Bagian 72 - Membuat Mace Blast Stick

1330 Words
Mereka akhirnya sampai di rumah Bia. Tapi, Kokytos dan Hebe meminta kepada Bia agar mereka beristirahat dulu sebelum mulai bekerja. Bia setuju dengan itu. Mereka beristirahat dan saat bangun, Nomos menyiapkan makanan untuk mereka. Setelah beberapa waktu berlalu, Bia pun menunjukkan ruang kerja mereka dulunya. Debu dimana-mana. Ada banyak sarang laba-laba yang menutup barang-barang Bia disana. Nomos belum datang. Jadi hanya mereka bertiga yang ada di sana. “Sangat kotor!” Kata Hebe. “Aku sepertinya terlalu lama berkelana!” Kata Bia. Bia menyusun alat-alat yang perlu mereka pakai dalam membuat Mace tersebut. Beberapa rencana telah dipersiapkan agar Mace tersebut besar dan juga kuat. Bia mengangkat kayu dari penyatuan kayu Oak dan Ash. Ia meletakkannya di meja. Saat ia mengangkat ia melihat Kokytos karena kayu tersebut bersinar emas. “Lihatlah, kayu ini bersinar!” Kata Bia. Kokytos mengelus kayu tersebut. “Ini memang kayu yang hebat.” Kata Kokytos. Ia masih kagum. Padahal yang membuat kayu itu adalah dirinya. Hebe melihat pajangan Bia yang menunjukkan s*****a-s*****a apa saja yang sudah dibuatnya. “Aku tidak menyangka kau bisa membuat s*****a dan bisa menang.” “Aku berharap tahun ini aku yang berada di tingkat teratas. Aku berharap agar kali ini, aku bisa meraihnya, lalu pensiun.” Kata Bia. “Pensiun? Jangan! Kau berbakat!” Kata Hebe. “Aku rasa umurku sudah saat nya hanya sebagai penonton. s*****a ini sebagai s*****a terkuat yang pernah diciptakan, dan yang terakhir dalam keikutsertaan sebagai pembuat senjata.” “Mendengarmu, membuatku sedih!” Kata Hebe. Bia meletakkan cairan Wurtzite Boron Nitride disana juga tapi dengan pelindung, agar tidak terjatuh. Ia memasukkannya ke dalam kaca yang lebih besar. Ia memperlakukan cairan itu dengan hati-hati karena takut tumpah. Jika itu tumpah, maka tidak ada yang bisa dilakukan lagi, karena mendapatkanya tidaklah mudah. “Aku ingin membuat s*****a ini sangat berat sehingga pukulannya sangat kuat dan memiliki efek yang besar. Tapi, tidak mungkin membuat kepala gada-nya hanya dengan cairan Wurtzite ini sesikit ini. Apa kau ada saran?” Kata Bia kepada Kokytos. “Coba aku lihat cairan itu?” Tanya Hebe yang melihat lebih dekat ke arah toples besar tempat cairan Wurtzite disimpan Bia. “Cairan ini memang sedikit!” Kata Hebe. Ia melihat mereka berdua yang sedang berpikir. “Jadi cairan ini untuk kepala mace-nya dan gabungan kayu oak dan ash untuk gagangnya?” Tanya Hebe kepada Bia. “Benar!” “Itu sangat simple. Seharusnya kita bisa melakukannya dengan cepat.” Kata Hebe. “Tapi, yang membuat s*****a ini kuat bukan besar saja, cairan yang kita punya juga sedikit. Kita perlu bahan yang kokoh bahkan saat menghantam serangan s*****a lain.” Kata Bia. “Ini akan seru, saat s*****a ini memukul peluru atau apapun yang ditembakkan padanya. Api yang besar pasti tidak akan bisa melelehkannya!” Kata Bia. “Wow, kau pasti menang kali ini!” Kata Hebe. Kokytos masih berpikir. Ia berkata tentang apa yang bisa menambah kekuatan mace tersebut. “Kita bisa mencampur Boron tersebut dengan besi padat.” Kata Kokytos tiba-tiba. Bia mendengar itu. Ia juga tidak tahu maksud dari Kokytos. Nomos datang dan menyapa mereka. Kokytos berbicara mengenai besi yang dilebur. “Bisakah sebuah besi dilebur disini?” Tanyanya. “Tentu, bisa!” Kata Nomos. Nomos dan juga Kokytos sedang melebur besi. Mereka memasak besi tersebut dalam waktu yang sangat lama. Kokytos menyuruh Bia untuk membuka toples Wurtzite Boron Nitride, agar angin masuk. Tak berapa lama, bentuk dari cairan tersebut seperti kerikil-kerikil batu sebesar ibu jari. Saat sudang membesar, Kokytos menyuruh mereka untuk menyediakan tempat yang lebih besar lagi, karena lama kelamaan batu-batu itu akan membesar hingga sekepalan tangan. Hebe dan Bia bekerja sama untuk melakukanya. Sementara Kokytos dan juga Nomos menambahkan karbon ke dalam besi yang sudah lumer itu. Karbon tersebut akan membuat besi cepat mengeras jika sudah dingin nanti. Bia mengerjakan cetakan untuk kepala mace-nya. Ia sudah menyiapkan batu besar di dalam ruangan tersebut. Ia mengambilnya sebelum keluar mencari Boron. Untuk batu-batu besar seperti itu, sangat banyak di desanya, karena semua orang memerlukan benda itu. Mereka menggunakan batu yang sangat keras dan juga besar yang dibelah secara perlahan dan membentuk bagian tengahnya dengan pahat batu. Bia dan Hebe mulai memahat hingga pada ukuran yang pas. “Kau buatkan bulatannya saja! Untuk detailnya, aku yang akan melakukannya!” Kata Bia kepada Hebe. Bia membelah batu tersebut dengan hati-hati bersama Hebe. Sedikit demi sedikit, batu tersebut dikerok hingga bagian tengahnya berbentuk seperti bola besar berdiameter 1 meter. Bia telah menyiapkan ukiran yang akan diletakkan di atas Mace. Ia mengukirnya dengan teliti sementara Hebe beristirahat. Hebe tidak bisa membantu hal tersebut. Ia melihat mereka bertiga bekerja sambil mengambil minum dan mengelap keringatnya. Bia tidak tahu cara menggabungkan kayu yang akan disambung ke kepala mace. Ia meminta saran kepada Kokytos. “Untuk menyambungkan itu, kita akan buat lobang di tengah mace lalu sebuah leburan besi akan kita masukkan ke bagian gagang yang akan menahan Mace. Bagian yang terkena besi panas itu akan melekat pasti pada kepalanya yang dibuat. Kayu tersebut perlu mengenal bahan yang akan menyatu dengannya. Makanya kita perlu memasukkan kayu tersebut ke dalam lumuran besi ini!” Kata Kokytos. Besi yang dipanaskan dengan api yang sangat panas sudah hampir selesai. Kokytos mengangkat Wurtzite Boron Nitride yang sudah mengembang. Ia mencoba mengangkatnya sendiri, tetapi tidak bisa. Ia meminta bantuan Nomos, tapi masih kurang. Hebe dan Bia pun membantu mereka. Kokytos menyusun Boron yang sudah mengeras tersebut ke dalam cetakan. Lalu ia menuang besi yang meleleh itu ke dalam cetakan yang berisi Boron yang mengeras. Mereka menutup cetakan tersebut dan menunggu hingga mengeras. “Bagian Boron yang dituang kedalam besi yang panas akan meleleh dan secara alami akan menjadi bongkahan-bongkahan kecil yang menyebar mencoba mengikat besi. Bagian besi akan mengeras dengan cepat, tapi Boron butuh waktu untuk mengeras sempurna. Kita akan menunggu sedikit lebih lama daripada yang seharusnya. Jika menyatu dengan sempurna, mace ini akan sangat kuat dan berat. Tidak ada yang bisa mengimbanginya!” Kata Kokytos. Bia yang mendengar itu sangat senang. Ia melihat pancaran mata Kokytos sewaktu mengatakannya. Ia tampak sangat keren dengan bakatnya. “Aku menjadi semakin percaya diri dengan s*****a ini!” Kata Bia setelah mendengar penjelasan Kokytos. Nomor ikut dalam pembicaraan itu. Ia meninggalkan tempat cetakan dan berkumpul bersama mereka bertiga. “Kau memang pemilih bahan yang hebat!” Kata Nomos menepuk pundak Kokytos. Kokytos yang melihat nya langsung mengambil tangannya dan menggenggamnya kuat. “Kau juga hebat!” Katanya kembali memuji. “Bagaimana dengan kayu ini?” Tanya Hebe menunjuk kayu tersebut. “Kita bisa sedikit memberikannya cairan pelindung di bagian luar kayu. Sehingga membuat kayu itu akan sangat awet.” Kata Kokytos. “Kami memilikinya. Ada cairan yang bisa membuatnya lebih kuat!” Kata Nomos. “Jangan, aku ingin membuat kayu itu tetap cemerlang, tapi menjadi kuat juga. Jika menggunakan cairan pelapis, maka kekuatannya tidak akan sampai ke dalam dan warna emas dari tangkai itu akan hilang!” Jelas Kokytos. “Jadi, apa yang bisa kita lakukan?” “Kita bisa merendamnya di dalam air. Tapi, memang waktu itu akan sangat lama.” Kata Kokytos. “Berapa lama lagi batas waktu pengiriman?” Tanya Bia kepada Nomos. “Sekitar seperempat miliar tahun lagi!” Kata Nomos. “Aku rasa itu cukup!” Ucap Kokytos. “Baiklah, aku akan pergi merendam kayu ini! Aku bisa merendamnya di sungai surga bagian ke dua. Itu tidak jauh dari sini.” Kata Nomos yang tidak ingin membuang-buang waktu. Ia langsung berjalan mengambil kayu tersebut. Bia menghentikannya. Ia mengingat sesuatu. Ia ingin gagang tersebut lebih estetik. Ia juga ingin ada sentuhan seni dari ukiran-ukiran indah tanah surga. “Apalagi?” kata Nomos berbalik melihat Bia. “Temui Fobos dan sebutkan namaku. Aku ingin agar dia membantu untuk mengukir bagian kayu tersebut sebelum direndam dalam air.” “Siapa dia?” “Kau bisa pergi ke surga bagian ke tiga. Ia adalah seorang pandai besi yang hebat. Sebutkan saja bahwa kau adalah utusanku!” Jawab Bia. Nomos pun pergi seperti yang diperintahkan Bia padanya. Ia akan mengukir kayu tersebut terlebih dahulu lalu merendamnya disungai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD