Rhea 12

1216 Words
Rhea tidak berkedip saat Adrian Russel berjalan mendekatinya. Wanita itu sadar bahwa Drian sama sekali tidak menuju dirinya, hanya numpang lewat karena gadis di belakang Rhea lah yang menjadi tujuan Drian. Sekarang dan juga nanti. “Sayangnya kamu dan dia ga akan pernah berhasil,” celetuk Rhea saat Drian benar-benar melewatinya. Rhea pun tidak mengerti kenapa tiba-tiba ia kesal karena Drian mengabaikannya. Mengingatkan Rhea pada masa lalu. Meskipun sebenarnya masa lalu adalah hal abu-abu bagi Rhea Davina Russel saat ini karena dirinya sedang berada di masa lalu. Lantas, bisakah ia menyebut semua yang pernah ia lalui dengan Adrian Russel sebagai masa depan? Karena semua itu mungkin saja tidak akan pernah terjadi atau setifaknya belum. “Lo ngomong sama gue?” tanya Adrian Russel pada Kakak-kakak yang entah kenapa bisa berada di dalam sekolah. Seingatnya Ibu kantin sekolah masih yang biasa. Atau bisa jadi kakak ini adalah anaknya Ibu kantin. “Sally, ‘kan? Ah, kamu lebih suka panggil dia Manda.” “Lo kenal pacar gue?” “Jangankan pacarmu, Drian. Orang yang selanjutnya jadi istri dan juga selingkuhan kamu pun aku tau.” Rhea melipat tangan di d**a kemudian menyebutkan apa lagi yang ia ketahui tentang Adrian Russel. Cita-cita pria itu, kebiasaannya dan beberapa hal lainnya yang ia hapal luar kepala. “Mau tau lebih banyak tentang masa depan kamu? Kita bisa atur supaya hal-hal yang ga diinginkan ga kejadian. Tidak menikah dengan perempuan yang menjadi istri kamu di masa depan misalnya,” ucap Rhea sambil melirik sinis pada Manda kesayangannya Drian yang menunggu dengan sabar di ujung sana. “Lo siapa?” Rhea tidak memberikan jawaban untuk pertanyaan barusan. Namun ia menunjuk pada Manda. “Untuk sekarang, aku tau kamu pacaran dengan Manda tanpa niat untuk menikah-” “-Siapa bilang?!” potong Adrian Russel yang benar-benar jengkel pada orang asing yang merasa seolah dirinya lebih tahu semua tentang Adrian daripada Adrian Russel sendiri. “Oh, jadi kamu bukannya yang pacar-pacaran ala remaja tapi sudah ada niat untuk nikah dengan Manda? Great! Kita bisa menghindari kamu yang buang-buang waktu dengan menikahi istri kamu itu agar kamu langsung bisa menikah dengan Manda.” “Kamu ngobrol sama siapa, Yan?” “Hai! aku Kakaknya Drian,” ucap Rhea terlalu cepat sambil mengulurkan tangannya pada Manda. “Kamu Sally Amanda, pacar kesayangannya Drian. Dia curhat banyak hal tentang kamu, Manda. Mau mampir ke rumah? Kalian belum makan, ‘kan?” Manda langsung menegakkan punggungnya saat berhadapan dengan Kakak pacar barunya. “Maaf, Kak. Drian belum sempat cerita.” Tiba-tiba Drian merasa dirinya tak kasat mata karena dua orang perempuan di depannya ini langsung akrab. Belum selesai keterkejutan Drian dengan ajakan wanita ini pada Manda untuk mampir ke rumah, yang mana pertanyaan paling penting di sini adalah rumah siapa yang dia maksud? Manda juga ikut-ikutan terjun bebas ke dalam drama dadakan dari Kakak dadakannya Adrian. Bagaimana tidak disebut Kakak dadakan karena dia baru muncul beberapa menit yang lalu dan langsung menjadi kakaknya, ya, ‘kan? Semuanya berjalan terlalu cepat. Hujan mengguyur kota sore itu dan Drian yang awalnya ingin mengajak Manda makan malah pulang ke rumahnya dengan membonceng Kakak barunya. Sementara itu Manda mengikuti mereka dari belakang dengan motor matic nya. Sampai di rumah, Kakak barunya menyuruh Drian membeli mie instan dan beberapa bahan lainnya karena katanya Manda pasti kelaparan apalagi pacar Drian itu baru saja kehujanan. Tiba-tiba jadi Kakaknya, tiba-tiba pulang ke rumah yang selama ini Drian tinggali sendiri, dan sekarang dia juga tiba-tiba perhatian sekali pada Manda. Namun kalimat sungkan Manda membuat Drian mengalah dan kembali ke toko kelontong terdekat untuk membeli bawang dan juga beberapa bungkus mie instan. “Boleh, ga, Yan? Aku disini dulu sampai hujan reda?” begitu tanya Manda padanya. Saat Drian kembali ke rumah, remaja itu mendapati dua orang perempuan tadi sudah berganti pakaian dengan kaos miliknya. Tanpa izin, lebih tepatnya. “Tunggu sampai mie-nya selesai dimasak,” ucap Rhea mengambil kantong kresek dari tangan Drian. Sementara Kakak barunya pergi ke dapur, Drian langsung mendekati Manda. “Dia ga ngapa-ngapain kamu, ‘kan?” tanya Drian yang tidak bisa berhenti untuk curiga. “Kakak kamu baik banget, tau, Yan.” “Dia-” “-Aku mau bantuin Kakak. Kamu tiduran aja. Atau mandi, terserah kamu mau ngapain.” Drian mengepalkan kedua tangannya karena Manda tidak memberinya kesempatan bicara. ‘Kakak,’ ulang remaja itu dalam hati. “Yeay.. Lihat betapa senangnya Papa kalau beliau tau anak semata wayangnya tiba-tiba punya Kakak,” ucap Drian pada dirinya sendiri. >>> “Aku bantu apa, Kak?” Rhea tidak menjawab pertanyaan Manda begitu saja. Wanita itu perlu mendisiplinkan hatinya yang selalu berontak mendengar suara Sally Amanda. Sakitnya akan hilang begitu semuanya berhasil diatur ulang, ucap Rhea membatin. Kabar baiknya, Rhea bahkan tidak akan mengingat bahwa ia pernah merasa sesakit ini karena semua ini pada akhirnya tidak pernah terjadi. Paham, 'kan maksudnya? “Lagi pula sejak awal akulah orang ketiganya,” ucap Rhea pada dirinya sendiri. Rhea juga harus mengingat bahwa kalaupun harus ada orang jahatnya di sini, orang itu adalah Drian sendiri. Jika Drian tidak jahat dia tidak akan memutuskan Manda untuk menikahi Rhea dan kemudian menjalin hubungan lagi dengan mantan pacarnya itu. “Gimana, Kak?” “Kamu temenin Drian aja di depan. Tapi jangan mau diajak masuk kamar,” ucap Rhea riang. Tidak tau saja kalimatnya itu membuat wajah Manda merah padam. Bukannya kembali pada Drian, Manda justru tidak mau meninggalkan dapur karenanya. “Gimana? Drian nyebelin ga orangnya?” tanya Rhea pada Manda yang serius sekali memotong bawang merah dan dan daun bawang. Dan begitu saja, keduanya kembali larut dalam obrolan tentang Drian ditemani oleh suara guyuran hujan. Beberapa menit kemudian setelah mie rebus untuk Rhea dan Drian dan mie goreng untuk Manda jadi, Rhea meminta Manda untuk memanggil pacarnya itu makan. Ternyata Drian benar-benar ketiduran sambil menunggu mereka memasak. Rhea masih mengikuti semua pergerakan Drian melalui ekor matanya. Bagaimana Drian mengambil tempat duduk di samping Manda, bagaimana Drian mengambil potongan tomat yang ada di piring pacarnya itu seperti yang selalu dilakukannya untuk Rhea. Yap, hal yang menyebalkan disini adalah bahwa Rhea dan Manda sama-sama membenci tomat dan sama-sama menyukai orang yang selalu memakan sayur itu untuk mereka. Menghela napasnya pelan, Rhea juga menggeleng-gelengkan kepala untuk berhenti memikirkan apa pun tentang dirinya dan Drian. Semuanya akan segera berubah. “Enak, Yan?” tanya Manda pada pacar tampannya. “Enak.” “Siapa dulu yang masak? Kakak,” kikik Manda yang jujur saja tidak bisa Rhea pahami alasannya. Rhea masih melirik Manda dengan tatapan anehnya ketika gadis itu menatapnya dan bertanya, “Oh, iya, nama Kakak siapa?” tanya nya. Membuat kunyahan Drian dan juga Rhea berhenti. Keduanya sama-sama melirik satu sama lain untuk beberapa detik sebelum Drian berdeham. “Rhea Davina,” jawab Rhea ketika Drian meraih gelasnya. “Russel,” tambah Drian. “Hah?” tanya Rhea dengan jantung berdegup kencang. Rhea Davina Russel adalah identitasnya sejak menjadi istri Adrian Russel. “Nama lo, Rhea Davina Russel, ‘kan, Kak?” Barulah Rhea mengerti apa maksud Drian. Namanya adalah Rhea Davina Russel karena dia menjadi Kakaknya Adrian Russel, bukan istrinya Adrian Russel. “Papa bakal sedih kalo tau anak perempuan satu-satunya membuang nama belakangnya,” cibir Drian pada Rhea Davina yang masih terpaku. Rhea Davina adalah nama perempuan ini, ucap Drian dalam hati. Rhea Davina, ulang Drian sekali lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD