Tak Mampu Lolos

1104 Words
“Tidak, aku tidak mau turun. Aku tidak mau tinggal di sini..!” Nayya tidak bergerak di tempatnya. “Hmm, aku bisa dengan sangat mudah membawamu ke dalam. Apa kau mau jalan sendiri atau aku gendong seperti pasangan pengantin yang akan menjalani ritual menyenangkan seperti malam pertama?” ucap Riftan sambil tersenyum. Mendengar ucapan Riftan Nayya terdiam. Ia memang tidak punya pilihan lain selain ikut masuk ke kastil itu bersama Riftan, tapi Nayya juga tidak mau menyerah begitu saja dan di paksa untuk tinggal di tempat mengerikan itu. Nayya mulai melihat sekeliling, tampaknya tidak ada satupun penjaga di gerbang kastil. jika berlari dengan sekuat tenaga hingga bisa mencapai gerbang, ia akan lolos dari kejaran Riftan. “Baik, aku akan turun. Menyingkirlah,” ucap Nayya lalu keluar dari mobil. Riftan yang berdiri di dekat pintu mobil menggeser tubuhnya ke samping memberi akses untuk Nayya. “Kau sudah bersikap bijaksana,” ucap Riftan tersenyum puas. Nayya kemudian turun perlahan dan dengan sekuat tenaga ia mengerahkan kecepatannya berlari. Riftan hanya menggeleng dan menghela nafas panjang. “Benar-benar gadis bodoh, apa dia pikir aku tidak bisa menangkapnya?” guman Riftan lalu menghilang. Nayya terus berlari, ia akhirnya bisa keluar dari gerbang itu. tapi ia tetap saja berlari tanpa henti, jalan aspal mulus yang hanya ada pohon di sisi kanan kirinya sedikit membuat Nayya ketakutan. tampaknya pelariannya akan membutuhkan waktu yang lama, sepanjang jalan yang ia tempuh, belum sekalipun ia menemukan kendaraan atau orang-orang yang bisa ia mintai tolong, padahal ia sudah cukup jauh berlari. “Hah..ha… huff… capek..!” keluhnya dengan nafas tersengal. Ia berhenti sejenak. ia lalu kembali melihat sekeliling. “Wah, aku bisa melarikan diri dengan mudah, rupanya vampir aneh itu tidak sehebat yang kupikir. Tapi ngomong-ngomong kenapa di sini masih sepi ya? tidak ada orang sama sekali, padahal harusnya sudah ada kendaraan atau orang yang lewat. “Grrrrr….” Tiba-tiba terdengar suara. “Ah suara apa itu?” Nayya terkejut saat mendengar suara eraman aneh yang seperti nya tidak jauh dari tempatnya berada. Ia menatap sekeliling tapi hanya ada pohon-pohon yang terlihat. “Jangan-jangan itu harimau atau beruang atau singa? Sebaiknya aku cepat-cepat meninggalkan tempat ini.” gumannya lalau kembali berlari. Namun, baru saja ia ingin melangkah, tiba-tiba di depannya muncul sekelompok serigala yang menghampirinya. Ukuran serigala itu tidak biasa, jika ukuran serigala biasa berukuran sedikit lebih besar dari anjing, tapi serigala yang ada di hadapannya sekarang, hampir seukuran singa dewasa. Nayya terkejut bukan main, tubuhnya langsung gemetar ketakutan. “Se…serigala…” tubuh Nayya membeku di tempatnya, kakinya sama sekali tidak bisa ia gerakkan. Serigala-serigala itu mulai menghampiri dan mengelilinginya. Jika di hitung-hitung ada sekitar 7 serigala yang siap mengakhiri kehidupannya dari dunia ini. “Aku harus bagaimana? Mama, tolong aku…!” rintihnya. Tiba-tiba salah satu dari serigala itu mendekat, Nayya mundur beberapa langkah tapi karena dibelakangnya juga ada binatang sama yang siap menghadangnya sehingga ia hanya bisa berdiri membeku menatap serigala itu terus mendekat ke arahnya. “Jangan, aku mohon…” lirihnya dengan wajah pucat pasi saat serigala itu mendekatkan moncongnya ke arah wajah Nayya. “Kalian jangan coba-coba mengganggu dia…!” tiba-tiba suara Riftan terdengar lantang. Nayya menoleh dan melihat pria itu berjalan mendekat ke arahnya. Begitu melihat Riftan, Nayya langsung berlari menghambur ke arahnya dan memeluknya dengan sangat erat. “Tolong, tolong aku. bawa aku cepat dari sini, aku berjanji akan mengikuti semua kemauanmu. Aku mohon, bawa