8th Floor

1027 Words
            Mike terbangun untuk kesekian kalinya karena ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia waspada karena takut ada yang mendatangi mereka seperti dokter itu. Ia melirik jam tangannya dan ternyata sudah pukul 6 pagi. Ia melirik koridor dari jendela ruang perawat. Tetap gelap seperti malam padahal biasanya pada jam itu matahari akan mulai memancarkan sedikit cahayanya.             Hanya ada sedikit cahaya dari jendela namun samar-samar karena buramnya kaca jendela akibat hangus di beberapa tempat. Mike melirik Mrs. Marshall yang masih tertidur kelelahan dan ia kembali memandang lorong di depan pintu ruangan perawat. Matanya mengawasi kanan dan kiri lorong tapi tidak ada sesuatu yang bergerak ataupun berbunyi hingga membuat lantai rumah sakit itu menjadi mati kembali. Berbeda dengan tadi malam, walaupun Mike berusaha untuk tidur tapi tidurnya sangat tidak nyenyak karena banyak suara-suara aneh yang didengarnya. Beberapa kali ia mengintip dari ekor matanya untuk melihat apakah ada yang mendekati mereka tapi ia tidak bisa melihat dalam kegelapan karena ia sendirilah yang memutuskan untuk mematikan lampu senter demi keselamatan mereka. Mike sebenarnya tidak setuju dengan kegelapan tapi karena sosok dokter itu, ia lebih memilih berada di kegelapan saat ini.             Mike tidak bisa menebak suara apa yang didengarnya dengan jelas tadi malam. Tapi, ia merasa mendengar deritan ranjang yang pelan namun berulang kali, serta tangisan seorang wanita. Ia bahkan mendengar suara gesekan dari sesuatu yang berat di lantai tapi Mike tidak bisa menebak apa yang menyebabkan bunyi itu. Terkadang Mike juga bisa mendengar bunyi dari alat monitor jantung dan menganggap ia hanya berhalusinasi belaka. Suara-suara itu tidak cukup keras hingga Mike bisa dengan mudah mengabaikannya begitu saja.             Tapi, pagi ini semuanya begitu berbeda dan ia bisa melihat bahwa keadaan lantai 4 saat ini sangat senyap. Waktu terus berjalan dan lorong lantai itu mulai sedikit terang hingga membuat Mike menjadi sedikit lebih berani daripada malam hari. Ia berpikir untuk mulai mencari Kelly saat hari terang dan kondisi lebih aman. Tapi, ia merasa harus membangunkan Mrs. Marshall. Wanita paruh baya itu pasti akan panik saat mendapati dirinya bangun sendirian tanpa seorangpun di sekitarnya. Mike mengkhawatirkan kondisi psikis Mrs. Marshall dan ia tidak ingin wanita itu terkejut kembali. “Mrs. Marshall ? Bangunlah...kita akan mencari Kelly.” Panggil Mike dengan suara yang tidak terlalu besar.             Mrs. Marshall membuka matanya dan ia sedikit mengernyit saat memandang wajah Mike. Ia menguap sekali dan mengusap wajahnya. Wanita itu mengangguk dan beranjak dari duduknya untuk mengikuti Mike yang keluar dari ruang perawat itu.             Mereka kembali menyusuri lorong dan Mike membuka pintu-pintu kamar pasien sambil memanggil nama Kelly kembali. Masih tidak ada sahutan sehingga Mike mulai meragukan apakah Kelly benar-benar ada di gedung ini atau tidak. Tapi, mendengar cerita Mrs. Marshall, Mike merasa mungkin memang Kelly terjebak di sini dan dalam keadaan yang tidak baik hingga ia tidak bisa menjawab panggilan mereka. Apalagi Mike telah melihat keanehan di rumah sakit itu.             Dengan hati berdegup kencang, Mike telah sampai pada ruang operasi yang menakutkan bagi mereka tadi malam. Ia berusaha menguatkan hatinya dengan membatin bahwa hari telah pagi dan tidak mungkin hantu masih berkeliaran pada saat matahari terbit. Tapi, pikirannya sedikit ragu mengingat rumah sakit itu sedikit gelap hingga terkesan sedang senja.             Mike mendorong pintu kamar operasi yang berderit dan ia segera menatap ke tempat dimana ia melihat dokter itu untuk pertama kali. Tidak ada apapun di sana, hanya ranjang operasi dengan tirai-tirai hangus serta monitor ICU yang tidak berfungsi lagi.             Tanpa sadar Mike menghela napas lega setelah menyadari tidak ada apapun di tempat itu seperti tadi malam. Ia mengusap wajahnya dan berbalik hendak keluar dari ruangan itu saat tiba-tiba ia mendengar suara sayup-sayup yang memanggilnya.             “Mr. Kleigh !!! Mr. Kleigh !!! Anda ada di dalam ???”             Mike terkesiap seketika. Ia langsung menoleh cepat pada suara yang memanggilnya itu. Asalnya seperti dari arah lift.             “Mr. Kleigh !!! Jawab saya !!! Anda ada di dalam ???”             Mike mengenali suara Smith, asistennya yang sedang berteriak memanggilnya. Ia merasa ada harapan seketika.             “Smith !!! Aku ada di sini !!! Di lantai 4 !!!” balas Mike secepatnya dan ia langsung berlari ke arah lift diikuti oleh Mrs. Marshall.             “Mr. Kleigh !!! Mr. Kleigh !!! Jawab saya jika anda mendengar suara saya !!!”             Mike langsung tertegun mendengarnya. Ia jelas-jelas telah berteriak untuk membuat Smith mendengarnya. Tapi, suara Smith seakan-akan mengatakan bahwa ia tidak mendengar suara apapun dari Mike. Mike langsung menoleh pada Mrs. Marshall yang terlihat bingung. “Ya ! Aku juga mendengar kau berteriak. Kenapa mereka tidak bisa mendengar kita ???” balas Mrs. Marshall seakan bisa menjawab pertanyaan yang belum dilontarkan Mike.             “Mr. Kleigh !!! Mr. Kleigh !!!”             Panggilan untuk Mike semakin banyak dan sepertinya Smith memanggil orang-orang lain untuk mencari Mike.             “SMITH !!! AKU DI LANTAI 4 !!!! KAU DENGAR ITU ???!!!” Mike berteriak frustasi dan sangat keras hingga membuat Mrs. Marshall terlonjak.             Tetap saja panggilan untuk Mike masih terdengar seakan mereka yang sedang mencarinya tidak mendengar suara besar itu sama sekali. Mike menajamkan telinganya sekarang. Ia mendengar ada derap kaki menuju tempat mereka.             “Mereka mencari kita ! Aku yakin mereka akan sampai di tempat ini ! Dengan bantuan mereka, pasti kita akan mudah mencari Kelly !” Mike menatap Mrs. Marshall dengan cahaya harapan di raut wajahnya. Wanita itu hanya mengangguk cepat dan tersenyum.             Mike masih berteriak sekuat tenaga agar rombongan Smith bisa mengetahui lokasinya. Ia semakin jelas mendengar langkah-langkah kaki yang sangat banyak menuju ke arah mereka dari lift. Sepertinya mereka sedang memanjat lift.             Mike menatap penuh harapan pada lift kosong itu. Ia sangat tidak sabaran saat ini. Tapi, waktu terus berjalan dan suara-suara yang memanggilnya semakin redup seakan menjauh dari tempatnya.             Mike melirik jam tangannya dan telah lewat setengah jam dari saat ia menatap lift kosong itu. tidak ada siapapun yang naik ke atas padahal ia bisa mendengar suara mereka dengan sangat jelas seakan mereka ada di sampingnya berlalu lalang mencarinya.             Dengan segera, Mike langsung masuk ke dalam lift kosong itu dan menekan tombolnya walaupun ia sudah tahu itu tidak ada gunanya. Ia bahkan menekan tombol itu beberapa kali secara cepat hingga Mrs. Marshall khawatir tombol itu akan rusak. Tapi, tidak ada tanda-tanda tombol itu akan menyala dan membuat lift itu berfungsi kembali.             “Nampaknya Mr. Kleigh tidak ada di sini ! Ayo cari di lantai lainnya !”            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD