Bab 21

2128 Words

Keadaan kafe tidak berubah meski sudah beberapa hari ia tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Bara segera mengambil langkah lebar, memasuki ruangannya. Tak sabar ingin menjumpai drum kesayangan yang sudah dipindahkan ke sini pagi kemarin. "Duh, enak banget yang punya kafe, bisa nggak nengok selama dua hari." Bara hanya menoleh sekilas. Tak peduli pada sindiran Revan yang menurutnya sangat tidak penting. "Jelaslah! Itu gunanya jadi bos!" balas Bara yang membuat Revan tersedak. "Sialan!" maki.tevan kesal. "Bangke emang lu, ya, Bar! Mentang-mentang yang punya kafe...." "Gue nggak bilang gitu, ya, lu yang bilang." Bara mengedip jenaka, makin menggoda Revan yang wajahnya terlihat semakin menekuk. Bagi Bara, menggoda Revan merupakan sebuah hiburan yang tidak akan didapatkannya di mana p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD