Pov Zara
****
Deg, deg deg.
Jantung Zara berdetak dengan kencang saat dia tau Alvin mulai kesini mendekatinya.
tarik nafas Zara pelan pelan keluarkan, kamu harus bisa Zara, terlihat slow di depan Alvin nanti, jangan gugup Zara atau salah tingkah kau tak ingin kan kalau Alvin menilaimu berlebihan padanya.
Benar saja Alvin mendekatiku dan dia bersama lelaki dibelakangnya yang ikut mengekori Alvin. kaget bukan main saat Alvin duluan menyapaku jantung ku rasanya ingin copot saja saking terkejutnya.
Rasanya aku ingin sekali memeluknya dengan erat dan berkata aku sangat merindukanmu Vin, tapi malah Rasa canggung yang datang diantara kita.
***
akhirnya kami berempat berkenalan satu sama lain dan aku tau lelaki yang bersama Alvin tadi bernama Rio, tak kalah ganteng Dari Alvin, Rio juga berpawakan tinggi dan gagah dengan topi dikepalanya membuat nilai tersendiri untuknya.
Rio mengajak kami makan dipinggir jalan dan aku mau karna memang perutku sudah keroncongan dari tadi.
kamu cantik, Ra. " Ucap Rio yang sontak membuatku kaget dan tersedak makanku.
uhuk uhuk
aku mengambil minum yang diberikan Rio karna mataku sudah pedas karna tersedak tadi.
kamu gapapa, Ra ? ucap Alvin padaku,
yang aku tau dia juga cukup terkejut tadi dan kata kata Rio berhasil membuat mata Alvin terbelalak.
Aku gapapa kok tenang saja hanya tersedak. habis makan Aku dan Shifa pulang ya, aku sudah capek ingin kembali ke penginapan. ( aku hanya tak ingin melanjutka menjawab kata Rio tadi, ini adalah cara agar aku dapat menghindar dari Rio )
yahh, aku masih ingin disini , Ra " kata penolakan dari Shifa yang enggan ku ajak kembali ke penginapan.
Besok kita kesini lagi Shif. " kataku menenangkannya agar dia mau ku ajak ke penginapan.
besok akan ku tunggu lagi kalian datang dan melihat penampilan kita besok, aku akan menyanyikan lagu untuk kalian. " Ucap Alvin pada kami
Ya kami besok akan datang menonton lagi penampilan kalian berdua, dan aku berjanji itu.
kamu hati hati dijalan ya Ra. " Ucap Rio mengingatkan
dan jangan lupa besok. "kembali Rio mengingatkan
Baiklah tunggu kita besok ya. " jawab Shifa.
dan akhirnya Aku dan Shifa sampai di penginapan.
***
Masa lalu
Dulu Aku dan Alvin teman sekelas kamii berdua cukup akrab karna memang selama 3 tahun sekolah kami selalu satu kelas, kami juga sering berangkat dan pulang sekolah bersama rumah kami memang sejalan dan jika Alvin berangkat dia selalu mengajakku berangkat bersama.
Hubungan kami semakin lama semakin dekat dan entah dari kapan Aku menyukai Alvin sikapnya yang care terhadapku membuatku luluh padanya.
Ra, besok perpisahan sekolah, dan aku ingin ngomong sama kamu.
ngomong aja Vin, aku dengarkan.
besok saja Ra, sepulang sekolah. Aku akan menunggumu di pintu gerbang sekolah besok.
baiklah Vin, Aku akan menemuimu besok
setelah keesokan harinya, benar saja Alvin menungguku dipintu gerbang sekolah, kukira hanya bercanda ternyata benar dia menungguku. Padahal aku pulang lebih akhir dari yang lainnya karna harus ke perpus dulu mengbalikan buku yang kupinjam minggu lalu.
Hey Vin, masih menungguku disini. " tanyaku padanya terlihat bengong saja melihat jalan.
Aku suka padamu Ra.
Ucapan Alvin yang membuatku begitu mengagetkanku sampai aku terpaku dan terdiam karna terkagetnya.
Tapi setelah Alvin bicara itu dia langsung saja pergi dari ku, dan bodohnya aku, aku masih terdiam melihat Alvin semakin menjauh dariku.
Tubuhku seketika lemas dibuatnya dan aku bingung sendiri dibuatnya
Alvin, " teriakku padanya, yang sudah jauh meninggalkanku. Entah apa yang dipikirkannya atau mungkin Dia tak mendengar teriakan ku tadi.
Ahh hatiku rasanya jadi tak karuan. baiklah Vin, besok aku akan kerumah mu dan mengatakan padamu jika aku juga menyukaimu.
Tapi semua sudah terlambat, saat kudaatangi rumahnya, rumahnya kosong tak ada orang satu pun disana.
mbak cari siapa? " tanya seseorang yang memanggilku, mungkin tetangga nya Alvin.
mau cari Alvin bu. " jawabku pada ibu itu.
oh Alvin, tadi malam Alvin dan keluarga pindahan mbak ke Jogja katanya.
oh ya ini ada titipan dari Alvin untuk temannya katanya jika ada yang datang mencarinya, mbak Zara kan.
Iya bu saya Zara.
Ibu itu lalu memberikan sebuah surat padaku dan aku menerimanya
terimakasih ya bu. "Ucapku kepada ibu itu dengan senyum ramah dariku
iya mbak sama sama. " jawab itu itu yang juga memberikan senyum kepadaku.
***
From Zara
Aku
sebuah kata yang ingin terlanjur kan
sebuah lagu yang ingin tersambung kan
sebuah mimpi yang ingin terwujud kan
Aku
hanyalah angin yang terbang
daun yang jatuh berguguran
dan air yang kehilangan tujuan
seperti apa aku ini
seperti itu yang ditunjukan
Aku tertunduk
seperti bunga yang gagal mekar
kali ini seperti hujan
yang kadang tak diharapkan
malam pun kadang terlupakan
tolong katakan
sebuah kata yang belum tersampaikan.
sepucuk surat dari Alvin yang mampu membuatku meneteskan air mata.
Aku juga menyukaimu Vin "batinku dalam hati" mataku terus menetapkan air mata hingga sembab dibuatnya.
***