KEHAMILAN TATIANA

1072 Words
Tidak terasa sudah 3 bulan Tatiana menjadi istri Hans. Segala apa yang menjadi kebutuhan nya selalu terpenuhi. Setiap bulan, tanpa diminta Hans selalu mentransfer uang ke rekening nya dalam jumlah yang cukup besar. Tatiana juga melihat perusahaan ayahnya kembali bangkit dan maju. Ia juga melihat adik- adiknya begitu gembira dan bahagia. Melihat itu semua, Tatiana mulai belajar untuk mengikhlaskan segalanya. Hans tidak setiap malam tidur di kamar Tatiana. Hanya dua kali dalam seminggu. Dan, Wihelmina pun tidak memperlihatkan kecemburuan sama sekali. Jika mereka sedang berkumpul bersama di meja makan, terkadang Wihelmina bertanya tentang kegiatan Tatiana di kampus. Wihelmina bersikap seperti seorang ibu kepada putrinya bagi Tatiana. Terkadang, Wihelmina mengajak Tatiana untuk berbelanja kebutuhan rumah. Atau kadang mengajak nya ke salon, spa bahkan pernah mengajaknya ikut arisa sosialita bersama teman- teman Wihelmina yang lain. Tatiana merasa sedikit terhibur dengan perlakuan Wihelmina yang ia terima. Dan, pagi itu entah mengapa kepala Tatiana terasa begitu pusing. Ia bahkan merasa tidak sanggup untuk bangkit dari ranjangnya. Sejak subuh ia merasa mual dan beberapa kali muntah- muntah. Tentu saja Hans dan Wihelmina merasa heran, karena Tatiana tidak turun untuk sarapan bersama seperti biasanya. "Ibu Tatiana kemana, mbak Ayu?" Tanya Hans. "Tadi, ibu minta di antarkan teh hangat ke kamarnya. Katanya beliau merasa tidak enak badan. Saya lihat wajahnya juga pucat, pak, bu." Jawab Ayu. Hans dan Wihelmina saling berpandangan penuh arti. "Biar aku saja yang melihatnya sebentar,atau kau mau melihat nya juga?" Tanya Wihelmina. Hans menggeleng, "Kau saja, sayang. Aku harus segera ke kantor. Hari ini ada beberapa meeting. Dan juga hari ini aku harus mengirimkan laporan ke Thailand." Wihelmina mengangguk, ia tau jika Hans sudah menyebutkan'Thailand' artinya dia harus segera memberikan laporan kepada komisaris besar, yaitu ayah Wihelmina. Wihelmina mengecup pipi Hans sekilas sebelum ia melangkah ke langai atas untuk menemui Tatiana. Hooooek hoooeeeek Tepat saat Wihelmina membuka pintu kamar Tatiana gadis itu tengah muntah- muntah di kamar mandi. Wihelmina segera membantunya. "Kau sakit, Tia?" Tanyanya. "Aa...aku tidak tau kak. Rasanya sejak semalam semua yang aku makan ingin aku muntahkan. Aku pikir aku masuk angin, jadi semalam aku hanya minum obat untuk masuk angin. Tapi, sampai pagi ini aku merasa makin sakit. Dan tubuhku lemah sekali," ujar Tatiana. Wihelmina lalu membimbing langkah Tatiana menuju ke ranjangnya. "Kapan terakhir kali kau datang bulan?" Tanya Wihelmina kembali. Tatiana tersentak mendengar pertanyaan Wihelmina. Datang bulan? Ah, ya....bukankah sudah 2 bulan ini ia tidak datang bulan. Apakah ini artinya dia.....dia.... "Seee..... sepertinya sudah 2 bulan ini aku tidak datang bulan, kak" jawab Tatiana. Wihelmina langsung tersenyum bahagia. "Ah, kalau begitu kau tunggu sebentar di sini ya. Aku akan segera memanggil dokter keluarga. Tapi, sebelumya kita harus mnegeceknya terlebih dahulu." Wihelmina bergegas keluar kamar dan kembali sambil membawa beberapa testpack dengan merek yang berbeda. "Ayo, sekarang kau tes dulu. Kau belum makan apapun juga kan pagi ini?Nah, sekarang kau coba dulu, semuanya ya." Kata Wihelmina sambil memberikan semua tespack itu. Ia lalu membantu Tatiana untuk bangkit dan melangkah ke kamar mandi. Wihelmina sangat bahagia. Ia sudah lama menanti- nantikan moment bahagia ini. Jika Tatiana hamil, ia akan segera memomong bayi. Ah, betapa bahagianya. Agak lama Tatiana berada di kamar mandi. Ia melihat dengan hati - hati satu persatu hasil tespacknya. Dan, dari ke 5 tespack yang ia pegang semuanya menunjukkan garis 2. Artinya dia positif hamil. Perlahan air mata Tatiana menetes. Ia merasa begitu perih. Usianya baru menjelang 19 tahun dan dia kini hamil. Bahkan ia harus mengandung benih dari orang yang sama sekali tidak ia cintai. Selama beberapa saat Tatiana menumpahkan tangisnya di dalam kamar mandi sampai terdengar suara Wihelmina yang khawatir mengetuk pintu kamar mandinya. Tatiana bergegas menghapus air matanya. Ia pun segera membuka pintu dan melangkah keluar dari kamar mandi. "Bagaimana hasilnya , Tatia? Coba, biar aku lihat..." Tatiana menyerahkan tespacknya kepada Wihelmina. Dan saat melihat hasilnya, senyum Wihelmina langsung berkembang. Ia langsung memeluk dan menciumi Tatiana. "Aaaah, terimakasih Tatiana sayang. Ayo, sekarang berbaringlah saja. Aku akan mengajukan cuti kuliah dulu untukmu sampai kamu melahirkan nanti. Kamu tidak usah kuliah dulu. Aku tidak mau kamu cape atau stress dengan pelajaranmu. Aku sudah menelpon dokter dan dia dalam perjalanan kemari. Pokoknya kamu harus rawat baik- baik bayi dalam kandungan mu. Dan juga makan makanan yang bergizi. Aku akan menyuruh Ayu dan Dewi membuatkan makanan. Kau mau makan apa? Jangan katakan tidak ingin apapun. Bayi dalam kandunganmu harus makan. Bagaimana jika salad buah? Kau mau?" Cerocos Wihelmina. Ya, dia begitu bersemangat sekali. Bertahun-tahun ia memimpikan dirinya menggendong bayi,dan segera impiannya akan terwujud. Tanpa menunggu jawaban Tatiana, Wihelmina langsung memberikan perintah kepada Ayu dan Dewi untuk membuat kan salad buah dan membawakannya ke kamar Tatiana. Tak lupa ia juga menyuruh Ayu membawakan segelas jeruk dan s**u juga sandwich untuk Tatiana. "Banyak sekali kak, aku belum tentu sanggup menghabiskannya," kata Tatiana. Wihelmina hanya tersenyum. "Kau harus makan banyak Tatia. Supaya bayi dalam kandunganmu tumbuh sehat dan kuat. Hmmm, semoga saja lelaki. Hans pasti akan sangat senang jika ia mendapatkan bayi lelaki. Kami akan memiliki seorang penerus generasi." Wihelmina mengecup kening Tatiana lalu mengelus- elus perut Tatiana yang masih datar tentunya. Tak lama kemudian pintu kamar di ketuk. Ternyata Ayu yang datang membawakan makanan, dan juga dokter Heri. Dokter Heri adalah dokter keluarga mereka. Kapan pun Hans atau Wihelmina yang memanggil maka dokter separuh baya yang masih terlihat gagah dan tampan itu akan datang. "Hai apa kabarmu, dok?" Sapa Wihelmina. "Baik, bagaimana denganmu. Tampaknya kau sehat- sehat saja Mina?" Jawab dokter Heri. Wihelmina tertawa kecil, "Bukan aku yang sakit, tapi nyonya kecil di rumah ini. Tolong periksa dia dok. Tadi, kami baru saja melakukan tes kehamilan, dan alat- alat ini memang menunjukkan bahwa dia hamil. Tapi, aku belum puas jika kau belum memeriksanya." Kata Wihelmina. Heri tertawa kecil. Ia pun segera melangkah mendekati Tatiana. Lalu mulai memeriksa Tatiana, mulai dari denyut nadi dan lainnya. "Bagaimana, Dok?" Tanya Wihelmina tidak sabar. Dokter Heri tertawa kecil sambil menyudahi pemeriksaan nya. "Kandungannya baru memasuki 8 minggu. Dan, aku sarankan kau bawa dia untuk USG nanti Mina. Aku akan membuatkan resep vitamin untuk menguatkan kandungannya juga supaya ibu dan bayinya sehat. Usia ibunya masih sangat muda sekali. Masih sangat rentan. Sebaiknya jangan sampai dia cape atau stress ya." Kata dokter Heri sambil menuliskan resep dan memberikan nya kepada Wihelmina. "Baik, aku mengerti. Terimakasih banyak." "Aku pamit dulu ya. Aku harus segera ke rumah sakit." "Baiklah, maaf aku tidak bisa mengantarmu ke bawah ya." Dokter Heri hanya mengangguk dan ia pun segera berlalu dan menghilang di balik pintu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD