Inul rindu teman-teman hantunya. Saat ghibah bersama mereka adalah waktu yang sangat ditunggunya. Seru sekali mendengar celotehan mereka, walau terkadang hanya sekedar ledekan atau cemoohan. Terkurung dalam raga Menik untuk sekian lama terkadang membuatnya suntuk. Inul ingin menjadi dirinya sendiri. Hal itu bisa dilakukannya hanya bila bersama teman-teman hantunya, di peternakan hantu Malam Satu Suro. Namun masalahnya, dia takut bertemu b**o disana. Kesenangan memang sering berada di tengah ketakutan. Kini Inul percaya hal itu. Namun dia menyesalinya. Dikala Inul merindukan teman-temannya, dia tak bisa menemuinya karena ketakutannya. Ctek! Seseorang menjentikan jari di depan wajahnya. “Seratus untuk apa yang ada dalam pikiranmu!” Inul memutar bola matanya malas. “Murah sekali buah