Happy reading!
-
-
-
Tang!
Sring!
Tang! Tang!
Bunyi adu pedang menggema di tengah hutan, Shannon berlatih dengan Dominic.
Gadis itu terus bergerak untuk menangkis serangan Dominic dan menyerang pria itu, tetapi dengan mudah Dominic bisa menangkis serangan nya balik dan menyerang gadis itu juga.
Shannon mengatupkan giginya kesal.
'Aku bisa merasakan pria ini menahan diri.'
Tang!
Shannon bergerak mundur, "Ada apa? Kau sudah lelah? Kita belum dua jam berlatih." Ujar Dominic, Shannon mendengus.
"Hei, kau bilang tubuh ini sudah memiliki kemampuan pedang yang bagus kan, kenapa kau menahan diri mu? Aku tidak suka itu." Dominic mengangkat kedua alisnya, dan tersenyum remeh.
"Bagaimana ya, maksud ku memang Shannon memiliki kemampuan pedang yang bagus, seperti nya kau tahu dia salah satu ksatria terhebat di kekaisaran Roxane, tetapi kemampuannya tetap lebih rendah dari ku." Ujar Dominic dengan kesan remeh, Shannon mendengus kesal.
"Kau ini kan penyihir." Tukas Shannon.
"Tidak ada yang melarang kalau penyihir tidak boleh memiliki kemampuan berpedang." Dominic mengedikkan bahu.
'Ini menyebalkan, padahal aku sudah merasa percaya diri dengan tubuh ini.'
Shannon teringat kalau di buku yang pernah di bacanya, usia Dominic sudah ratusan tahun.
'Di buku itu memang sedikit memberi tahu, kalau Dominic memiliki hidup yang panjang, dan pada masa itu banyak yang terjadi, dan hampir semuanya berkaitan dengan penyihir setelah kehancuran.'
"Hei! Kenapa diam saja? Ayo latihan lagi." Ujar pria itu, Shannon mendengus, kemudian berlari kecil ke arah Dominic.
Ketika sudah di dekat Dominic tiba-tiba saja Shannon mengayunkan pedangnya dan membuat pria itu terkejut.
Tang!
Tetapi reflek Dominic berhasil membuatnya menangkis serangan itu, Shannon dengan cepat mengayunkan pedangnya lagi, kali ini Dominic tidak bisa menghindar karena Shannon menendang perut Dominic dengan kakinya.
Blast!
Prang!
Tercipta sebuah pelindung sihir Dominic yang menahan serangan Shannon, pria itu tertawa pelan begitu juga Shannon.
"Kau benar-benar ingin membunuhku." Ujar pria itu.
"Tapi aku yakin kau sulit untuk di bunuh, karena itu aku berani melakukannya." Balas Shannon, kemudian ia bergerak sedikit mundur dari Dominic.
Pria itu mengelus perutnya yang sakit di tendang shannon, "Aku tahu jelas kalau Shannon bukanlah orang yang kasar."
Gadis itu hanya tertawa pelan dengan kesan remeh, "Sudah ku bilang bukan, selama aku menempati tubuh ini, shannon yang kalian kenal tidak akan hadir." Ucap Shannon, Dominic hanya mendengus.
"Baiklah, ayo kita mulai lagi." Ajak Shannon, Dominic tiba-tiba saja menghilangkan pedang yang ada di tangannya dan Shannon, gadis itu mengerutkan alis.
"Latihan pedangnya cukup sampai sini, sekarang ada sesuatu yang ingin ku periksa." Ucap Dominic, Shannon mengangkat sebelah alisnya.
"Achilles." Panggil pria itu.
Kemudian Achilles muncul tiba-tiba, membuat Shannon terkejut, "Iya tuan?" Tanya achilles.
"Tolong ambil pedang suci di tempat Izolda." Titah Dominic, Achilles mengangguk lalu melompat ke arah dimana rumah Izolda.
"Hei! Itu achilles kan?" Tanya Shannon dengan wajah kagum, Dominic mengangkat kedua alisnya dan mengangguk.
"Sungguh? Astaga hebat sekali, pertama kalinya aku melihat pahlawan mitologi yunani! Dia tampan sekali astaga." Shannon terus berucap kagum, Dominic memasang ekspresi tanya.
"Mitologi Yunani...?"
"Ah, itu berasal dari dunia ku, Achilles adalah pahlawan perang troya yang terkenal pada mitologi yunani, itu hanya mitologi jadi kau tidak perlu menganggap serius." Ujar Shannon.
"Saat ini Achilles adalah hespirvit ya?" Tanya Shannon, Dominic mengangguk.
"Apa aku bisa memiliki hespirvit?" Tanya Shannon, Dominic menoleh.
"Itu tertulis di buku, kalau orang yang memiliki sihir Risilv bisa membuat kontrak dengan Hespirvit, aku bisa kan?" Tanya Shannon antusias, Dominic mendengus.
"Bisa saja, tetapi sebaiknya jangan." Ujar Dominic, Shannon memasang wajah tidak setuju.
"Kenapa???" Tanya Shannon, Dominic menyilang tangannya di depan d**a.
"Kau ini safir biru, senjata mu adalah pedang, artinya kau adalah ksatria, akan lebih baik kau fokus pada kemampuan mu dalam berpedang sihir, cukup Eloise saja yang memilikinya." Jelas Dominic, Shannon mendengus kecewa, tidak lama setelah itu Achilles tiba sembari membawa pedang suci yang diminta Dominic.
"Ini tuan." Achilles memberikan pedang suci itu, Dominic menerimanya.
"Terima kasih Achilles, kau boleh kembali." Ucap Dominic, Achilles mengangguk kemudian membungkuk hormat dan menghilang menjadi serpihan.
Crang
Sring!
Dominic mengeluarkan pedang itu dari sarungnya, pria itu bersiul menatap kagum pedang suci itu, kemudian ia menatap ke arah Shannon, gadis itu menatap tanya Dominic, pria itu memasukkan kembali pedang suci itu ke sarungnya dan memberikannya pada Shannon.
Shannon menerimanya, kemudian menatap lekat pedang suci yang di pegangnya.
"Beberapa hari yang lalu aku pergi ke kota Magicshan, dan membeli sarung pedang khusus." Jelas dominic, shannon mengusap sarung pedang itu, dan muncul serbuk sihir kecil yang menyala berwarna biru, gadis itu menatap kagum.
"Sarung pedang itu di buat dengan kulit Anigi khusus, karena itu sarung ini memiliki sedikit sihir yang terkandung, omong-omong ini sangat mahal." Ujar Dominic, Shannon menatap Dominic dengan menurunkan alisnya.
"Apa kau sedang menagih bayaran padaku?" Tanya Shannon, Dominic mengedikkan bahu.
"Tidak perlu sih, aku tidak masalah." Dominic tertawa renyah, Shannon mendengus, kemudian ia mengeluarkan pedang itu dari sarungnya.
Cring
Sring!
Shannon menatap pedang itu dengan sorot kagum.
"Aku sempat meneliti terbuat dari apa pedang itu, dan aku menemukan hasil kalau pedang itu di buat besi khusus terdapat sihir di dalamnya, dan juga ada beberapa batu safir sihir, sehingga pedang ini memiliki kekuatan sihir yang besar.
Di tambah lagi, kau lihat simbol ini?" Unjuk Dominic pada simbol sihir yang terukir di pegangan pedang itu.
"Simbol ini muncul di bawah tubuh Shannon setelah kematiannya, bisa dikatakan mungkin ketika jiwa mu masuk kedalam tubuh itu." Ujar Dominic, Shannon mengangguk mengerti.
"Ini simbol apa?" Tanya Shannon, Dominic memegang dagu berpikir.
"Aku pernah melihat ini di sampul kitab besar yang ada di kuil, seperti nya maksud simbol ini adalah pedang ini di berkahi sihir Risilv, ya menurut legenda nya juga begitu." Ujar Dominic.
"Legenda? Seperti apa?" Tanya Shannon lagi.
"Mathias pernah bilang kalau di zaman dahulu, yah mungkin saat itu sudah di era dimana aku juga sudah hidup, ada ksatria suci yang memiliki kekuatan Risilv, dia seperti orang yang di cintai dewa.
Dengan pedang nya, ia berperang melawan kejahatan dan melindungi banyak orang, lalu menjelang kematiannya ia menancapkan pedang suci itu ke batu di kota Deerholt, agar pedang itu tidak sembarang di gunakan." Jelas Dominic, Shannon mengerutkan alis.
"Apakah tidak apa jika aku menggunakan pedang ini? Seperti nya ini senjata keramat yang sangat di lindungi." Ujar Shannon, Dominic mengangguk.
"Seharusnya tidak masalah, lagi pula kota Deerholt masih berada di bawah wilayah kekaisaran Roxane, dan juga kau mengambilnya bersama Raven jadi tidak apa." Balas Dominic, Shannon terdiam sembari mengangguk, ketika mendengar nama Raven, ia teringat lagi dengan cerita pada buku itu.
'Buku itu menjelaskan kalau Shannon sangat setia dengan Raven, gadis itu sepenuhnya mengabdikan kekuatannya untuk Raven, tetapi di satu sisi ia juga punya tujuan untuk hidup bersama adiknya dan meninggalkan kekaisaran Roxane.
Tetapi cerita plot twist, Shannon mati, dan keinginan kedua saudara itu tidak akan terjadi.'
Shannon mendengus pelan, "Tidak masalah, lagipula di akhir cerita pada buku itu, Eloise dan Reithel berbaikan dan meluruskan kesalahpahaman mereka, kurasa Reithel sudah menjadi sosok kebahagiaan bagi Eloise." Gumamnya, tetapi Dominic mendengarnya, walau begitu pria itu memilih mengabaikan nya.
"Sekarang aku ingin kau mencoba menghubungkan kekuatan sihir Risilv mu dengan sihir Risilv pada pedang ini." Ujar Dominic, Shannon terdiam, kemudian mengangkat kepalanya dan menatap tanya Dominic.
"Bagaimana.....caranya...?" Tanya Shannon, Dominic mendengus pelan.
"Coba lapisi sihir mu pada pedang itu dan sinkronkan sihir mu dengan sihir pada pedang itu." Jelas Dominic, Shannon menatap pria itu tidak mengerti.
"Aku bahkan tidak tahu bagaimana cara melapisi benda dengan sihir..." Balas Shannon, seketika membuat Dominic mengusap wajahnya dan mendengus panjang.
"Hei kau harus mengerti, aku kan bukan shannon yang asli, dan di dunia ku sebelumnya tidak ada yang namanya sihir atau semacamnya, tentu saja disini aku masih sangat awam." Tukas Shannon, Dominic hanya mengangguk-angguk mengiyakan ucapan Shannon.
Dominic menoleh ke berbagai arah, kemudian mata hijau tosca nya berhenti pada sebuah batu, pria itu mengambil batu yang sebesar tangannya kemudian menunjukkannya pada Shannon.
"Dalam sihir hanya satu hal yang perlu kau lakukan sebagai dasar, fokus.
Jika kau bisa fokus untuk mengeluarkan sihir mu kemudian melapisi benda ini dengan sihirmu, maka sihir mu akan keluar, power gate mu sudah terbuka, aku yakin melakukan hal ini bukan sesuatu yang sulit.
Bayangkan dan anggap bahwa sihir mu adalah bagian dari tubuhmu.
Ayo coba." Titah Dominic, Shannon mengangguk dan menelan ludah, kemudian ia mencoba melapisi pedang suci itu dengan mana nya sesuai yang di tunjukkan Dominic.
Awalnya tidak terjadi apa-apa, tetapi tiba-tiba saja Shannon merasakan sesuatu di dalam tubuhnya.
Seakan sesuatu telah mengalir di dalam tubuh Shannon, dan seketika aura sihir berwarna biru keluar dari tubuh Shannon, begitu juga aura sihir pada pedang itu keluar berwarna putih.
Perlahan shannon berusaha menghubungkan sihir Risilv miliknya dengan sihir Risilv pada pedang itu, sedikit sulit karena sihir pada pedang itu bersifat seperti melindungi pedang itu.
Tetapi Shannon tidak menyerah, gadis itu mengeratkan pegangan nya pedang itu dan secara perlahan aura sihir Shannon berwarna biru tua dan aura sihir pada pedang itu mulai tercampur sehingga menciptakan warna safir biru yang lebih muda.
Shannon tersenyum sumringah dan menatap Dominic, pria itu mengangguk, menyatakan kalau yang Shannon lakukan benar dan berhasil.
Gadis itu mengangguk dan menatap pedang itu, kemudian ia mulai bergerak mengayunkan pedang itu dengan berbagai teknik serangan, sangat terasa di tangan Shannon kekuatan pada pedang itu semakin bertambah kuat.
"Hebat, ternyata begini rasanya mengendalikan sihir." Ucap Shannon sembari terus menggerakkan pedangnya dengan berbagai teknik.
'Bagus, aku bisa menguasai kekuatan ini dalam waktu singkat, pasti mengalahkan Penyihir setelah kehancuran sangat mudah.'
Pikir Shannon sembari menyunggingkan senyuman, Dominic terkekeh pelan, pria itu bisa mengetahui isi hati Shannon hanya dari ekspresi gadis itu.
Dominic mengeluarkan jam saku dari jubahnya, waktu menunjukkan pukul 3 sore, masih ada waktu 1 jam sebelum kembali ke tempat Izolda.
"Ayo kita bertarung sekali lagi, setelah itu kita kembali ke rumah Izolda untuk istirahat." Ujar Dominic, Shannon menoleh dengan senyum, gadis itu merasa percaya diri dengan kemampuannya.
'Aku sudah hampir membunuh Dominic di pertarungan terakhir, dengan kekuatan ini pasti melakukan itu akan jauh lebih mudah!'
Dominic memunculkan pedang lagi, tetapi berbeda dengan sebelumnya, kali ini bentuk pedang itu sedikit lebih berbeda, dan terdapat lingkar sihir juga, Shannon menaikkan sebelah alisnya menatap pedang yang Dominic akan gunakan.
'Apa itu pedang khusus seperti pedang suci juga? Ah tapi aku yakin pedang suci hanya satu di dunia, walaupun itu sama pedang sihir seperti pedang milikku tapi pasti kekuatan pedang itu jauh dibawah pedang ku.'
"Ayo mulai." Ujar Dominic.
Shannon dengan cepat berlari ke arah Dominic, kemudian gadis itu langsung mengerahkan serangannya, tetapi Dominic dengan mudah menangkis serangan itu membuat Shannon terkejut.
Gadis itu dapat melihatnya, pedang Dominic memunculkan aura sihir yang terhubung dengan Dominic sendiri, beberapa kali Shannon melakukan berbagai serangan berbeda, Dominic dapat menangkisnya, Shannon sedikit kesal, tetapi saat itu mata Shannon menyadari.
'Bentuk dan besar aura sihir pada pedang itu berubah-ubah...'
Tang!
Sring!
Tang!tang!
Sring!
TANG!
Semua serangan Shannon Berhasil di tangkis oleh Dominic, hal ini semakin membuat gadis itu merasa kesal.
Kemudian ketika Shannon menyerang lagi, Dominic menahan serangan itu dengan tangan kosong dan sihir, pedang suci itu tidak berhasil menyentuh Dominic, membuat gadis itu terkejut.
"Bagaimana bis– AH!"
Dominic memberikan serangan, dengan reflek cepat Shannon menahan pedang itu, karena kekuatan Dominic yang kuat, Shannon sedikit terpental cukup jauh dari tempat sebelumnya ia berdiri.
Shannon bernafas cepat kelelahan, gadis itu menurunkan pedangnya dan menatap Dominic yang berdiri tidak jauh dari nya, pria itu menurunkan pedangnya dan menumpu tangannya di atas pedang itu kemudian menatap Shannon dengan senyum.
'Kekuatan mu, bukanlah apa-apa bagiku...kah?'
Shannon paham ekspresi yang Dominic pasang, gadis itu mendengus panjang.
"Itu artinya pelatihan ku masih sangat panjang..." Gumam gadis itu, kemudian ia menarik pedangnya dan berjalan kembali, ia mengambil sarung pedang suci itu dulu lalu memasukkan pedang itu, lalu pergi ke posisi dimana Dominic berdiri.
Pria itu menatap Shannon, "Bagaimana?" Tanya nya, Shannon mendengus kasar.
"Apanya? Aku paham kok, ayo kita bertarung lagi." Ujar Shannon sembari mengikat tali sarung pedang nya ke pinggang ramping gadis itu, Dominic menggeleng, Shannon mengerutkan alis.
"Kenapa??" Tanya gadis itu, Dominic mengeluarkan jam saku nya kemudian menunjukkan nya pada Shannon.
"Sudah waktunya istirahat, aku yakin Izolda sudah selesai memasak makanan untuk kita, jadi ayo kita kembali." Ujar Dominic, Shannon mendengus kecewa.
"Baiklah kita lanjutkan nanti malam." Ucap Shannon, Dominic berjalan sembari menggeleng kan kepala, Shannon mengerutkan alisnya dan berjalan mengekor pada pria itu.
"Lho? Kenapa? Kan malam bisa." Tukas Shannon.
"Memang bisa, tapi aku mau tidur, asal kau tahu, aku sudah hampir 2 hari tidak tidur untuk melakukan berbagai penelitian, jadi kita lanjutkan besok saja." Ucap Dominic sembari menguap, Shannon menatap Dominic kesal.
"Baiklah terserah, aku akan latihan sendiri saja nanti!"
-
-
-
To be continued