Pemilihan Pasangan

1047 Words
Riftan menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Asoka. Pria berambut emas itu menatap putri Adora tanpa kedip, sedangkan Riftan langsung menunduk hormat kepada sang putri. “Terima kasih atas sambutan tuan putri kepada saya, sungguh suatu kehormatan bagi saya diundang datang ke mari,” ucap Riftan. “Tidak masalah tuan Riftan, saya yang merasa sangat senang karena tuan Riftan bisa menyempatkan diri untuk datang memenuhi undangan saya. Mari silakan masuk,” ucap putri Adora sambil berjalan masuk ke ruangan. Riftan pun melangkah masuk tapi karena orang yang menjadi pendampingnya hanya membeku di tempatnya, ia pun menoleh ke arahnya. “Hei! Kenapa diam di situ, sikpamu juga jadi aneh? kau tertarik dengan putri mahkota?” ucap Riftan dengan menatap curiga dan hal itu membuat Asoka salah tingkah. “Ah?! Kau bicara apa? mana mungkin aku tertarik dengan tuan putri?” sanggah Asoka, wajahnya terlihat kesal. Riftan menyeringai melihat tingkah tidak biasa Asoka. “Ya, kau tidak mungkin tertarik dengan seorang wanita. Kau kan vampire yang tidak punya perasaan,” olok Riftan sambil berjalan meninggalkan Asoka. Puas sekali rasanya Riftan membalas Asoka. Sambil tersungut-sungut-sungut menahan kesal, Asoka menyusul Riftan masuk ke dalam. Suasana di dalam ruangan yang sangat luas itu ramai, orang-orang yang hadir adalah para bangsawan dari kerajaan tetangga, petinggi wilayah dan orag-orang terhormat lainnya yang raja sengaja undang untuk menyaksikan sang putri memilih pemuda yang ia sukai. Semua vampir dari berbagai kalangan hadir untuk menyaksikan upacara itu. Saat Riftan masuk muncul, orang-orang menoleh dan langsung menundukkan pandangannya dengan hormat. Mereka langsung mengetahui aura kekuatan yang sangat tinggi menyelimuti Riftan, bahkan vampir yang sama sekali tidak mengenal Riftan juga dengan alami menundukkan kepalanya. Orang-orang itu terus menunduk sampai Riftan mengangkat tangannya memberi isyarat jika penghormatan mereka sudah cukup. Mereka pun kembali bersikap seperti biasa dan berbincang dengan yang lain. Sang raja tersenyum melihat respon semua orang yang ada di dalam ruangan, Riftan memang seorang vampir yang sangat disegani di seluruh wilayah. Kehebatannya sejak berpuluh-puluh abad selalu menadi perbincangan. Tidak heran semua orang sampai segan dan hormat padanya. “Selamat datang tuan Riftan… “ sambut sang raja. Riftan membungkuk hormat begitu juga dengan Asoka. “Terima kasih yang mulia,” ucapnya sambil duduk di kursi yang telah di sediakan. Riftan mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat , saat matanya bertemu pandang dengan putri Adora, Riftan tersenyum dan menundukkan kepala sebagai tanpa penghormatan, putri Adora hanya tersipu. Tapi saat melihat banyak pemuda yang sudah membuat barisan di hadapan sang putri, kening Riftan jadi mengernyit bingung. “Kenapa para pria itu berbaris seperti itu?” Riftan berbisik ke telinga Asoka. “Sepertinya malam ini akan diadakan pemilihan pasangan jiwa untuk sang putri mahkota,” ucap Asoka. “Hmm, begitu rupanya. Baiklah, mari kita lihat siapa yang akan dipilih sang putri,” ucap Riftan sambil membenarkan duduknya. “Baiklah, karena sepertinya semua tamu sudah hadir dan sang putri sudah siap untuk memilih, sekarang matri kita mulai saja pemilihannya,” titah sang raja. Semua pemuda yang ada di ruangan itu sudah mempersiapkan diri masing-masing, mereka pun berdiri dihadapan putri Adora menunggu sang putri untuk menentukan pilihan. Ruangan seketika hening, para pemuda itu tegang dengan perasaan was-was, siapa yang akhirnya sang putri pilih? Putri Adora bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah para pria itu. sang putri tersenyum dan menundukkan kepalnya sebagai tanda sambutan hangat, Para pemuda itu pun membalas dengan hal yang sama. Tapi kemudian Putri Adora berbalik dan berdiri di hadapan para pemuda itu. “Terima kasih karena telah bersedia datang sebagain calon pendampingku. Terus terang saya merasa sangat tersanjung karena dari semua yang baginda raja undang, tidak ada satu orang pun yang tidak datang. Hal ini membuktikan bahwa kalian mencintai saya dan saya sangat berterimakasih untuk itu. Dan pada malam ini, saya akan memilih satu pria yang akan menjadi pasangan jiwaku. Aku berharap dia akan menerimaku karena sebenarnya sudah sangat lama, aku mendambanya.” Mata sang putri tiba-tiba mengarah ke Riftan. Pria itu tersentak, ia menatap ke arah Asoka dengan tatapan tegang. Asoka pun sama tegangnya. Jangan sampai putri Adora berpikir untuk memilih Riftan. Tapi Riftan semakin tegang saat putri Adora berjalan ke arahnya dengan wajah yang memerah. Ia menjadi tidak tenang ditempatnya. Tidak, jangan sampai putri mahkota memilihnya. “Tuan Riftan, aku memilihmu untuk menjadi pasanganku. Aku sangat berharap kau mengatakan iya agar jiwaku tenang.” Suara putri Adora bagia petir yang menyambar tubuh Riftan, Pria itu membeku, seketika pikirannya kosong. Ia tidak pernah menyangka kedatangannya akan berubah bencana seperti ini. Bagaiman bisa putri mahkota memilih pria yang salah. Putri itu akan menghancurkan kehidupannya sendiri, karena jika Riftan menolak maka jiwanya akan patah dan tidak akan bisa menerima pasangan untuk seumur hidupnya. Putri akan hidup menjadi wanita tanpa pasangan jiwa seumur hidupnya karena pada saat ia memilih, itu adalah takdir yang harus di jalaninya seumur hidup. Pilihannya tidak boleh berubah apa pun jawaban pria yang dipilihnya itu. Sang putri akan menjadi wanita yang diasingkan karena telah di tolak oleh pilihannya sendiri. Tapi jika Riftan menerima, maka bagiamana dengan jiwanya sendiri yang sudah terpaut erat dengan jiwa Anayya? Perasaan dan jiwa Nayya akan menjadi hancur. “Tuan Riftan…” suara putri Adora kembali mengejutkannya. Semua orang di ruangan itu terdiam, suasana menjadi sangat tegang. Sang raja menatap Riftan dengan harapan Riftan segera menerima putrinya karena ia tahu putri Adora sangat menyukai Riftan. Meskipun begitu, ia tidak menyangka jika putrinya ini akan langsung memilih Riftan tanpa berdiskusi dulu sebelum itu. Raja belum bisa memastikan apakah Riftan sudah memiliki pasangan jiwa atau belum, bagiamana nasib putrinya jika Riftan menolaknya? Mata Asoka terbelalak, ia juga tidak menyangka jika putri itu akan memilih Riftan. Ia tidak tahu kalau undangan raja bukan hanya untuk menghadiri upacara ritual kegadisan putrinya tapi juga untuk memilih pasangan jiwa. Ini akan sangat kacau. Mata putri Adora sudah berkaca-kaca, ia benar-benar sangat berharap Riftan mengiyakan permintaannya. Ia tidak akan bisa menanggung semua konsekuensi perbuatannya jika sampai Riftan menolaknya. “Tuan Riftan, apakah kau menerimaku?” sekali lagi putri Adora mengulang ucapannya. Sikap diam Riftan membuat susana semakin mencekam. “Ah tuan putri sebenarnya aku su….” “Oh..wow… ternyata saya datang terlambat. Saya sungguh meminta maaf yang mulia…!” Tiba-tiba dari arah pintu, semua prang di kejutkan oleh suara yang cukup nyaring. Mereka pun menoleh dan melihat Gonzales berjalan ke arah mereka sambil menyeringai lebar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD