Alarm terus berbunyi tapi dua sosok tubuh di balik selimut tebal itu masih tak bergerak, tak terganggu oleh bunyi yang memekakkan telinga. Mereka masih tampak pulas dengan napas teratur. Beberapa detik kemudian tangan di pria terulur ke arah sumber bunyi, meraba untuk mematikan suara yang mengganggu tidur mereka. Setelah itu kembali memeluk tubuh mungil di dadanya erat. Terus seperti itu sampai matahari meninggi dan sinarnya yang masuk melalui celah gorden mengenai wajah cantik yang si wanita. Mata indah itu perlahan bergerak, mengerjap beberapa kali sebelum benar-benar terbuka dengan sempurna. Vivi mengerang lirih merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Sakit yang membuat lelah. Mata bulatnya kembali terpejam sedetik, terbuka lagi di detik berikutnya. Semua ini pasti karena tadi malam merek