Hanya bisa merindukannya dalam diam. Tak bisa melihat apa lagi menyentuh. Sebuah rasa yang tak bisa tersampaikan. Dan ... hanya tersimpan dalam hati. Seina menulis kata-kata yang menyentuh di akhir bab yang dia buat. Jika di pikir lagi itu sebagian dari apa yang ada di hatinya kini. Setelah pertemuannya dengan Diana, Seina yakin jika hubungannya dengan Darel cukup hanya sebatas teman tidak lebih. "Argh ... Seina apa yang sedang kamu pikirkan," gerutu Seina memegangi kepalanya. Ia beranjak dari meja kerjanya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Semalaman hanya fokus membuat cerita, sampai ia lupa untuk tidur. "Tunggu, sampah belum aku buang," ucap Seina berlari ke dapur lalu keluar dengan membawa dua kantong sampah di tangannya. Tepat di depan pintu Seina berhenti sejenak menol