“Daniel, lepasin!” Tiara terus meronta saat Daniel menariknya entah menuju kemana, Daniel tak mempedulikan Tiara yang sedari tadi berusaha kabur darinya. Cowok itu justru semakin mempercepat langkah kakinya. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk Daniel, sedari kemarin dia terus memikirkan bagaimana caranya berbicara dengan Tiara serta meminta maaf kepada cewek itu. Tujuan Daniel adalah lapangan basket, sepagi ini lapangan basket biasanya masih sepi, pas untuk mereka berbicara empat mata. Saat sampai tujuan, Daniel langsung melepaskan cekelan tangannya pada Tiara. “Mau lo apa sih, Niel?!” Daniel menatap lekat manik mata Tiara, tapi mulutnya tak kunjung membuka. Agaknya Daniel masih memikirkan, kata apa yang harus pertama kali diucapkan. “Lo ajak gue kesini bukan untuk lihat-lihatan do