When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Apa … putri kita seorang idi0t?" Tanya Lamtoro. "Ayah." Rasamala menyahuti ucapan suaminya yang mencemooh putri mereka. "Apa-apaan, sih?" Rasamala kesal dan tidak terima. Tentu saja ia kecewa mendengar ucapan Lamtoro. Putri semata wayangnya hanya salah jatuh cinta, pun jodoh di sudah diatur sang pemilik nyawa. Tidak ada yang bisa menolak. Manusia hanya bisa berperan. Rasamala turun dari ranjang menuju meja riasnya. Duduk dan menatap kesal suaminya dari cermin. "Kenapa kau marah? Aku hanya heran dengan sikapnya." "Tapi, tidak harus mengatakan itu." Rasamala mengambil botol Lotion yang kosong lantas melempar suaminya. "Astaga! Kau dan emosimu." Lamtoro mengambil botol kosong dan meletakkan di atas ranjang. Ia mendesah panjang. "Maafin, Ayah." ucapnya dari ranjang, menyesali ap