Raut muka Dimas berubah menjadi aneh. “Aku ga mau pulang!” “Loh kenapa?” kening Michelle berkerut aneh. “Ya aku ga mau!” “Terus kalo kamu ga mau pulang, mau di rumah sakit aja gitu?” “Sayang. Aku pulang ke rumah pun ga ada siapa-siapa di sana. Paling sama pelayan dong. Di sini banyak suster dan dokter yang bisa nanganin aku. Kalo aku kambuh lagi kan gampang di tanganinya. Disini juga ada alat-alat yang memadai kalau seandainya terjadi apa-apa sama aku,” keluhnya. “Kamu lupa ya? Kan ada aku. Di rumah makanan kamu lebih variasi, kalo di sini kan makanan rumah sakit aja. Orang lain yang sakit aja pada pengen pulang. Kamu kok malah sebaliknya ga mau pulang,” bujuk Michelle. “Ya udah aku mau pulang,” Dimas berubah pikiran. “Nahh gitu dong. Nih makan dulu apelnya,” Dimas memakan buahny