, terus mendekati Jeffry dan akhirnya Jeffry luluh kepadanya. Sudah hampir 5 tahun ia menjadi orang kepercayaan Rejal, jadi mereka sering bertemu walaupun sering terpisahkan karena sang Ayah selalu ke luar kota dan tentu saja Jeffry ikut kemanapun Rejal pergi.
“Sabar ya, aku akan buktikan ke keluargamu bahwa aku pantas untuk kamu,” kata Jeffry.
“Kapan itu? Aku ingin bersama kamu tanpa ada penghalang.”
“Sayang, ini yang harus kita perjuangkan.”
Sarena mengangguk, ia menunduk sesaat dan menghela napas halus. Ia ingin sekali hidup bersama Jeffry. Tanpa ada yang menghalangi.
“Besok aku libur. Mau jalan-jalan?” tanya Jeffry.
Sarena menoleh dan senyuman diwajahnya terlihat sangat manis. “Aku mau. Tapi, Daddy?”
“Ayahmu sendiri yang mengizinkanku untuk mengambil libur dua hari.”
“Serius? Yeyy. Aku mau.” Sarena begitu bahagia. Karena saking tak pernahnya ia jalan dengan Jeffry. Karena mereka harus diam-diam.