Keputusan Carla

1526 Words
“Tidak!!” teriak Carla sangat kencang dan terlonjak berdiri, terang saja Dinda langsung menoleh melihat teman sebangkunya tiba-tiba berteriak,Carla memandang ke  arah hantu itu dan tidak menghiraukan pandangan heran teman-temannya dan juga Bu Frada dengan raut wajah tidak senang dan meminta penjelasan. “Carla apakah ada yang salah?” tanya Bu Frada dengan dingin. Carla tidak mendengar pertanyaan yang diajukan untuk dirinya tersebut dan terus memelototi hantu itu. “Dinda apakah dia sedang ngobrol dengan mu?” tanya Bu Frada lagi “eehh... ee iya bu, tadi kita lagi ngobrol” jawab Dinda untuk menyelamatkan nyawa sahabatnya itu sembari menarik lengan Carla untuk membuatnya terduduk kembali. Nanti Dinda akan meminta penjelasan sepenuhnya sama Carla kalau mereka sudah pulang sekolah. “kalian merasa pintar ya asik ngobrol di kelas?” tanya Bu Frada dengan napsu ingin membunuh, “sekali lagi kalian ngobrol , ibu keluarkan dari kelas” Baru saja Bu Frada membalikkan badan,ingin menulis kembali dipapan karena tadi terhambat,Carla melihat hantu itu mengangkat tanganya lagi dan mengacungkan pisaunya ke arah Bu Frada, dan seperti kejadian tadi Carla kembali berusaha mencegahnya  “tidak!! Hentikan itu.. apa yang ingin kamu lakukan?”  tanya Carla tidak sadar bahwa ia masih diperhatikan oleh seluruh isi kelas. “Carla, keluar kamu!” perintah Bu Frada dengan marah karena merasa terganggu akibat teriakkan Carla. Begitu Carla berjalan keluar kelas, sosok hantu itu memudar dan akhirnya hilang. Marah dan Kesal adalah gambaran dari perasaan Carla. Hantu itu muncul di depannya, hanya dia yang bisa melihatnya dan terlebih parah lagi hantu itu mencoba membunuh guru metematikanya. Helloo.. yang benar saja , Carla lah yang menyelamatkan nyawa berharga guru matematikanya itu, tapi kok malah dia yang diusir keluar. Capek dengan berbagai macam pikiran yang terlintas, secepatnya Carla pulang ke rumah dan beristirahat. Mama sampai heran melihat putri tunggalnya itu pulang lebih awal dengan muka kusut dan tertekuk lecek kaya baju belum di setrika,tapi nanti saja dia akan bertanya pada putri semata wayangnya itu. Ia mengetahui memang putri satu-satunya itu tidak biasa. Ia mewarisi kemampuan dari kakeknya dengan bisa melihat roh-roh atau hantu. Ia teringat dengan Carla kecil yang selalu mengatakan ada anak perempuan lain dirumahnya. Awalnya sih mama menganggap itu hanya khayalan Carla belaka.  Namun semakin besar, keadaan Carla semakin mengkhawatirkan. Ia mulai bercanda dan bermain sendiri, ketawa sendiri, bahkan ia merasa seperti memiliki kakak. Mama tidak tahan dengan kondisi Carla, dan akhirnya membawanya ke psikiater. Namun ternyata Carla memang tidak gila seperti dugaan mama, tapi menurut pengakuan psikiater itu, Carla merupakan anak indigo. Anak yang  mempunyai indra ke-enam yang dapat melihat hantu atau roh-roh dan semacamnya. Tidak selalu bisa melihat hal gaib seperti itu, tapi ada berbagai macam yang lain seperti bisa melihat masa depan, memprediksi berbagai macam hal, membaca isi hati orang, dan masih banyak lagi. Akhirnya begitu Carla besar, mama menjelaskan kelebihan putrinya itu. Carla dengan pasti menolak mentah-mentah. Tapi mau seberapa besar dan kerasnya Carla menolak kemampuan itu, hal itu sudah sangat melekat pada diri Carla, mau diapain pun tetap tak bisa berubah. Malah dengan bertambah besar Carla, kekuatannya semakin besar pula. Awalnya cuma bayangan samar-samar, kemudian menjadi jelas, dan bertambah jelas, dan bahkan Carla semakin sensitif dengan hal yang berbau mistik. Ia juga bisa merasakan kehadiran hantu, bahkan sebelum dia dapat melihatnya. Saat makan malam tiba, mama memanggil Carla. Biasanya mereka akan makan malam bersama. Dengan perlahan Carla turun dan langsung duduk di hadapan mama “halo sayang, pasti abis tidur ya? Kok mama punya anak kaya kebo gini sih? Goda mama sambil menata piring-piring di meja makan “yahh mama, kan bukan salah Carla kalo kaya kebo, lagian Carla gini kan gara-gara gen dari papa “ protes Carla dengan cepat “kenapa papa jadi dibawa-bawa sih?” tanya papa yang baru turun dari kamarnya. “emangnya papa salah apa coba? Baru juga turun, udah dikambing hitamkan” “ pa, buah jatoh kan ga jauh dari pohonya. Jadi mam, kalo ada sifat Carla yang jelek, itu sih pasti ada turunan mama sama papa” jawab Carla merasa menang, sambil tak lupa mendaratkan ciuman singkat di pipi papa Carla “itu sih pasti turunan dari papamu, mama mah turunannya bagus-bagus semua” jawab mama sambil tersenyum “mama kok malah belain si tengil satu ini sih??” jawab papa protes karena merasa di curangi “ keluarga papa kan turunanya bagus juga” “loh masa sih pa?? Kayanya kemaren Karen pas nginep disini bangunnya siang banget setara nih sama Carla” jawab Carla. Karen adalah sepupu Carla yang memang seumuran dan dari sisi papa. Kali ini sih papa kalah telak “udah udah, cukup berantemnya. Mama mau nanya dulu, Carla tadi kenapa pulang pagian?” tanya mama “oh itu.. tadi aku disuruh keluar kelas ma, gara-gara ada hantu perempuan yang belakangan ini ganggu aku” jawab Carla kesal karena diingatkan kembali kepada kejadian siang tadi. Tapi mau bagaimanapun tidak bisa selamanya Carla menghindar “kok bisa?” tanya papa memperhatikan putri tunggalnya itu “Carla juga tidak tahu pa. Tiba-tiba saja dia muncul dan dia mulai datang terus mencari perhatian Carla. Ada-ada saja tingkahnya pa. Coba papa tebak tadi dia bawa apa ke kelas ku? Tanya Carla “memangnya dia bawa apa?” tanya papa ingin tau “masa ya pa, dia bawa pisau. Lebih parahnya lagi masa dia mau nikam guru aku pa. Kalau bukan karna aku teriak, mungkin guru matematika aku cuma tinggal nama sekarang...” jawab Carla bercerita sambil menggebu-gebu “Carla Carla jelek... makin hari makin jelek.. weeee” tiba-tiba saja terdengar suara yang sangat familiar di telinga Carla, tak lain dan tak bukan adalah Peggy. Hantu berumur 7 tahun yang sudah lama sekali mendiami rumah mereka. Peggy tidak pernah mengganggu, atau itulah anggapan semua orang kecuali Carla. Karena Carla bisa mendengarnya mengeluh, mengejek, menertawakannya, bahkan kadang bercerita berkeluh kesah pada Carla “diamlah Peggy, aku sedang tidak mood bermain denganmu” jawab Carla santai karena sudah sangat mengenal Peggy. Papa dan mama heran saling pandang. Walaupun mereka sudah tahu, tetap saja mereka jarang melihat purtinya itu langsung berbicara pada hantu. Sadar karena dilihat oleh kedua orangtuanya, Carla nyengir kuda dan melanjutkan makan. “Carla keganggu banget mam, pap, dengan munculnya hantu yang nyebelin itu. Males banget Carla ngurusin yang begituan” aku Carla “tapi hantu itu sudah tahu kamu bisa melihatnya. Mungkin dia hanya ingin meminta  bantuan mu. Kalau papa saranin sih mending kamu cari tahu aja masalah ini. Mungkin setelah selesai hantu itu tidak akan mengganggu  kamu lagi” jawab papa menasehati putri tunggalnya itu “oh iya.. papa benar juga” jawab Carla bersemangat. Ia naik ke kamarnya dengan tekad harus menyelesaikan masalah hantu itu dan mencari tau apa maunya. Carla sudah tidak tahan lagi deh kalau harus berhadapan terus sama hantu wanita itu. Lebih cepat lebih baik bukan.   Pagi itu Carla telat bangun. Ambisi untuk mencari tahu tentang hantu itu membuatnya sulit mengantuk. Carla telat masuk ke kelas. Berhubung gurunya galak banget, dan tidak terima kalau ada murid yang telat pada saat jam pelajarannya, Carla memang lagi apes banget karena harus keluar dari kelas-- lagi. Tapi, kesempatan kali ini digunakan oleh Carla untuk mencari tahu apa yang  ada di ruang musik. Ia berjalan dengan perlahan dan was-was. Takut hantu gadis itu tiba-tiba muncul dengan cara tak mengenakkan atau lebih parah lagi cara yang tidak terduga. Ia sampai didepan pintu ruang musik itu. Carla menatap pintu itu sambil menerka-nerka apa yang ada didalamnya, membayangkan segala macam hal gaib yang tiba-tiba saja melintas gratis diotaknya. Takut. Kata itu yang muncul dipikiran Carla. Hampir saja ia menggagalkan niatnya untuk mencari tahu dan kembali,tapi Carla mengingat pesan papa. Benar kata papa, kalau memang hantu itu ingin dia membantunya, pasti Carla selalu diganggu. Padahal hal itulah yang paling super duper tidak disukai oleh Carla. Seperti sebelumnya, ruang musik itu terkunci. Carla mencari cara untuk membuka pintu itu. Emang lagi mujur banget, kebetulan pak Darot lewat. Langsung aja Carla meminta kunci ruang musik itu. “Permisi pak.. saya boleh minta kunci ruang musik ini?” tanya Carla dengan sopan. Pak Darot tidak langsung menjawab. Ia menatap Carla dengan bingung. Ruang musik itu sudah lama sekali ditutup dan kenapa tiba-tiba Carla ingin meminta kuncinya. Padahal ada rumor yang beredar dikalangan para siswa-siswi bahwa ruangan itu memang berhantu walaupun kebanyakkan tidak mengetahui peristiwa mengerikan yang pernah terjadi diruangan itu. Carla mencari akal agar pak Darot tidak curiga. Akhirnya setelah berkutat sendiri dengan pikirannya, Carla mengarang cerita bahwa  Bu Yurta memintanya mengambil kursi yang sudah tak terpakai lagi. Karena bangku dikelasnya ada yang patah. Pak Darot memandang Carla dengan perasaan bimbang, namun dia segera beranjak dan mencari kunci itu diruang perpustakaan. “ini kuncinya dek... “ kata pak Darot ragu... Carla tahu ada sesuatu yang tidak beres dan ia ingin tahu apa itu “maaf pak, bapak kelihatan gelisah... ada apa ya pak?” “tidak apa-apa dek... hati-hati saat masuk kedalam” kata pak Darot pelan sambil berjalan pergi meninggalkan Carla yang masih tertegun. Carla berbalik dan menatap pintu itu sekali lagi. Dengan perlahan dia memegang kenop pintu dan memasukkan kuncinya kedalam lubang kunci kemudian memutarnya. Dalam sepersekian detik pintu terbuka dan bau tak enak langsung menyapa Carla. Bau busuk,lembab,pengap dan yang pasti berdebu langsung menghantam hidungnya. Namun hal itu tidak membuat Carla mengurungkan niatnya. Ia maju selangkah dan memperhatikan ruangan itu dengan seksama. Tidak ada yang aneh atau berlebihan, dalam ruangan itu hanya terdapat papan tulis yang sudah tua, meja dan kursi yang merupakan tempat duduk guru yang terbuat dari kayu sudah tertutup oleh debu. Ditengah ruangan itu terdapat piano model lama, yang ditutupi dengan kain putih,juga ada beberapa  kursi yang tidak terpakai. Tiba-tiba saja bulu kuduk Carla berdiri semua. Carla sangat terkejut dan ia terlonjak kaget.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD