Di vila tua Leonard. Nyonya Leonard bersandar di sofa, menyipitkan matanya sedikit. Susi memijat titik akupunktur di kepalanya dengan cermat. Nyonya Leonard tidak pernah menelepon untuk berhenti, dan Susi terus memijat dengan hati-hati. Setengah jam, satu jam, dua jam…Setelah dua jam penuh, Nyonya Leonard membuka matanya dan tampak terkejut, “Mengapa kau masih mendesak? Saya baru saja tertidur, tapi saya lupa untuk berhenti.” Susi tersenyum lembut, “Bukan apa-apa. Saya memijat ibu saya, dan saya sering menekannya selama beberapa jam. Bibi, kau terus berbaring dan aku akan menekannya lagi." Nyonya Leonard memandang Susi tidak ada keengganan di matanya. Dia menyipitkan matanya, "Kau berbakti." "Harus." Susi berkata dengan lembut, “Sebenarnya, bibi, kau sama dengan ibu bagiku. Selama aku