Saat meihat Faraz sedang memilihkan kelinci untuk dua keponakannya, Lisa sudah merasakan tidak enak pada perut dan pinggulnya. Tak lama, ia merasakan bahwa ‘tamu bulanannya’ sudah benar-benar datang. Keringat dingin membanjiri dahinya. Lisa memang selalu merasakan nyeri setiap datang bulan. Namun, kali ini ia tidak membawa pembalut sebagai persiapan. Kondisi perutnya yang kian nyeri pun tak memungkinkan ia bangkit dari duduknya di jok mobil. Usai membeli kelinci, Faraz kaget saat masuk mobil ia mendapati Lisa yang memegang perutnya dan peluh bercucuran di dahinya. Wajahnya pun terlihat sedikit pucat. “Kamu kenapa, Lisa? Kamu sakit perut?” tanya Faraz khawatir. Lisa memutuskan untuk membuang ego dan gengsinya saat ini. Ia sangat membutuhkan bantuan Faraz. “Ras, tolong beliin aku pemba