Bab 15 Wanita yang ingin aku ajak tidur.

1543 Words
Nayla memberanikan diri mengatakan hal itu pada kedua orang tuanya mewakili pemikiran Kayla pula saat itu karena keduanya tahu jika kedua orang tuanya hanya hari itu sampai besok pagi kedua orang tuanya meluangkan waktu untuk mereka dan Nayla serta Kayla akan merasa kesepian lagi setelah hari itu hingga membuat keduanya sepakat untuk memilih tinggal di luar rumah saja dibandingkan tinggal di dalam rumah yang begitu luas namun tidak ada kehangatan kedua orang tua dan juga keluarga yang ada di dalamnya. Tampak Diana dan juga Hendra saat itu begitu terkejut ketika mengetahui pemikiran kedua putrinya saat itu mengingat ia dan juga suaminya sudah sepakat untuk mengesampingkan egonya masing-masing dan memilih untuk berdamai agar kedua putrinya itu tidak kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya namun ternyata Nayla dan juga Kayla malah memilih untuk tinggal di luar rumah itu pun jika kedua orang tuanya itu mengizinkan. "Apa Papa tidak salah dengar Sayang kenapa kalian bisa mempunyai keinginan seperti itu?" ucap tannya Indra pada kedua putrinya. Karena menurut Hendra ia harus meluruskan semuanya saat itu juga. "Iya Sayang kenapa kalian ingin tinggal di luar rumah? lalu siapa yang akan menemani Mama dan Papa di rumah jika kalian tidak ada di rumah?" ucap Diana kemudian yang mendukung pertanyaan suaminya itu barulah saat itu Nayla dan juga Kayla yang beralih tampak terkejut ketika mendengar ucapan dari kedua orang tuanya. Nayla dan juga Kayla saling menoleh dan menatap ke arah masing-masing, kedua mata gadis Itu tampak melebar ketika mendengar perkataan mama dan juga Papanya saat itu. "Maksud Mama dan Papa apa? bukankah mama dan papa hanya bisa meluangkan waktu untuk kita malam ini saja?" ucap tannya Kayla kemudian. "Iya maksud Mama apa?" tanya Nayla juga. "Iya seperti apa yang Mama bilang tadi sayang mama dan papa sepakat untuk kembali lagi ke rumah dan kami sepakat untuk setiap hari harus ada di rumah jika bisa kami harus tidur di rumah setiap malam untuk menemani kalian lalu kalau kalian malah memilih untuk tinggal di luar lalu kami di rumah menemani siapa?" ucap tannya Diana kemudian pada kedua putrinya hingga akhirnya Hendra pun akan turut bicara namun lelaki itu langsung menghentikan ucapannya karena Nayla dan juga Kayla sudah bersorak saat itu. "Akh Hore!" sorak kedua Gadis itu yang tampak begitu bahagia. "Hore?" ucap Hendra. "Iya Papa, itu adalah ekspresi bahagia kami ketika mendengar jawaban mama dan juga Papa, kami itu senang karena Mama dan Papa sudah akur kembali. Jadi tadi itu kami hanya bercanda, kami memutuskan untuk tinggal di rumah saja tidak ingin tinggal di luar. Iya kan Kayla?" ucap Nayla kemudian pada saudari kembarnya itu yang terlihat Hendra dan juga Diana hanya bisa tersenyum kemudian saling menatap satu sama lain. "Bukankah kita harus merayakannya mah, Pah?" ucap Kayla kemudian yang lalu membuat ketiga orang yang ada di sana langsung menatap ke arahnya dengan tatapan yang tampak tajam. "Emb, boleh sayang," sahut Hendra. "Tentu saja, kita akan merayakannya sayang, kalian bisa menentukan tempat dan waktunya jika kalian ingin," ucap Diana saat itu pada kedua putrinya dan Nayla serta Kayla langsung mengiyakan ucapan mamanya tersebut. Hingga acara makan malam itu pun selesai keempatnya lalu duduk bersantai sembari menonton acara televisi malam itu sambil menunggu makanan yang baru saja masuk ke dalam perut keempatnya dicerna dengan sempurna. "Kenapa kalian tadi sempat memiliki keinginan untuk tinggal di luar sana Sayang Papa tahu kalian tidak main-main kan tadi tidak bercanda. Lalu kenapa?" ucap tanya Hendra kemudian pada kedua putrinya mengingat Ia baru menyadari jika perkembangan mental kedua putrinya itu jauh lebih penting dari apapun karena bagi Hendra kedua putrinya itu adalah harta yang paling berharga yang ia miliki. Dan ucapan lelaki itu mampu membuat keduanya terdiam sesaat Nayla dan juga Kayla yang saat itu duduk di atas sofa berdampingan satu sama lain hanya bisa saling menyenggol siku untuk menjawab pertanyaan Papanya. "Kenapa saling menyenggol sih untuk menjawab hal itu saja sayang?" ucap Diana kemudian yang melihat tingkah kedua putrinya. Hingga akhirnya Kayla yang angkat bicara untuk menjawab pertanyaan Papanya tersebut. "Maafkan kami Mama Papa dan jangan salahkan kami jika memiliki keinginan demikian tadi, hal itu sudah kami pikirkan matang-matang bahkan sudah sejak lama kami memiliki niatan untuk pergi dari rumah ini. Coba saja mama dan papa bayangkan jika pukul segini Mama dan Papa tidak ada di rumah ini dan hanya ada aku serta Nayla saja yang ada di sini papa dan mama bisa merasakan bagaimana kesunyian rumah Ini kan jika tidak ada suara televisi yang menyala, Mama dan Papa bisa bayangkan setiap malam televisi selalu menyala agar kami merasa di rumah ini ada orang lain selain kami berdua apa Mama dan Papa bisa mengerti itu dan jika apa yang kami rasakan setiap harinya berkelanjutan kami mungkin tidak akan sanggup. Jadi kami memilih jika tidak ada Mama dan Papa di rumah ini karena Mama dan Papa jarang pulang karena urusan pekerjaan, kami memutuskan untuk tinggal di sebuah kos-kosan mungkin di sana jauh lebih ramai kalau penghuni kosnya semua tidak pulang. Kami sudah bertanya-tanya pada teman-teman kami, di dalam satu ruang kamar kost bisa diisi oleh dua sampai tiga orang jadi nanti kami akan menyewa satu kamar untuk aku dan juga Nayla yang menempatinya nanti di sana kita punya tetangga yang banyak dan cukup dekat hanya beda kamar saja tidak sampai jauh dan itu menurut kami jauh lebih nyaman dibandingkan tinggal berdua saja di dalam rumah yang sebesar ini tanpa mama dan lala, apakah Mama dan Papa bisa mengerti itu? tapi itu dulu sampai tadi keinginan kami itu Mama Papa karena sekarang kami sudah tahu bahwa mama dan papa akan meluangkan waktu untuk kami dan berusaha setiap malam akan pulang menemani kami itu yang paling membuat kami bahagia. Ya meskipun mama dan papa ketika malam akan pulang telat tapi tetap saja di rumah ada orang di saat kami ada di rumah," ucap Kayla saat itu yang mewakili perasaan saudari kembarnya. Terlihat papa dan juga mama si kembar hanya bisa terdiam mematung di tempatnya hingga terlihat kedua mata Hendra yang berkaca-kaca saat itu dan disusul lelehan air mata Diana yang mengalir deras begitu saja dari kedua pelupuk matanya. Wanita itu tidak tahu bagaimana ia bisa untuk mengendalikan lelehan air matanya itu agar tidak jatuh di sana apalagi di depan kedua putrinya dan juga suaminya. Dan saat itu Hendra reflek meraih tubuh istrinya yang saat itu berada di sampingnya lelaki itu lalu memeluk tubuh Diana di sana tanpa wanita itu inginkan dan Diana yang merasakannya tidak bisa memberontak sama sekali apalagi di depan kedua putrinya, bagi Diana penjabaran yang putrinya katakan tadi sudah bisa membuat Ia langsung menghilangkan keegoisan di dalam hatinya bahkan Diana mengira jika Hendra atau suaminya itu sudah memiliki wanita lain sekalipun Diana tidak peduli akan perasaan sakit hatinya sendiri yang ada saat itu Diana hanya ingin untuk membuat kedua putrinya merasakan kembali keluarga yang utuh seperti dulu lagi. "Tenang Sayang, sudah cukup, yang pasti kita tahu jika kita sudah melakukan kesalahan besar dengan cara mengabaikan perasaan anak-anak, jadi mulai detik ini mau tidak mau aku akan menggenggam erat dirimu dan juga anak-anak, aku tidak akan membiarkan kalian pergi dari sisiku lagi," ucap Hendra saat itu pada Diana dan ucapan lelaki itu bisa didengar oleh Nayla dan juga Kayla apalagi Diana karena ucapan yang Hendra katakan itu memang ia tujukan bagi ketiga wanita yang ia sayangi. "Apa yang mas katakan?" ucap Diana kemudian pada suaminya yang tidak mengerti arti yang lelaki itu katakan. Namun sebelum Hendra menjawab pertanyaan istrinya tersebut Nayla dan juga Kayla sudah langsung menyahut ucapan mamanya saat itu. "Kami pegang janjinya papa kalau begitu kami masuk ke kamar dulu ya papa dan terima kasih banyak papa dan mama tersayang selamat malam," ucap Nayla dan juga Kayla kemudian lalu beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju ke arah kedua orang tuanya. Keduanya lalu mengecup pipi Diana dan juga Hendra masing-masing di kedua sisinya, barulah Nayla dan juga Kayla berjalan pergi menuju ke arah kamarnya masing-masing seolah kedua Gadis itu harus bisa mengerti keadaan kedua orang tuanya dan memberi ruang pada orang dewasa tersebut untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan kedua Gadis itu jelas tahu jika kedua orang tuanya pasti tidak memiliki cara lain selain berdamai. Hingga terdengar suara pintu dari kedua kamar yang kedua Gadis itu tempati masing-masing tertutup tanda Nayla dan juga Kayla sudah masuk ke dalam kamarnya masing-masing. "Apaan sih mas ini! malu tahu kalau dilihat Nayla dan juga Kayla, lepas!" ucap Diana yang memberontak pada suaminya dengan kedua ujung jari mengusap lelehan Air mata di pelupuk matanya bergantian. "Bukankah tadi aku sudah bilang padamu dan juga pada kedua Putri kita jika kali ini aku tidak akan melepaskanmu. Apa kata-kataku masih kurang jelas kamu dengarkan sayang?" ucap Hendra saat itu pada istrinya dan terlihat Diana begitu terkejut dengan apa yang lelaki itu katakan. "Apa yang mas katakan?" ucap Diana lagi yang tidak percaya dengan ucapan lelaki itu karena bagi Diana suaminya sudah memiliki wanita lain selain dirinya dan itu sudah membuat Diana mati rasa ketika mendengar semua ucapan yang keluar dari bibir suaminya. "Aku tidak peduli kamu berpikiran apa tentang diriku tetapi yang pasti aku ingin memberitahumu jika dalam hatiku kamu masih satu-satunya wanita yang ingin aku ajak tidur!" ucap Hendra lagi saat itu yang mampu membuat Diana melongo di tempatnya. Diana tidak percaya dengan apa yang baru di dengarnya. Kata-kata yang keluar dari bibir suaminya saat itu mampu membuat jantungnya berdegup kencang tidak karuan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD