Shana dan Farras

2530 Words

Usai dari Stanford, setidaknya Andra sempat mengajaknya makan siang sebelum pergi ke kantor. Kini mungkin Andra sudah sibuk sementara ia? Ia larut dalam solatnya. Menangis sejadi-jadinya. Sakit? Iya lah. Ini kan cinta pertamanya. Ia belum pernah merasakan sakit hati. Ah ternyata sakit sekali. Hingga ia tak kuat untuk menahan diri. Hanya bisa menangis sekarang. Ternyata begini ya rasanya sakit hati? Ia menelepon mamanya. Tentu saja bukan untuk melapor soal Andrea. Ia berpikir mamanya pasti belum tahu kan? Ia juga berpikir kalau adiknya belum tahu. Jadi? Ya sudah. Lebjh baik tak usah diberitahu untuk sementara waktu. Nanti kalauia sudah agak tenang, ia akan memberitahu mereka. Aaah ia bahkan tak berpikir kalau adiknya sudah tahu kan? "Kecopetan? Kecopetan gimana?" Ia menceritakan kron

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD