Permintaan Aneh CEO

1078 Words
Laura keluar dari Lift. Kini ia sudah sampai di lantai 4 tempat di mana ruangan CEO berada. "Aneh sekali, tiba-tiba CEO memanggilku," ucap Laura pelan sambil berjalan menjauhi lift. Laura berjalan ke arah ruangan CEO dengan langkah yang pelan. Ia yang baru sekali melihat CEO perusahaannya merasa heran, selama satu tahun bekerja di perusahaan baru kali ini ia dipanggil ke ruangan CEO. Kesalahan apa yang dia buat, Laura juga tidak tahu. Setibanya di depan ruangan CEO, Laura melihat pintu ruang CEO terbuka. Laura langsung menghentikan langkahnya dan ternyata yang muncul dari balik pintu itu adalah Sam, asisten pribadi CEO. Laura tahu jika Sam adalah asisten pribadi CEO, ia sangat terkenal di perusahaan. Sam mempunyai perawakan tinggi. Tingginya 170 cm, berhidung mancung, berkacamata dan kulitnya sawo matang. Pribadinya tegas, sangat disiplin dan bersikap dingin pada siapapun. Usia Sam tiga puluh delapan tahun, di usianya yang sudah matang ia belum pernah menikah. "Kamu, Laura?" Tanya Sam sambil menatap Laura. Laura pun mengangguk. "Ya, Saya Laura," jawab Laura tanpa ragu. "Kamu langsung masuk saja, CEO Lee sudah menunggumu dari tadi," ucap Sam tanpa berbasa basi dan tanpa senyum sedikitpun. Sebenarnya Laura ingin sekali menanyakan mengapa ia dipanggil oleh CEO, namun melihat wajah Sam yang memasang tampang dingin, Laura pun mengurungkan niatnya. Setelah mengatakan itu Sam membuka pintu ruang kerja CEO dan ia mempersilahkan Laura untuk masuk. Laura pun mulai melangkahkan kakinya ke ruangan yang sebelumnya belum pernah dia injak sebelumnya. Mata Laura dimanjakan dengan pemandangan ruang kerja yang begitu luas dan mewah. Laura menghentikan langkahnya tepat setelah melewati pintu. Laura melihat ke sekeliling ruangan yang sangat berkelas itu dengan mata yang tak berkedip. Persis seperti saat ia kecil masuk ke sebuah mall, matanya terpana hingga pintu tertutup pun Laura tak menyadarinya. Di ruangan CEO itu ada satu set sofa berwarna hitam. Sofa yang terlihat formal, ada juga satu buah kulkas empat pintu. Laura menghentikan pandangannya di kulkas empat pintu itu dan membatin, 'ada apa ya di dalam kulkas itu?' Di saat bersamaan sebuah kursi tepat di belakang meja kerja di ruangan kerja itu berputar. "Laura." Suara berat dan tegas terdengar di telinga Laura. Deg! Laura lupa, di ruangan itu ada CEO. Mata Laura pun langsung mengarah ke sumber suara. Dan alangkah terkejutnya Laura saat melihat laki-laki tampan sudah memandangnya sambil tersenyum. Laura merasa dirinya telah bermimpi, laki-laki dengan wajah yang lebih tampan dari artis korea yang selama ini ia idamkan menjadi suaminya. "Mendekatlah," ucap laki-laki itu. Namun Laura, si janda bertubuh tidak terlalu tinggi yang berhijab itu tak bergerak sedikitpun. Pergerakannya terkunci dan ia benar-benar terhipnotis oleh laki-laki yang di berada di balik meja dengan nama CEO Lee di papan meja. Ya, dia adalah CEO Lee, CEO Perusahaan Tempat Laura bekerja. Menyadari Laura terpaku, Lee pun berdiri dari kursinya dan ia berjalan menghampiri Laura. Hingga akhirnya CEO Lee berdiri di samping Laura yang tingginya hanya sebatas dadanya. Laura benar-benar terlihat pendek. Itu dengan Laura yang memakai wedges dengan tinggi 5 cm. "Laura," ucap CEO Lee sambil menepuk bahu Laura. Laura pun langsung terperanjat kaget. Ada seorang laki-laki tinggi berdiri di hadapannya, ia sangat wangi dan Laura perlahan mendongakkan wajahnya dan ia menatap wajah CEO Lee yang begitu tampan. "Apa aku bermimpi?" Tanya Laura sambil menggoyangkan wajahnya. Ya, meskipun Brian, mantan suaminya tampan. Namun, CEO Lee, tampannya berkali-kali lipat dari Brian. "Tidak Laura, kamu sedang tidak bermimpi," jawab CEO Lee. Tapi Laura tak percaya begitu saja. Ia sengaja mencubit lengan kirinya dengan tangan kanannya sekuat tenaga hingga ia memekik kesakitan. "Aw!" Teriak Laura. Laura langsung mengusap lengannya yang tadi ia cubit. Dan tingkah Laura itu membuat CEO Lee itu kembali tersenyum. "Kamu memang benar-benar lucu, Lau," ujar CEO Lee. "Aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu," ucap CEO Lee tiba-tiba. Dan pernyataan CEO Lee membuat Laura memijat keningnya. "Tunggu dulu, aku ingin duduk dulu," ucap Laura. Ia merasa pusing dan ia berjalan ke arah sofa yang ada di ruangan itu tanpa permisi pada sang pemilik ruangan. CEO Lee pun tersenyum. 'Aku tidak kaget. Sudah aku duga Laura akan bertingkah seperti ini,' batin CEO Lee. Laura pun berjalan ke arah sofa sendiri dan ia mendudukan tubuhnya di sofa itu. Sementara CEO Lee berjalan ke arah kulkas dan ia mengambil botol air mineral di sana. Laura memejamkan matanya lalu berkata dengan suara sangat pelan, "ini nyata? Aku benar-benar di ruangan CEO Lee sekarang. Dia sangat tampan! Dan apa tadi dia bilang, dia menyukaiku? Apa aku salah minum obat ya, apa CEO Lee salah panggil orang?" "Aku tidak salah panggil orang kok," ucap CEO Lee sambil menyerahkan satu gelas air mineral untuk Laura. Laura pun langsung menerima dan meneguknya. Sementara itu CEO Lee duduk di sofa single yang ada di sana dan ia pun minum setengah gelas air mineral yang ia bawa lalu meletakan gelas yang dipegangnya ke atas meja. "Nama kamu Elvina Laura Arzella, dan aku akan selalu mengingat namamu. Karena apa? Karena nama kamu akan aku sebut nanti saat kita menikah," ujar CEO Lee dengan percaya diri. Laura terkejut saat CEO mengetahui nama lengkapnya, bahkan ia menyebutkannya dengan pelafalan yang baik. "Apa Tuan? Menikah?" Tanya Laura tak percaya. CEO Lee pun langsung menganggukan kepalanya. "Aku menyukaimu dan aku sudah kenal kamu, jadi apa salahnya kalau kita menikah?" Tanya CEO Lee dengan percaya dirinya. Laura terdiam, ia benar-benar merasa ini bukan dunianya. Seorang CEO menyukainya? Laura yang punya cita-cita ingin menikah dengan artis korea kini disukai seorang CEO orang asli korea. "Laura, kenapa kamu terus diam?" Tanya CEO Lee karena pertanyaannya tak ditanggapi Laura. Laura pun membuang nafasnya. Ia sangat heran pada CEO Lee yang begitu tampan dan tajir menyukainya. Ini sangat aneh baginya. Meskipun Laura ingin menikah dengan artis yang kaya dan bermimpi hidup bahagia. Namun saat mendengar CEO Lee menyukainya, Laura merasa ada yang janggal Huh! "Apa yang membuat Anda menyukai saya, Tuan Lee?" Tanya Laura memberanikan diri bertanya. "Aku suka kepribadianmu, semua tentangmu," jawab CEO Lee. "Ini sangat aneh," ujar Laura. Laura pun melanjutkan kalimatnya, "saya ini janda Tuan. Punya anak dua loh. Saya juga dari keluarga biasa saja. Lagian Saya, kalau mau menikah lagi juga ingin menikah dengan seorang muslim. Maaf ya Tuan," ucap Laura kemudian. "Saya muslim dan saya benar-benar menyukaimu," ujar CEO Lee sambil menatap mata Laura dan sialnya Laura tak menangkap kebohongan di mata CEO super tampan itu. "Oke oke, kalau kamu tak percaya, bagaimana kalau kita menjalin hubungan, misalnya pacaran?" Tawar CEO Lee. Laura yang sudah sadar pun menanggapi ucapan CEO Lee, "pacaran?" CEO Lee pun mengangguk dan menjawab, "ya." "Maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanya CEO Lee.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD