"Reina, lu udah balik?" Indira Carolina, perempuan berusia dua puluh lima tahun itu mengangguk manis menanggapi pertanyaan Bara. Kembali memeluk pria itu erat, menghirup aroma yang dirindukannya dalam tiga tahun terakhir. Tidak ada aroma yang paling menenangkan selain aroma parfum Bara, juga membuat berga*rah secara bersamaan. "Bara, aku kangen banget sama kamu." Reina berjingkat, mendusalkan hidungnya di leher Bara. Aroma pria itu semakin pekat menguar dari sana. "Aku kira kamu udah nggak di sini lagi." Kedua sudut bibir Bara terangkat sedikit, membentuk senyum tipis. Kalau ada perempuan yang bisa membuatnya tersenyum selain Vivi adalah Reina. Perempuan ini memiliki segala yang diinginkan pria. Wajah cantik dengan senyum yang memikat, tatapan mata yang menggoda selalu mengajak berc*nt