4th Floor

1075 Words
            Teriakannya sudah berhenti digantikan oleh isakan tangisan dari kejauhan. Mike berusaha menajamkan pendengarannya kembali dan pandangannya lurus ke depan lorong. Ia terkesiap seketika saat melihat lampu dari arah lift yang terbuka. Cahayanya remang-remang tapi bisa menerangi sedikit lorong itu.             Mike mengernyit heran karena ia yakin gedung itu sudah hangus dan pastinya listrik telah diputuskan dari tempat ini. Tapi, kenapa lampu liftnya bisa menyala ?             Baru saja ia melangkah dua kali, tiba-tiba ada yang mencengkeram lengannya hingga membuat Mike hampir saja terlonjak ketakutan. Ia menoleh tegang pada orang yang mencengkeram lengannya.             “Kau mendengarnya bukan ??? Kau mendengarnya ‘kan ???” desis seorang wanita paruh baya yang memandangnya tajam di bawah cahaya senter Mike. “A-a..apa ???” Mike masih terkejut saat menyadari bahwa wanita itu adalah wanita yang tadi siang memohon-mohon pada sekuriti. “Kau pasti mendengarnya juga ! Sudah 2 minggu aku selalu mendengar teriakan Kelly dari arah lift itu !” wanita itu langsung menunjuk pada lift yang ada di belakang Mike.             Matanya tiba-tiba membelalak saat menyadari bahwa lift itu menyala kembali ! Ia langsung menyingkirkan Mike dan segera berlari ke arah lift. Mike masih terkejut melihatnya dan segera mengejar wanita paruh baya itu. “Madam ! Di sana berbahaya ! Ayo kembali !” panggil Mike sambil mengejarnya. “Itu juga yang kukatakan pada Kelly ! Tapi, dia tidak mau mendengarku dan pergi mengejar hantu !” gumam wanita itu dengan gusar dan ia berhenti di depan lift yang masih terbuka lebar. “Kelly ? Apa dia anakmu yang hilang itu ?” Mike mengernyit sambil memandang wanita itu. “Ya ! Aku sudah melapor pada polisi dan mereka tidak menggubrisku sama sekali ! Astaga, akhirnya lift ini hidup kembali...” wanita itu memandang pintu lift yang masih memancarkan cahaya remang-remang. “Um...? Bisa anda ceritakan lebih jelas tentang anak anda yang hilang, Mrs...?” Mike berjalan mendekatinya.             “Marshall. Julia Marshall. Dan aku tidak punya waktu untuk menjelaskan semuanya padamu sementara anakku masih ada di dalam gedung terkutuk ini !” Mrs. Marshall memandang tajam pada Mike sebelum ia melangkah masuk ke dalam lift yang langsung membuat Mike membelalak. “Tunggu Mrs. Marshall ! Anda tidak bisa masuk ke dalam lift itu ! Gedung ini sudah rusak dan lift itu bisa mati kapan saja !” Mike langsung menahan pintu itu sebelum Mrs. Marshall sempat menutupnya.             “Apa kau pikir aku masih bisa menunggu setelah melihat anakku hilang di tempat ini ?” desis Mrs. Marshall dengan ekspresi hampir menangis. Mike langsung terdiam mendengarnya. “Setidaknya aku berterima kasih karena dengan adanya kau, aku bisa masuk ke sini. para penjaga itu tidak membiarkan aku masuk sama sekali !” Mrs. Marshall langsung mengenyahkan tangan Mike dari pintu dan ia segera menekan tombol nomor empat.             Mike membelalak dan entah kenapa ia tidak bisa membiarkan wanita itu begitu saja. Ia secara mendadak ikut masuk ke dalam lift itu hingga membuat Mrs. Marshall mendelik heran padanya.             “Biarkan saya menolong anda, Mrs. Marshall. Anda tidak mungkin berkeliaran sendirian di gedung hangus ini bukan ?” Mike berusaha tersenyum sedikit walau jantungnya sekarang berdegup kencang karena ia mengutuki dirinya yang nekad masuk ke tempat itu. “Terima kasih.” ucap Mrs. Marshall dengan pelan dan ia kembali menekan tombol lift dengan tidak sabar. “Dan... siapa namamu ?” Mrs. Marshall menoleh kembali pada Mike. Lelaki itu tertegun sesaat sebelum menjawab, “Mike. Mike Kleigh.”             “Rasanya aku pernah mendengar namamu.” gumam Mrs. Marshall sambil melihat ke depan kembali.                                                                                             ***             Lift itu bergerak dan membawa mereka perlahan ke atas gedung. Mike dapat melihat semen pada bagian dalam dinding lift dan pemandangan itu mulai berubah menjadi sebuah tempat gelap yang nampaknya lantai 1 dari gedung itu. Tidak terlihat apa-apa karena semua ruangannya gelap. Tapi, Mike juga tidak berniat untuk tahu ruangan apa yang ada di tempat segelap itu.             Mereka kembali melihat dinding lagi dan lantai 2 juga tidak ada bedanya dengan lantai 1 yang mereka lihat tadi. Gelap dan yang bisa Mike lihat hanyalah pintu kaca yang telah pecah. Sepertinya itu ruang perawat yang telah hancur. Mike mengernyit untuk memastikan lantai yang dilihatnya sebelum lift itu bergerak lebih ke atas. Untungnya lift itu bergerak lambat dan Mike melihat ada sesuatu di dalam ruang perawat itu ! Cahaya remang-remang lift membuat Mike dapat melihat warna merah dari sesuatu yang nampaknya seperti gaun anak kecil. Tapi, kelebatan itu akhirnya berlalu begitu saja saat lift telah naik ke lantai berikutnya. “Um, Mrs. Marshall ? Anak anda... Kelly maksud saya, bagaimana dia bisa masuk ke tempat ini ?” Mike mencoba untuk mengurangi rasa tegang yang terjadi di antara mereka dan heningnya lift itu.             “Kelly mengatakan padaku kalau... kalau dia melihat seorang anak kecil bergaun merah... dan... dan dia mengejar anak itu untuk memperingatinya bahwa gedung ini berbahaya...” Mrs. Marshall menggenggam saputangannya dengan erat dan suaranya terdengar pilu. “Gaun merah...? Tadi... apakah anda melihatnya ?” gumam Mike sambil mengernyit mengingat ia baru saja melihat gaun merah di lantai 2 yang baru mereka lalui. “Lihat apa ?” Mrs. Marshall menoleh padanya dengan bingung. “Ah, tidak. Tidak apa-apa. Mungkin saya hanya salah melihat saja.” Mike tersenyum sambil menggeleng walaupun pikirannya masih terbayang akan gaun merah yang dilihatnya tadi.             Lift telah bergerak hingga ke lantai 3 dan Mike memperhatikan lorong gelap itu dengan lebih teliti. Ia terkesiap saat melihat gaun merah kembali di tempat yang sama persis dengan lantai 2 tadi. Mike mengusap matanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat dan gaun itu telah lenyap ! Ia tidak bisa melihat apakah ada anak kecil yang mengenakan gaun itu atau tidak. Hanya potongan pinggang ke lutut yang terlihat dari lift.             Mike mulai bergidik dan tahu bahwa ini sudah bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan logika. Ia mulai berdoa dan berharap bahwa mereka segera sampai ke lantai 4 dan menemukan Kelly.             Lift berdentang dan mereka ternyata telah sampai di lantai 4. Lorongnya gelap dan Mike memandang pada tempat yang sama dimana dia melihat gaun merah itu. Tapi, tidak ada apapun yang berwarna merah di sana.             GRAK ! GRAK !             Lift berguncang tiba-tiba hingga membuat Mike dan Mrs. Marshall harus berpegangan dengan pintu jaring-jaringnya. Mereka terkesiap dan jantung mereka berdegup kencang saat guncangan itu berhenti. Keduanya menghela napas lega dan pintu terbuka tiba-tiba tanpa ada yang menekan tombolnya.             PATS !             Lampu lift tiba-tiba padam hingga membuat mereka terkejut kembali. Tempat itu sangat gelap hingga tanpa sadar Mrs. Marshall mencengkeram lengan Mike yang berada di sampingnya. Suasana hening membuat mereka bisa mendengar deru napas masing-masing di lantai berbau asap itu.            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD