BEBAN YANG KUPIKUL BERAKHIR

2130 Words

**** "Besok boleh bawah rontgen untuk memastikan keadaan kepalanya." ujar Guava setelah memeriksa Jati dan membantu pria itu berbaring di kamar tamu. "Mmm, baiklah." "Kenapa menangis? Kau sangat menggemaskan sekalipun sedih begini?" Guava terkekeh menertawakan ekspresi wajah Cemara sembari menghapus jejak air mata di wajah Cemara. Cemara tertawa di sela-sela tangisnya, "itu karena aku panik, kak." Ia memukul lengan Guava, kesal melihat Guava menggodanya. "Kau dan emosimu belum berubah juga ya?" tanya Guava, putra dokter Logan sahabat Lamtoro. Pria berusia 27 tahun ini juga berprofesi sama seperti Papanya. Usia mereka berjarak lima tahun. Guava sudah seperti kakak bagi Cemara. Kala itu ia berniat menyusul Guava ke Toronto dan kuliah di tempat yang sama. Tapi hatinya terpikat dengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD