"Mendekatiku sama saja memberikan kesempatan untuk dirimu di hujat sebagai Pelakor, Alleyah!" Dengan kuat Mas Dirga mencekal tanganku, sorot matanya yang tajam menghujamku membuatku bergidik ngeri, tapi aku sudah terlanjur basah dalam melangkah. "Selama kamu tidak keberatan dengan keberadaanku, aku sama sekali tidak peduli dengan omongan orang lain, Mas." Cengkeraman di tanganku mengendur, tanpa ada jawaban apapun Mas Dirga mengalihkan pandangannya dan melajukan mobilnya kembali ke dalam kemacetan jalan raya. Tidak ada lagi perbincangan di antara kami hanya kesunyian yang mengisi sepanjang perjalanan yang cukup lama ini. Degup jantungku menggila di balik ketenangan yang aku sembunyikan. Aku bukan seorang penggoda, menyodorkan diri kepada seseorang bukanlah keahlianku, tapi sekarang aku