aku pergi dari sini,” pinta Nayya sambil terus memeluk tubuh Riftan. Riftan yang tidak menyangka akan mendapat respon tiba-tiba dari Nayya tertegun sesaat. Tapi ia dengan cepat bisa mengendalikan diri. Sebenarnya, serigala-serigala itu adalah prajurit yang sedang berjaga di sekitar kawasan kastil dan daerah kekuasan Riftan. Mereka muncul karena mendapat perintah untuk mengawasi Nayya yang sedang kabur. Salah satu dari Serigala itu menghampiri Nayya untuk memastikan jika gadis itulah yang tuan mereka maksud. Serigala itu mencium bau Riftan yang melekat di seluruh tubuh Nayya sehingga ia yakin jika dialah gadis yang di maksud. Namun setelah melihat respon Nayya yang benar-benar sangat ketakutan, Reaksi yang bena-benar berbanding terbalik saat Nayya bersamanya. Ia tidak menyangka jika gadis yang terlihat sama sekali tidak ada taku-takutnya sedikitpun terhadapnya walaupun ia sudah terang-terangan menghisap darahnya, akan sangat ketakutan dengan serigala. ‘Kau tenanglah, mereka hanya sekelompok serigala liar. Selama ada aku, serigala-serigala itu tidak akan berani memakanmu," Ucap Riftan terlihat bersungguh-sungguh. “I…iya, aku mohon kita cepat pergi dari sini,” ucap Nayya sambil terus menempel ke tubuh Riftan. Namun salah satu serigala itu tiba-tiba maju dan menyerang Riftan. Dengan cepat Riftan menghindar dengan menggendong tubuh Nayya sambil melompat ke arah pohon. “Aauuu… !! grrhh….” Serigala itu Nampak sangat kesal. Binatang itu Nampak berusaha menggaruk-garuk batang pohon tempat Riftan dann Nayya berada. Pohon itu sampai bergoyang-goyang, membuat Nayya yang kini berada dalam gendongan Riftan semakin mengeratkan rangkulan lengannya di leher Riftan. Kepalanya ia tenggelamkan ke d**a pria itu. “Hu.. aku takut…” gumannya lirih. Riftan yang awalnya tersenyum senang karena berhasil membuat gadis nakal itu ketakutan tiba-tiba merasakan hal aneh kembali menjalar di seluruh tubuhnya. Rasa hangat yang aneh tapi menyenangkan. “Se..sebaiknya kita pergi dari sini sebelum serigala itu berhasil menyerang kita.” Ucap Riftan menahan gemuruh dadanya. Nayya merasa tubuhnya melayang, hinggap di batang pohon satu ke batang pohon lain. Nayya membuka mata dan melihat sekelilingnya. Indah, angin yang menerpa wajahnya begitu menyegarkan dan menenangkan. Nayya bagai berada di alam mimpi yang sangat indah, sampai tidak ingin terbangun. Ia ingin berada di sana selamanya. Dalam hidupnya yang sederhana itu, ia sama sekali tidak pernah membayangkan akan mengalami kejadian ajaib seperti sekarang, di bawa terbang oleh seorang vampir. Ia menatap ke arah sosok tampan yang membawanya terbang itu, ada getaran aneh yang seketika menyelimuti hatinya. Ia memandangi Riftan tanpa kedip. Seolah terhipnotis dengan keindahan wajah Riftan. Nayya bisa merasakan wajahnya menghangat, ia mengalihkan pandangannya dan menatap d**a bidang Riftan yang sejak tadi dipeluknya. Jantungnya bergemuruh, dadanya berdebar dan perasaannya sungguh bahagia. Ia senang berada di pelukan Riftan. Nayya semakin mempererat pelukannya, ia tersenyum lalu memejamkan mata. Riftan meletakkan tubuh Nayya di kasur dengan perlahan, ia menyelimuti tubuh gadis itu dengan selimut. Lama ia menatap wajah cantik yang sedang terlelap itu. ia tersenyum. “Mulai sekarang, kau akan tinggal di sini dan memenuhi semua yang aku butuhkan. Selamat datang Adelia…” gumannya sambil sambil meraih beberapa helaian rambut Nayya dan menciumnya. Sementara itu, Reno sudah uring-uringan mencari Nayya. Ia bahkan mencari Nayya di rumahnya, tapi ibu Nayya bilang kalau putrinya belum sampai rumah. Reno semakin gelisah, apalagi hari sudah hampir malam. Kemana pria itu membawa Nayya sebenarnya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD