KERJA KERAS

1015 Words
Septha mengantarkannya ke apartemen. Btari memandang sekeliling apartemen, penyewa di apartemen lamanya adalah Radhika, yang waktu itu menggantikannya. Dhika sudah pindah dan menemukan apartemen baru. Sesuai perjanjiannya, saat Dhika keluar, ia akan mengecat ulang apartemen dan membersihkannya sesuai kondisi awal. Dan, Btari melihat kalau Dhika telah membereskan apartemennya dengan rapi. Ia mengambil sprei bersih dan memasang sprei di kasurnya yang baru. “Aku sudah mengganti kasurmu sesuai permintaan. Ini enak sekali,” Septha berbaring di atas kasurnya. Btari ikut berbaring di sebelahnya, “Dingin.. Dan, ini membuatku lapar. Makan?” Septha merubah posisi menjadi duduk, “Ok, ada tempat makan baru di dekat apartemen ini. Restoran Padang. Mau? Tempatnya juga enak, makanannya juga enak.” “Ok, aku mau. Kangen makanan padang!” Btari berdiri dan melepas coat-nya, “Let’s go!” *** Setibanya di restoran, Btari bingung memilih makanan yang tersedia di meja, “Pertama, aku ingin dendeng balado! Septha, di Singapura banyak yang menjual makanan Indonesia, tapi kenapa ya rasanya beda. Lidahku selalu rindu masakan Indonesia asli di tanah air. Ahh.. Dendeng balado dan sambal goreng udang sepertinya menggoda..” Btari mengambil dendeng dan sesendok sambal goreng udang yang segar dengan bumbu merah. Septha hanya tertawa melihatnya, “Makan sepuasmu!” Btari mulai mengunyah, “Tentu saja!” “Bagaimana pekerjaanmu? Jadi researcher rasanya cocok untukmu Sep,” Btari menanyakan soal bidang baru yang Septha geluti. Skenario merupakan cetak biru sebuah film atau drama. Oleh karena itu, meski skenario drama atau film mayoritas fiksi, namun tentu saja semua informasi harus akurat. Untuk menggali dan mencari informasi yang akurat, biasanya penulis skenario bekerja sama dengan seorang periset atau researcher. Tujuannya agar isi skenario tidak melenceng dari aturan umum, meski fiksi tapi semua yang tertulis benar dan akurat. Sehingga peran researcher sangat penting dalam menyusun skenario, khususnya di film atau drama sejarah yang memerlukan data dan catatan peristiwa dengan benar. Atau, terkait hal-hal yang sifatnya penemuan dan teknologi, itu juga harus menampilkan data yang akurat. Khususnya lagi dalam drama atau film mengenai medis dan kedokteran. Dan sekarang, Septha memegang peran penting sebagai researcher dalam Tim Taqi Saskara. “Aku senang, ini cocok denganku. Aku tidak terlalu memiliki imajinasi untuk menyusun naskah, tapi meneliti dan meriset, itu aku suka,” Septha tersenyum lebar. “Syukurlah, selain projek yang sedang aku buat bersama Taqi sekarang, dua tahun ini aku menyusun naskah skenario yang aku harap bisa masuk produksi. Sebelum aku diskusi dengan Taqi, aku mau kamu baca ok? Sekaligus minta bantuan terkait data-data yang ada. Tolong koreksi kalau aku salah,” Btari menelungkupkan kedua tangannya ke arah Septha. “Tentu saja.. Aku akan bangga sekali bisa bekerjasama denganmu. Tahu tidak, aku sudah baca sebagian skenario yang kamu buat untuk projek ini, dan menurutku itu keren!” Septha mengacungkan kedua jempolnya. “Serius? Semoga saja.. Aku bekerja keras untuk naskah itu. Hampir tidak tidur setiap hari. Entah kenapa inspirasi selalu datang malam hari, jadi tidak bisa tidur cepat. Rasanya lega saat Taqi bilang ok..” Btari tersenyum lebar dan meletakkan sendok garpunya, tanda selesai makan, “Minggu depan ada rapat dengan produser dan sutradara untuk naskah itu. Dan, aku terlibat. Bayangkan??? Ini membuatku semangat!” “Aku ikut senang! Kerja kerasmu membuahkan hasil.. Siapa aktor dan aktris yang akan masuk daftar casting?” Septha penasaran. “Aku tidak tahu, nanti setelah rapat minggu depan, mungkin baru ketahuan,” Btari menjelaskan. “Oh iya, hari ini, menginap di apartemenku yu?” Btari mengajak Septha. “Ok sister..!” Septha tersenyum lebar. *** Genta membaca-baca beberapa naskah yang masuk. Teo memintanya mempertimbangkan naskah-naskah tersebut. Selama beberapa waktu kebelakang, setelah dramanya dengan Ishana berakhir, Genta belum lagi mengambil projek drama. Artinya ia hiatus selama hampir 2 tahun. Tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, tapi rasanya kehilangan semangat. Ada yang hilang dari dirinya. Akhirnya beberapa bulan lalu, ia memilih solo travelling keliling Eropa Barat. Asli sendiri. Ia ingin menyepi. Ia memulai petualangan dari London, Inggris. Menikmati kehidupan kota besar yang terasa sepi. Setelahnya Genta melanjutkan perjalanan ke Paris, Prancis. Berjalan-jalan menikmati berbagai karya seni indah di Museum Louvre. Kemudian, ia mampir ke Swiss. Ia tinggal di Swiss selama satu bulan, dan merasakan kesunyian yang tidak ia dapatkan di Jakarta. Perjalanannya berlanjut ke Roma Italia, menikmati Piazza Navona, Colloseum, Pantheon dan Trevi Fountain. Ia bahkan sempat melancong ke Vatikan dan Venesia. Kota yang romantis. Terakhir, ia menutup perjalanannya dengan mengunjungi Amsterdam dan Volendam, Belanda. Genta menikmati pemandangan pedesaan khas Belanda dengan kincir angin, sambil berkeliling menggunakan sepeda. Bahkan, rambutnya memanjang dan ia membiarkannya. Ia hidup dengan rambut gondrong dan jenggot yang menutupi dagunya. Hal yang ia tidak suka sebelumnya. Tapi, saat itu, ia hanya ingin bebas, dan membiarkan dirinya melakukan apapun yang tidak biasa ia lakukan. Genta menarik nafas panjang, dan kembali ke realita. Ia melihat ada sekitar 7 bundle naskah dari 5 drama dan 2 film yang berbeda. Ah, ia harus kembali semangat. Ini pekerjaannya. Aktor bisa kehilangan popularitasnya tanpa karya yang hadir di masyarakat. Teo mengingatkannya dan ia berniat untuk menurut. Manajernya yang juga sahabatnya itu memang benar. Ia mengambil naskah yang pertama, drama bergenre action. Genta memutuskan untuk pass. Drama terakhirnya memiliki genre yang mirip, ia ingin mengambil peran yang lebih ringan seperti komedi atau romance. Naskah berikutnya adalah film yang juga bergenre action. Setelah membacanya, isinya cukup menarik hatinya, dan estimasi produksi masih di akhir tahun. Genta memilih film itu untuk ia perankan. Lalu berikutnya adalah drama soal sejarah masa lalu, ini menarik. Selain itu, jadwal syuting estimasi masih sekitar 9 bulan lagi. Ia memisahkan naskah itu. Kemudian sisa tiga naskah lainnya, lagi-lagi bergenre action. Ia memutuskan untuk melewatkannya. Bahkan, setelah membaca naskahnya, tidak masuk ke hatinya. Terakhir, ia melihat naskah dengan genre romance-comedy. Ah, ini menarik! Genta membacanya, kisah dari drama ini mengenai seorang lelaki yang ditinggal menikah kekasihnya. Akhirnya ia menyewa seorang perempuan untuk berpura-pura menjadi istrinya untuk membalaskan dendam pada mantan kekasihnya. Genta tertawa sendiri membaca draft dialog-dialog yang ada. Drama ini, OK! Ia lalu membaca cover naskah tersebut, Sutradara Aliando Bakhtiar, Produser Diajeng Asmita, lalu Penulis Skenario Taqi Saskara dan Btari Kamala. DUG! Jantungnya langsung berdegup kencang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD