Cinta Pertama

1015 Words
"Cakep, bro?" Ia diolok Pras. Yeah sahabatnya sejak awal masuk sini. Tentu saja Pras sudah tahu soal kasus jatuh cintanya yang begitu baru. Karena baru kali ini Andra terlihat begitu aneh. Gadis yang ditenggarai paling cantik hampir satu sekolah itu yang berhasil mencuri hatinya. Kalau ganteng? Saingan Andra jelas banyak lah. Apalagi kalau dibandingkan dua saudara kembar Farras. Tapi Andra itu punya pesona ketika ia menyanyi di atas panggung. Kalau Ferril akan terlihat playboy-nya. Karena matanya selalu mengedip untuk membuat para lelaki eh perempuan klepek-klepek. Nah kalau Andra itu tipe yang humble di atas panggung. Ia tak perku berkedip pun perempuan sudah banyak yang jatuh cinta kok. Lalu? Lalu bagaimana dengan perempuan yang baru-baru ini ia sukai? "Gak lo deketin? Sepupunya cewek gue tuh." Pras bersedia membuka jalan kalau ia mau. Tapi ia tak punya nyali. Hahahaha. Ditembak cewek mungkin sudah biasa. Tapi untuk kasus ini kan, ia jelas menyukai Farras. "Masih kecil." Begitu alasannya. Ya kan Farras baru masuk SMA. Ia diledek cupu oleh Pras. Padahal ia memang tak percaya diri. Jadi kesehariannya di sekolah ya hanya menatap Farras dari jauh. Berharap perasaannya berbalas meski tak mengucapkan kata-kata apapun. Ya harapannya sih begitu. Tapi cinta itu memang harus diperjuangkan. Iya gak? Begitu bel pulang berbunyi, ia keluar dari kelas. Yeah sambil menenteng buku lalu menaruh ke dalam tas dan melanjutkan langkahnya lagi. Beberapa adik kelas menatapnya ketika ia lewat di dekat mereka. Tujuannya tentu saja motornya yang ada di parkiran sekolah. Tanpa tahu kalau banyak yang menjadikannya pusat perhatian. Ia selalu menjadi idola di masa-masa kedatangan murid baru. Termasuk sekarang. Kalau berjalan sendirian, Andra tampak cuek. Ia bukan lelaki seperti Ferril yang hobi tebar pesona. Atau ya Pras yang terlalu ramah pada banyak orang. Ia memang sedikit berbeda. Makanya banyak cewek yang lebih suka kepadanya dibandingkan dengan Pras. Karena lagaknya memang cool begitu deh. Ia mengendarai motornya keluar dari area parkiran. Ya mengendarai dengan santai. Tanpa tahu kalau ada yang baru saja ternganga melihatnya bermotor dengan begitu ganteng. "Mau pulang atau enggak?" Farrel menegur gadis yang lupa mengatupkan mulutnya itu. Yeah, tentu saja kembaran perempuannya yang sempat dikira pacarnya dan Ferril. "Mauu iih!" Ia sampai lupa dengan tujuannya. Ia naik ke atas motor abangnya. Duduk miring tentunya karena roknya. Lalu memeluk abangnya dengan erat seperti biasa. Motor besar Farrel melaju meninggalkan area parkiran. Anehnya malah bertemu di Andra di lampu merah yang tak begitu jauh dari sekolah. Bukan kah tadi lelaki itu sudah berangkat lebih dulu? Ya. Tapi Andra tadi sempat berhenti lalu meladeni beberapa temannya yang nongkrong di seberang sekolah. Ada warung di sana. Baru kemudian pulang. Begitu tiba di lampu merah dan menoleh ke kanan eeh ada gadis itu. Farras segera mengalihkan pandangannya ke arah kanan sambil mengulum senyum. Ya kaget sih karena Andra mendadak menoleh ke arahnya. Ia juga tak tahu kalau Andra tersenyum di balik kaca helmnya. Tentu saja senang melihat Farras. Meski tak berani mendekatinya. Anggap saja ia pengecut. Ya terserah lah. Tapi sebenarnya, itu cara Allah menjaganya sih. Pergaulannya mungkin tampak seperti lelaki-lelaki lain. Dari sisi agama? Ia tidak sesoleh itu. Solat juga sering bolong. Tapi ada kebaikan yang selalu ia lakukan dalam diamnya. Ini mungkin sisi yang tak pernah Farras tahu. Karena gadis itu jatuh cinta karena kekerenannya sebagai seorang vokalis top di sekolah. Prestasi bandnya yang sudah mencapai tingkat nasional. Tentu saja salah satunya karena wajah dan suara Andra yang menjual. Begitu tiba di rumah, ia sudah melihat motor adiknya. Tampaknya gadis itu sudah tiba di rumah lebih dulu dibandingkan dengannya. "Oooii!" "ABAAAAAAAANGG!" Ia terkekeh. Dengan tidak sopannya ia membuka pintu kamar Zakiya. Tak tahu kalau gadis itu baru hendak membuka seragamnya. Untuk saja baru dua kancing. Ia menutup kembali pintu itu. Maksud hati memang ingin menanyakan sesuatu. Karena saat jam istirahat tadi siang, ia tak sengaja menoleh ke arah Zakiya. Tampaknya, adiknya satu kelas dengan Farras. Ya kalau ia tak salah mengira. "Lo kelas berapa, Ki?" "Ngapain nanya-nanya?!" Kiya sewot. Ia sedang buru-buru mengganti bajunya sebelum Andra masuk lagi. Abangnya ini benar-benar minta dibantai. Ia dongkol sekali. Ia kan sudah besar sekarang. Bukan anak kecil seperti dulu lagi. Heiish! Andra terkekeh mendengar ucapannya. Ya khas Zakiya. "Ya kan nanya." Tentu saja Zakiya tak percaya dengan jawaban itu. Menurutnya, pasti ada sesuatu di baliknya. Iya kan? Tapi abangnya mengincar apa? Ia membuka pintu kamarnya dan itu membuat Andra yang sedang bersandar malah mundur beberapa langkah ke belakang. Akhirnya ia malah terduduk di lantai. Zakiya berkacak pinggang. "Hayooo cewek mana yang lo incar, bang?" Abangnya ini benar-benar tak bisa menyembunyikan sesuatu darinya. Andra itu sangat mudah dibaca. Dan tentu saja Andra menyangkal mati-matian. "Ya elah. Nanya aja kagak boleh." Ia sewot sambil beranjak lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya yang pintunya tepat berhadapan dengan kamar Zakiya. "MAAAAA! BANG ANDRA SUKA SAMA CEWEEK!" Ia berteriak sambil menuruni tangga. Andra berdesis. Cowok itu sedang membuka baju seragamnya. "Ya bagus atuh. Dari pada suka sama cowok. Bisa pusing kepala mama." Zakiya terkikik-kikik mendengar seruan mamanya dari dapur. Tentu saja sedang menyiapkan makanan untuknya dan abangnya. Meski ia juga tak lapar-lapar amat. Andra geleng-geleng kepala. Memang begitu cara mamanya menanggapi sesuatu. Mereka memang keluarga yang santai dan juga harmonis. Eeh humoris juga sepertinya. Andra mengeluarkan ponsel dan beberapa barang lain dari dalam tas. Ia tak bisa lama di rumah karena harus pergi kursus. Belum lagi nanti malam ada kakak cantik ke rumah. Hahaha. Tenru saja guru privatnya yang katanya kuliah di Kedokteran UI. Tapi rela menjadi guru privat. Mungkin ya kebutuhan. Terlebih ia sudah kelas 12 SMA sekarang bukan? Ia perlu banyak ilmu dan latihan. Farras Adhiyaksa. Kelas X1. Saudara kembarnya ya lo pasti tahu lah. Yang bikin biang onar waktu itu. Cewek gue bilang, doi belum punya pacar dan belum pernah pacaran. Itu pesan dari Pras. Yeah bahkan ia tak meminta tapi sahabatnya itu sudah mencari tahu sebegitu dalam. Jomblo? Belum pernah pacaran? Ohooo. Sungguh? Cewek secantik itu pasti banyak yang suka bukan? Eh tapi bukan kah ia juga sama? Ia juga jomblo berwajah ganteng. Tapi belum pernah berpacaran juga. Karena apa? Karena bsru kali ini jatuh cinta. Ini cinta pertamanya dan ia tak punya nyali untuk mendekatinya. Hahaha. @@@
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD