Bab 21 Rasa suka lawan jenis.

1632 Words
Setelah mengantarkan kedua putrinya Diana dan juga Hendra kemudian melajukan mobil yang ditumpangi keduanya itu menuju ke Rumah Sakit tempat Hendra bekerja, karena kebetulan Rumah Sakit yang Hendra tempati berseberangan dengan Tempat yang Diana tempati untuk bekerja dan Hendra saat itu memilih untuk memarkirkan mobilnya seperti biasa di area parkir khusus Rumah Sakit tersebut. "Oh ya Mas, bekal untuk makan siangnya nanti sudah ada di dalam tas Mas itu ya, jangan lupa nanti dimakan. Kalau begitu aku pergi dulu," ucap Diana saat itu yang akan keluar dari dalam mobil suaminya tersebut namun saat itu Hendra sudah menghadang Diana dengan cara mencekal salah satu lengan tangan wanita itu hingga membuat Diana menghentikan gerakannya. "Tunggu sayang!" ucap Hendra kemudian ketika Diana menoleh dan menatap ke arahnya. "Ada apa ya Mas? apa ada yang ketinggalan atau ada yang aku bawa?" ucap tanya Diana kemudian dengan pertanyaannya karena menurut Diana ia tidak membawa apa-apa milik suaminya dan wanita itu juga merasa tidak ada sesuatu yang tertinggal. Hingga terlihat Hendra terdiam sesaat di sana seolah tengah berpikir saat itu. Diana yang mengetahui ekspresi wajah dan juga gerak alis suaminya segera tahu apa yang lelaki itu inginkan tanpa pikir panjang wanita itu pun segera meraih salah satu sisi wajah Hendra dan mendekatkan tubuhnya kemudian disusul wajahnya, wanita itu lalu mendaratkan satu kecupan tepat di salah satu pipi suaminya saat itu. "Cup," kecupan itu mendarat lembut di sana Hendra pun juga tidak menolaknya. "Sudah kan Mas sekarang? kalau begitu biarkan aku keluar dari mobil," ucap Diana saat itu pada suaminya dan perlahan Hendra pun melepaskan pegangan tangannya dari salah satu pergelangan tangan Diana saat itu Diana kemudian membuka pintu mobil dan segera keluar dari dalam mobil tersebut setelah beberapa langkah wanita itu meninggalkan mobil terlihat Hendra yang tampak langsung menyusul ke arahnya dengan langkah kaki cepat bahkan tampak sedikit berlari. Awalnya Diana mengira jika lelaki itu akan memberikan sesuatu padanya tampak wanita itu hanya biasa saja ketika suaminya mengikuti langkah kakinya. "Ada apa lagi sih Mas Kenapa Mas masih mengikutiku? kan sudah aku beri tadi kalau mau lebih nanti saat kita sudah pulang di rumah," ucap Diana saat itu pada suaminya ketika lelaki itu sudah berada di sisi samping tubuhnya dengan langkah kaki yang mengiringi langkah kakinya. "Bukan Sayang, aku mengikutimu bukan karena aku menginginkan lebih, ya memang aku menginginkan lebih tapi aku bisa menunggu dan menundanya sampai nanti, aku hanya ingin ikut denganmu saja aku ingin memastikan lagi yang bernama Henri itu benar-benar tidak ada hubungan apa-apa denganmu," ucap Hendra saat itu jujur pada istrinya di mana ia ingin sekali bertemu dengan Hendri dan ingin ngobrol berdua dengan lelaki itu. "Iya iya terserah Mas saja kalau Mas kayak gini itu sudah seperti Bodyguard aku saja tahu tidak? ya itupun juga terserah mas sih, aku tidak melarang keinginan Mas itu ya jarang-jarang kan hal seperti ini buka begitu mas?" ucap Diana saat itu yang seolah tengah mendukung apa yang suaminya itu lakukan terlihat lelaki itu pun meraih jemari tangan Diana yang melambai di sana ketika keduanya akan menyeberang jalan, Hendra dengan sigap membantu istrinya itu untuk menyeberang jalan menuju ke seberang di mana kantor Diana berada. Hingga keduanya tiba di depan kantor Diana saat itu Hendra pun turut masuk ke dalam kantor istrinya di sana keduanya langsung disambut oleh resepsionis penjaga di tempat itu. "Selamat pagi," sapa Diana pada kedua resepsionis yang dengan menjaga tempat itu. "Slamat pagi Dokter Diana, ini?" ucap salah seorang penjaga yang baru 3 bulan menempati posisinya di sana dan tidak tahu siapa lelaki yang ada di sisi Diana saat itu. Mengingat Diana tidak pernah dekat dengan lelaki manapun bahkan kedua orang tersebut mengira jika Diana adalah seorang single mam. "Oh ini perkenalkan, dia adalah suamiku dia Dokter di Rumah Sakit depan. Entahlah aku tidak tahu kenapa dia bisa mengikutiku kemari, ya anggap saja Ini adalah sebuah kawalan spesial dari suami," ucap Diana saat itu yang memperkenalkan Hendra pada kedua orang di sana sembari kedua matanya melirik ke arah Hendra berada dan Hendra pun hanya bisa membalas apa yang istrinya itu ucapkan dengan senyumannya saja. Kemudian keduanya segera pergi meninggalkan tempatnya menuju ke arah ruang kerja Diana dan di sana sudah ada beberapa orang rekan kantor Diana saat itu jelas mereka semua sudah mengenal Hendra dengan baik karena mereka adalah teman lama Diana dan juga Hendra. Di sana terlihat Hendra yang bercakap-cakap sesaat pada semuanya hingga terlihat Henry yang baru saja tiba. Hendra segera berjalan menuju ke arah Henri berada terlihat saat itu Henry biasa saja ketika menyapa Hendra bahkan lelaki itu sempat menyunggingkan senyumannya sebagai sapaan ucapan selamat pagi pada Hendra, tidak ada tampang yang mencurigakan dari wajah lelaki itu. "Nanti setelah makan siang kita ngopi ya di cafe sebelah, apa ada waktu?" ucap Hendra saat itu yang mengajak Henry untuk ikut ngopi di cafe sebelah dan Henry pun segera mengganggukinya tanda lelaki itu menyetujui ajakan Hendra di sana. Barulah saat itu Hendra mulai berpamitan pada Diana untuk kembali ke Rumah Sakitnya lagi. Diana hanya bisa menatap punggung suaminya yang kian pergi menjauh dari sisinya. "Ada apa? kenapa tidak ada angin tidak ada hujan tetapi suami kamu ingin mengajak aku ngopi? tumben-tumbenan selama kita berteman 2 tahun lamanya suami kamu baru kali ini mengajak aku ngopi, aneh saja kan?" ucap Hendri saat itu pada Diana ketika Hendra sudah benar-benar pergi meninggalkan ruang kantor tersebut. Tampak saat itu Diana hanya bisa mengangkat kedua pundaknya begitu saja kemudian menurunkannya kembali tanda wanita itu tidak mengerti ada apa dan kenapa Suaminya mengajak Hendri ngopi nanti setelah makan siang. Waktupun berjalan dengan cepat. Waktu istirahat siang pun tiba. Di tempat Nayla dan juga Kayla berada terlihat kedua Gadis itu begitu bahagia karena hari itu adalah hari pertama ia menikmati bekal makan siang buatan mamanya kembali setelah sekian lama. "Mimpi apa aku semalam Nay?" ucap Kayla saat itu pada saudari kembarnya. "Entahlah Kay, aku juga tidak tahu tapi yang pasti aku berharap jika apa yang kita rasakan saat ini tidak hanya sementara saja tapi sampai selama-lamanya, aku berharap mama dan papa terus baikan seperti ini dan tidak bertengkar apalagi ingin berpisah seperti dulu," ucap Nayla saat itu pada saudari kembarnya di mana keduanya saat itu memilih untuk menikmati bekal makan siangnya di sebuah kursi di bawah pohon rindang yang ada di samping ruang kelasnya. Hingga acara makan siang kedua Gadis itu pun selesai sedangkan di tempat Hendra berada siang itu. "Sayang, kamu sudah makan siang? Aku harap kamu tidak ikut aku dan juga Hendri nanti, kita setelah ini mau ngopi di cafe sebelah kantor kamu jadi kamu tetap berada di kantor saja tidak usah ikut kami," ucap pesan yang Hendra kirimkan pada Diana dan saat itu Diana hanya bisa menatap pada layar ponselnya sembari membaca pesan masuk dari suaminya itu, terlihat senyum tipis tersungging di bibirnya seketika. "Siapa juga yang mau ikut kalian para lelaki, lebih baik aku di sini saja istirahat sambil menunggu waktu jam makan siang selesai," ucap balasan pesan dari Diana yang ia kirimkan untuk suaminya dan Hendri langsung membukanya meskipun saat itu ia sudah dalam perjalanan menuju ke arah cafe yang ada di samping kantor Diana. "Bagus, istri pintar, tunggu kado kejutan dari suamimu ini," balas Hendra lagi untuk istrinya. "Kado apa ya kira-kira?" balas Diana kemudian. Hingga lelaki itu tiba di kafe yang dituju, terlihat di sana di tepian cafe yang tepat berada di tepi jalan raya terlihat Henry sudah duduk di salah satu kursinya di sana ternyata lelaki itu sudah datang terlebih dahulu mendahului Hendra. Hendra yang baru datang segera menatap ke arah meja yang ada di depan Henry saat itu di mana di sana terdapat beberapa macam makanan yang baru saja lelaki itu makan dan masih ada beberapa sisa makanan yang belum Hendri habiskan. "Kamu baru datang?" balas Henry yang baru menyadari keberadaan Hendra karena masih sibuk dengan aktivitas makannya. "Iya aku baru saja selesai makan siang kamu lanjutkan saja makan kamu itu," ucap Hendra Kemudian pada lelaki itu. "Oh, silahkan duduk, Maaf ya aku tadi tidak bawa bekal dan aku juga tidak makan-makanan di kantin kantor jadi aku pesan sekalian makanan di cafe ini dan makannya lumayan enak," ucap Henry kemudian yang memberitahu pada lelaki yang saat itu sudah duduk di seberang mejanya. "Lanjutkan saj makannya, aku akan menunggu," balasan Hendra kemudian sampai akhirnya Henry pun menyudahi aktivitas makannya tersebut. "Silahkan pesan, mau minum apa?" Ucapin dulu saat itu yang menawari Hendra sembari memberikan buku menu minuman dan juga makanan yang ada di samping tangannya untuk lelaki itu baca, Hendra pun segera menerima buku menu tersebut dan terlihat lelaki itu melihat-lihat menunya untuk sesaat. Hingga Hendra segera memesan ice kopi espresso saat itu. "Ada apa, kenapa kamu mengajak aku ngopi di sini? tumben-tumben sekali tidak seperti biasanya," ucap Hendri saat itu yang ditujukan untuk Hendra. "Aku hanya ingin tahu saja apa yang spesial di kamu dan kenapa sampai detik ini aku melihat istriku hanya dekat dengan kamu saja, apakah itu tidak boleh aku lakukan?" ucap Hendra saat itu pada Hendri di mana lelaki itu belum tahu jika Diana sudah mengatakan semuanya pada Henri karena Diana sudah menganggap Henri seperti keluarga sendiri. "Iya mungkin karena Diana nyaman denganku Diana juga menceritakan semuanya padaku mengenai permasalahan antara kalian tapi karena aku tidak bisa memberi solusi apapun aku hanya bisa menjadi pendengarnya saja dan kalau kamu cemburu padaku kamu salah orang karena Antara Aku dan juga dia nanti tidak ada hubungan apapun," ucap Hendri saat itu pada Hendra. Terlihat Hendra hanya terdiam sesaat sembari menatap ke arah wajah Henri. Hingga karyawan Cafe datang membawakan pesanan Hendra di sana. "Apa kamu menyukai Diana?" ucap Hendra kemudian yang bertanya pada lelaki di depannya. "Siapa sih orang yang ada di kantor yang tidak menyukai Diana, aku pun juga menyukai Diana," ucap Hendri saat itu dengan jawabannya. "Maksud aku bukan suka sebagai teman satu kantor tetapi rasa suka antara laki-laki dan perempuan," balas Hendra kemudian pada lelaki itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD