Fajri tak berkedip sedikit pun melihat Sena keluar dari gerbang kantor nya. Tubuh Sena yang semakin berisi dengan seragam PDL yang pas di body membuat jantung Fajri berdetak tak beraturan. "Kamu terlihat segar Sena." Batin Fajri tanpa mampu berkata. "Makasih ya Mas. Kok cuma satu? Kan kemarin Aku bilang teman Ku dua." Sena mengerucutkan bibirnya sambil mengambil bungkusan dari tangan Fajri. "Itu aja Aku pisahin buat Kamu..." Kata Fajri seolah tak ikhlas. "Oh ya, ini titip buat Noval." Sena memberikan amplop pada Fajri, Sena memang sudah mempersiapkan dari rumah. "Nanti pulang Aku jemput ya?" Tiba-tiba Fajri memegang tangan Sena yang hendak berbalik meninggalkannya. "Loh?? Kan dirumah lagi sibuk?" Sena berusaha menepis tangannya dan menolak untuk dijemput. "Kamu kenapa sih? Kok kaya