Bab 24

1601 Words

Bab 24 Keika melirik ke arah Alvian yang sedang memberi pakan ikan koi-nya. Dia mengikuti Alvian ke depan, dan hanya berdiri mengamati. Aneh saja rasanya, melihat Alvian memberi pakan ikan dengan binar bahagia seperti itu. Kebahagiaan lelaki itu nyatanya sesederhana itu. "Kenapa senyum-senyum?" Alvian melirik Keika yang tampak mengulas senyuman dengan tatapan yang terarah pada kumpulan ikan koi yang baru dia beri makan. Keika mendecap sebal tanpa repot-repot untuk menoleh ke arah lawan bicaranya. "Nggak boleh senyum?" Alvian menaikkan sebelah alisnya. "Sewot amat!" Terkadang, Keika memang bersikap begitu, sewot, kesal, sebal, tapi membuat dia gemas. Rasanya tuh pengin Alvian cium itu bibir, biar nggak manyun-manyun. Atau dia cubit saja. Ah, jangan. Nanti Keika ngunci pintu kamar, d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD