"Maaf, Pak Bos. Saya emang berencana buat melaporkan masalah ini sama Pak Bos," ucap Irfan dengan wajah datar. Bima tersenyum sinis lalu mengalihkan pandangan matanya kepada Johan. "Dengarkan saya, Johan. Jangan kamu pikir saya akan terprovokasi dengan apa yang kamu katakan. Saya gak peduli meskipun Kaila sudah tidur berkali-kali sama kamu," seru Bima penuh penekanan. "Satu lagi, anak yang ada di dalam kandungan Kaila itu akan saya anggap seperti anak saya sendiri, saya bahkan akan memasukkan namanya di dalam kartu keluarga saya. Jadi, jangan harap kamu bisa mengakui anak itu sebagai anak kamu, paham?" "Dasar b******k! Keluarkan aku dari sini, Om Tua. Haaaa!" teriak Johan mencoba untuk berontak saat tubuhnya mulai di paksa untuk berjalan menuju sel, ruangan sempit yang akan menjadi tempa