9th Floor

1016 Words
            Perintah Smith langsung membuat Mike membeku mendengarnya. Ia jelas-jelas berdiri di dekat suara itu dan sangat mustahil Smith tidak mendengar suaranya sama sekali.             “Tidak... tidak... kalian tidak boleh pergi ! SMITH !!! AKU DI SINI !!!” Mike kembali berteriak hingga ia terbatuk seketika. Ia segera keluar dari lift itu.             Mike memegang dinding di sampingnya dengan letih. Suara-suara penyelamatnya telah pergi dan sepertinya ada yang menghalangi mereka untuk tidak bisa melihat Mike dan Mrs. Marshall.             Mike tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia segera berlari ke arah tangga darurat dan segera membuka pintunya. Tidak mungkin tangga ini masih akan membawaku ke lantai 4 ! Ini sudah pagi, b******k !!! batinnya dalam hati sambil menuruni tangga secepatnya. Ia tidak sadar jika Mrs. Marshall tidak mengikutinya sama sekali dan hanya menatap sedih pada punggungnya yang berlalu di pintu tangga darurat.             Mike melompati dua anak tangga sekaligus dalam keadaan terburu-buru. Ia langsung membuka pintu setelah sampai di lantai bawah tanpa melihat nomor lantainya. Mike hampir berteriak gembira ketika mengira dirinya akan melihat rekan-rekannya yang berusaha menyelamatkannya.             Tapi, yang dilihatnya adalah Mrs. Marshall yang berdiri di tengah lorong masih sambil menatap ke arahnya. Ia tidak beranjak dari lantai itu sama sekali. Mike benar-benar terkejut menyadari bahwa ia masih berputar-putar di tempat itu seperti tadi malam.             “Nampaknya kita tidak bisa keluar dari tempat ini...” Mrs. Marshall menatapnya dengan sedih. Wanita itu merasa menyesal telah melibatkan Mike dalam usahanya mencari Kelly yang mungkin telah tiada.             Mike menatap nanar pada wanita itu. Ia tidak menyangka bahwa ia tidak bisa keluar dari lantai 4 bangunan hangus ini. Seperti ada dimensi lain yang mereka pijak dan dunia yang biasa mereka tinggali seakan pergi dari mereka.             Tapi, Mike tidak bisa menyerah begitu saja. Ia kembali berbalik menuju tangga darurat dan alih-alih menuruni tangganya, ia malah menaiki tangga menuju lantai 5. Saat tiba di lantai berikutnya, ia menoleh ke atas papan angka di depan pintu. Matanya kembali membelalak saat melihat angka empat tercetak jelas di sana. Mike sampai merasa ia dijebak oleh permainan orang iseng yang mungkin membuat semua lantai sama persis. Tapi, pikiran konyol itu segera sirna saat ia membuka pintu dengan lunglai dan mendapati Mrs. Marshall masih berada di tempatnya.             Entah kenapa Mike merasa sangat lelah. Ia bahkan haus dan kelaparan saat ini. Tidak ada makanan di sana dan pikiran suram memenuhi kepala Mike. Ia tidak ingin berakhir menyedihkan di tempat ini. Mike bersandar pada dinding dan tubuhnya merosot hingga terduduk di lantai berdebu. Ia menundukkan kepalanya.             “Maafkan aku nak... karena keegoisanku, kau jadi harus menderita seperti ini...” Mrs. Marshall menghampirinya dan meremas bahu Mike dengan perasaan bersalah.             “Tidak, Mrs. Marshall. Ini bukan salahmu. Aku yang berniat membantumu dari awal. Tapi, aku hanya tidak menduga aku akan kembali terjebak dalam dunia mistis kembali.” hela Mike sambil mengusap wajahnya kembali dengan letih. “Kau pernah mengalami hal-hal aneh seperti ini ?” Mrs. Marshall mengernyit ke arahnya. Mike mengangguk perlahan.             “Dan itu bukan pengalaman yang menyenangkan. Aku hampir mati gara-gara itu dan masih bersyukur aku bisa hidup sampai sekarang.” gumam Mike menunduk kembali. Mrs. Marshall menatapnya dengan prihatin. “Aku semakin tidak enak padamu, nak.” kata Mrs. Marshall dengan gelisah. “Tidak perlu dipikirkan, Mrs. Marshall. Aku tidak apa-apa.” Mike menoleh ke arahnya dan memaksa senyumnya.             Tidak berapa lama, Mike kembali berdiri dan ia berjalan ke arah pintu-pintu lagi. Mrs. Marshall mengikutinya dalam diam.             “Lebih baik kita cari Kelly walaupun sebenarnya aku ragu akan keberadaannya. Kita hanya berputar-putar di tempat ini dan telah memanggilnya berkali-kali tapi dia tidak pernah menyahut. Anda tahu maksud saya bukan ?” Mike langsung bicara tanpa berpikir lagi.             “Tidak ! Kelly tidak mungkin meninggal ! Dia bukan anak yang pantang menyerah !” bantah Mrs. Marshall.             “Walaupun ia tidak pantang menyerah, tapi jika menghadapi hal-hal seperti ini apa mungkin dia masih bisa bertahan ??? Ini bahkan sudah 2 minggu sejak dia menghilang ! Aku bahkan ragu apa kita bisa menemukan jasadnya.” Mike nampaknya hampir kehilangan kesabaran saat menghadapi Mrs. Marshall yang keras kepala. “Sudah kukatakan Kelly belum mati !!! Aku yakin dia pasti ada di tempat ini dan kau yang salah nak !” Mrs. Marshall menatapnya dengan gusar dan ia langsung berjalan meninggalkan Mike sambil berteriak memanggil Kelly kembali.             Mike hanya menghela napas pasrah dan membatin bahwa mungkin karena kondisinya-lah yang membuatnya bisa berpikir demikian. Mike tidak mengikuti Mrs. Marshall. Ia malah berjalan menuju kamar mandi dengan harapan keran air di sana masih menyala hingga menyisakan air untuk minum mereka.             Mike melewati kamar-kamar pasien dan laboratorium. Langkahnya tiba-tiba terhenti seketika saat ia mendengar sesuatu.             Krsskkkk... krssskkk....             Apa itu ? Seperti suara plastik ? kernyit Mike sambil menoleh sekelilingnya mencari sumber suara itu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Suara itu tidak keras dan terdengar sangat pelan.             Krsskk.... krssskkk....             Mike yakin kali ini bahwa ia mendengar bunyi plastik yang diremas. Tapi ia tidak tahu asalnya dari mana. Mike menajamkan pendengarannya dan ia melihat ke arah sudut lorong. Ada sebuah pintu yang luput dari pemeriksaannya kemarin. Pintu itu tertutup oleh beberapa barang-barang hingga tidak terlalu terlihat. Mungkin gudang ? pikir Mike dan ia melangkah kesana perlahan-lahan.             Suara itu tidak terdengar lagi dan Mike meneguk ludah berharap bahwa tidak ada hal aneh di balik pintu itu yang mungkin bisa membuatnya ketakutan kembali. Tangannya sedikit gemetar saat memegang kenop pintu dan ia memutarnya.             Tempat itu gelap sekali hingga Mike harus membuka pintunya lebih lebar agar cahaya remang-remang dari jendela bisa masuk ke dalamnya. Banyak peralatan kebersihan diletakkan di sana dan saat Mike mengedarkan pandangannya ke bagian tergelap ruangan, ia terkesiap !             Ada sepasang mata membelalak ke arahnya. Jantung Mike berdegup lebih kencang dan tubuhnya kaku seketika. Ia tidak bisa menggerakkannya dan hanya bisa menatap sepasang mata yang tidak berkedip ke arahnya itu.             Mike yakin itu siluet seorang wanita karena rambutnya yang panjang sangat awut-awutan. Entah kenapa, Mike teringat akan mata merah Mariah saat ia membuka kamar wanita itu bersama Nic dan Steve.             Kaki Mike lemas seketika dan ia terjatuh menabrak dinding di belakangnya hingga terduduk. Ia memaksa tubuhnya untuk keluar dari ruangan itu walaupun gemetar telah menjalari seluruh tubuhnya. Bibirnya bahkan sangat kelu untuk mengeluarkan suara dan memanggil Mrs. Marshall.             “Kau... manusia...?”            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD