Berkenalan dengan Ethan

1004 Words
Setelah berminggu- minggu persiapan untuk Lomba Debat itu, akhirnya hari Perlombaan pun tiba. Emily tidak sabar untuk mengikutinya. Ia telah mempersiapkan dengan baik karena menurutnya Lomba ini bukan saja demi nama baiknya tetapi juga membawa nama baik kampusnya supaya makin dikenal banyak orang. Jeni, sahabatnya itu telah banyak membantunya dalam persiapan itu. Itulah mereka bersahabat, saling mendukung satu sama lain. Tak pernah saling menuntut lebih kepada sahabatnya. Jadi itulah yang membuat persahabatan mereka langgeng sejak awal masuk kampus itu.Saling membantu tugas-tugas kuliah bahkan saling berbagi kisah hidup tentang keluarga masing-masing. Memiliki sahabat yang baik tentu saja mendatangkan banyak kebaikan bagi Emily yang harus berjuang menuntut ilmu di kota besar dan jauh dari orang tua. Kesulitan yang ia hadapi jadi lebih mudah dan ringan dengan adanya sahabat yang selalu mendukungnya dan selalu ada kapanpun ia butuhkan. Kedekatan mereka bahkan sudah seperti kakak beradik kandung. Hari itu Emily sudah bangun pagi-pagi agar tidak tergesa-gesa ke tempat lomba. Namun ojek pesanannya lama sekali datang. Akhirnya dia buru-buru dan membuatnya sedikit berlari supaya tidak terlambat. Apalagi penilaian juri sangat berpengaruh buat mahasiswa yang tidak disiplin dalam mengikuti lomba,tentu saja ia todak menginginkanya. " Ups,sorry. Saya nggak sengaja." ucap Emily. Dia sedang tergesa-gesa pada saat mau mengikuti Lomba Debat dan tidak sengaja menyenggol seorang pria saat menaiki tangga.Badan mereka saling bertabrakan. "Eh, aku yang minta maaf. Aku yang tidak melihat."kata pria itu. " Sepertinya kamu sedang tergesa-gesa ya?" "Aku salah satu finalis Kompetisi Debat." jawab Emily. " Oh, ya. Kenalkan aku Ethan ,mahasiswa Universitas Shine." " Aku Emily. Ternyata kita dari kampus yang sama tapi aku belum pernah melihatmu." " Wah, senang bertemu denganmu Emily. Mungkin karena kita beda fakultas dan kampus kita luas. " Baiklah, Ethan senang berkenalan denganmu. Aku harus segera ke ruangan di sebelah sana." Emily meninggalkan Ethan yang sebenarnya masih ingin berbincang-bincang dengannya. "Semoga berhasil,Emily." Ethan memberi semangat Ethan merasa pertemuan mereka berkesan walaupun baru pertama kali. Baru kali ini Ia bertemu dengan perempuan yang cantik, aktif namun tutur katanya juga sopan dan lembut. Tidak seperti perempuan lainnya yang ia temui terlihat judes dan sombong. Dia terus memandang kearah Emily yang berjalan menjauh darinya. Gerak tubuh wanita itu lincah dengan rambutnya yang terikat dan bergerak seolah mengikuti gerak tubuhnya. Pada saat selesai mengikuti lomba, Emily kembali melewati tangga dia berjalan tadi. Wajahnya berseri-seri, menunjukkan suasana hatinya yang ceria. Dari bawah tangga Ethan yang sedang mengobrol dengan temannya langsung melihat pesona wanita cantik itu. Dia mulai mengagumi Emily dan memang dia sengaja berdiri di sana sejak tadi untuk menunggu Emily lewat lagi di sana setelah ikut kompetisi debat. Didalam hati Ethan timbul rasa penasaran dengan sosok Emily dan ingin rasanya dia terus berbincang dengan perempuan yang mengagumkan baginya itu. "Hmm, kok di jantungku terasa aneh ya. Ada apa ini? tidak biasanya seperti ini. Baru kali ini aku merasa jantungku berdebar-debar melihat seorang perempuan." "Ah, aku tak tahan melihat tatapannya. Oh Tuhan, perasaan apa ini? Inikah cinta pada pandangan pertama?" Ethan berbicara dalam hatinya tentang perasaan aneh yang baru pertama kali ia rasakan dan ia tidak mau membagikannya kepada orang lain. Biarlah aku simpan rasa ini sendiri. Perasaan nyaman berada di dekatnya dan rasanya ingin selalu dekat dengannya. Seperti ada tarikan magnet yang kuat. Melihat Emily semakin dekat,ia tidak mau melepas kesempatan begitu saja. Pria tinggi dan berkacamata itu segera menghampiri Emily dan mengajaknya ngobrol lagi. Sementara Emily tidak merasakan getaran rasa seperti yang Ethan rasakan. Ya, kejadian tadi waktu menaiki anak tangga adalah biasa baginya. " Hai, Emily." sapa Ethan. " Oh, hai Ethan. Kita ketemu lagi. " Bagaimana dengan kompetisi debat mu? Dari wajahmu,bisa aku tebak kamu pasti berhasil, benarkan ?" Ethan bersemangat. " Kasih tahu nggak ya ? Mmm ...Emily tersenyum. "Ayolah, beritahu aku. Aku jadi penasaran. "Tebakanmu benar. Aku berhasil jadi juara pertama." "Wow. super sekali." Wajah Ethan tampak berseri-seri. " Keren.Selamat atas keberhasilanmu. Aku ikut senang. Kamu memang luar biasa." "Ngomong-ngomong, kok wajahmu bahagia banget aku jadi juara? Bukankah kita baru kenal?"tanya Emily. "Eh, itu, itu karena aku,eh kita kan satu kampus. Terang saja aku senang, kemenanganmu berarti kemenangan buat kampus kita. Benar kan?" Sebenarnya Ethan berusaha menutupi rasa sukanya kepada Emily. Dia tampak gugup ketika menjawab pertanyaan itu. " Ya,tentu saja,Ethan. " Terima kasih ya,Ethan. Ngomong-ngomong kamu sendiri ada keperluan apa di sini?" Sejak pertemuan kita tadi,kamu belum pulang?"tanya Emily. " Oh ,aku ada perlu dengan temanku jadi aku datang kemari. Tidak disangka bertemu denganmu. " Oh ya, kamu mau kemana sekarang?" Mereka terus saja berbincang-bincang saat berjalan dan akhirnya sampailah mereka di pelataran kampus itu dan dekat dengan parkir kendaraan. Ethan tidak mau melewatkan kesempatan agar tetap dekat dengan Emily. Dia menawarkan tumpangan supaya bisa pulang sama-sama. " Aku mau pulang ke kostku di Martadinata. " Aku antar ya. Aku bawa motor. " Aku enggak mau merepotkan. Aku bisa pulang sendiri. Makasih. Emily menolak secara halus. Namun Ethan terus berusaha,pantang menyerah baginya. "Oh ,tidak sama sekali.Dengan senang hati aku tidak merasa direpotkan. Mau ya?" ajak Ethan. "Ayolah, aku cuma menghantarkanmu. Tenang saja aku orang baik,gak akan macam-macam denganmu. Jangan takut. Lagipula kita kan satu kampus,jadi sudah sebaiknya kita bersahabat satu sama lain meskipun baru kenal. Sebenarnya Ethan ingin mengetahui tempat tinggal Emily di Bandung. Jadi ia terus menawarkan tumpangan. "Kenapa? ragu ya sama saya. Tenang aja saja gak gigit kok. Hehehe..." Ethan bercanda sambil tertawa kecil. "Perasaanku tidak enak saja. Kita kan baru kenal tapi kamu sudah mau menghantarkanku pulang." " Gak ada yang marah nih,kalau aku naik di motormu?" "Tentu saja gak ada. Aku kan masih jomblo. Lagipula aku senang memberi tumpangan bagi orang lain. Yah, tidak bisa lakukan kebaikan yang besar,ya lakukan kebaikan kecil supaya ada bekal di hari esok." "Wah, kamu baik sekali Ethan. Prinsipmu bagus sekali tentang melakukan kebaikan. Andai saja banyak orang berprinsip sepertimu tentu saja dunia ini akan aman dan tentram." "Orangtuaku sudah tanamkan hal itu kepadaku sejak kecil. Menurut mereka satu kebaikan kecil yang kita lakukan dapat berdampak besar bagi orang lain." "Jadi bagaimana Tuan Putri? Mau ya aku hantarkan pulang?" Ethan melayangkan tangannya ke depan Emily seperti meminta. "Baiklah." jawab Emily. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD