Bab 7. Dasar cewek matre!

1227 Words
SURAT PERJANJIAN PERNIKAHAN KONTRAK. Pihak pertama : Rayyan Abizar Aidputra. Pihak kedua : Sasha Alexa 1. Pihak pertama wajib memberikan uang sebesar 500 juta, sesuai kesepakatan, wajib dibayar tunai, tidak terima hutang. 2. Pernikahan kontrak hanya berlaku untuk selama 6 bulan, jika ada perpanjangan waktu maka pihak pertama wajib memberikan uang kontrak sebesar 50 juta perbulan sesuai bulan yang ditambahkan. 3. Pihak pertama tidak boleh menyentuh dan mengauli pihak kedua, jika sampai terjadi maka pihak pertama dikenakan denda. Cium bibir : 5 juta. Cium Kening : 1 juta. Cium Pipi : 500rb. Pelukan : 500rb. Hubungan intim : 1 milyar. 4. Sesuai kesepakatan awal pihak pertama dan pihak kedua tidak ikut campur masalah pribadi masing-masing, dan pihak pertama tidak boleh banyak menuntut, begitu pula pihak kedua. 5. Pihak kedua akan bersikap layaknya sebagai istri hanya dihadapan orang tua pihak pertama, di luar hal tersebut kembali seperti atasan dan bawahan saja. 6. Kira-kira Sasha dapat nafkah lahir gak? 10 juta perbulan juga gak masalah kok. Untuk selanjutnya nanti Sasha pikirkan lagi. Terima kasih. “Ini apa maksudnya Sasha? Kenapa ada poin denda segala! Memangnya saya bakal cium sama menggauli kamu! Ya pasti gak bakallah! Dan itu diperbaiki kontrak nikah kita sampai satu tahun bukan enam bulan,” tegur Rayyan, dia kembali menaruh kertas tersebut di atas meja. Bibir Sasha mulai maju dua centi, lalu tangannya meraih kertas tersebut. “Denda itu buat jaga-jaga diri Sasha, takutnya nanti Pak Bos khilaf sama Sasha, Sasha yang rugi! Pak Bos mah gak rugi. Tapi ingat no sentuhan ingat itu ya Pak! Dan kok setahun Pak, cukup enam bulan aja, nanti Bapak boring loh lihat Sasha terus, makanya Sasha tulis enam bulan aja. Itu sudah cukup!” jawab Sasha sambil manggut-manggut. Tangan Rayyan menyentil kening sekretaris culunnya. “Aaww ... sakit tahu!” gerutu Sasha langsung mengusap keningnya tersebut. “Di sini yang jadi bos itu siapa?” “Pak Rayyan!” tunjuk Sasha. “Terus di sini yang jadi suami siapa?” “Pak Rayyan!” kembali menunjuk pria itu. “Terus salah satu tugas seorang istri apa?” “Mmm ... patuh sama suaminya,” jawab Sasha sembari mengedipkan kedua bola mata bulatnya. “Nah itu tahu, cepetan diubah suratnya. Dimana-mana yang bikin kesepakatan itu saya, bukan kamu, ngimana sih!” gerutu Rayyan ingin sekali dia menenggelamkan sekretaris culunnya ke tengah danau. Sasha mencondongkan dirinya ke hadapan Rayyan. “Sekarang Sasha tanya, yang biasa bikin surat di kantor buat Pak Bos siapa?” “Kamu!” “Terus yang suka koreksi surat kalau ada yang salah, terus yang memperbaiki siapa, Pak?” “Kamu!” “Jadi kapan Pak Bos pernah bikin surat, kalau bukan Sasha yang buat?” tanya Sasha kembali mengedipkan kedua bola mata genitnya. “Sasha!” teriak Rayyan geram. Sasha kembali memperlihatkan gigi putihnya saat nyengir kuda, lalu meletakkan pulpen di atas kertas tersebut. “Silahkan Pak Bos yang ganteng ditandatangani dulu, kalau tidak mau tanda tangan berarti siang ini kita cerai aja, mumpung belum urus surat-surat kita,” pinta Sasha sangat lembut bagai soft cake jepang kalau bisa disentuh. Rayyan melebarkan bola matanya, bagaimana ceritanya dia yang mengajukan pernikahan kontrak, tapi malah Sasha yang jadi mengatur. “Mmm ... matanya gak usah melotot begitu dong, Sasha tahu kok kalau Pak Bos pasti terpesona dengan kecantikan Sasha,kan,” lanjut kata Sasha dengan gaya genitnya. Perut Rayyan jadi mual lihat Sasha, apalagi sekretarisnya memainkan ujung kepangan rambutnya, bayangan boneka Annabellekan muncul dipelupuk netra Rayyan. Ngeri eeuy! “Ayo Pak Bos, cepetan tanda tangan, habis itu kita berangkat ke bank buat ambil uangnya,” pinta Sasha mulai mengeluarkan nada suara cemprengnya. “Pokoknya saya tidak mau tahu, kontrak nikah selama satu tahun, 500 juta!” ucap Rayyan tegas, dia mengubah angka enam bulan jadi satu tahun. Sasha hanya bisa mendesah, karena menurutnya waktu setahun cukup lama, dan berharap tidak sampai satu tahun pernikahan mereka telah usai. “Kamu juga tanda tangan!” perintah Rayyan setelah dia menandatangani surat kesepakatan. Dengan berat hati hidup satu tahun bersama dalam ikatan pura-pura, wanita itu menandatangani surat tersebut. Setelah itu diambil surat tersebut. Pria itu bangkit dari kursi kebesarannya. “Sekarang kita ke bank,” ajak Rayyan. Wajah muram Sasha berubah laksana sinar matahari yang sangat cerah. “Asiap Pak Bos, 500 juta menanti,” sahut Sasha kegirangan. “Dasar cewek matre!” gumam Rayyan sendiri. Rafiq yang melihat mereka berdua keluar dari ruangan, bergegas menghampiri mereka berdua lalu mengikuti langkah kaki Rayyan. “Jadi kalian—“ baru mau buka suara sudah ada suara cempreng yang menyambar. “Pak Rafiq dilarang banyak bertanya, kalau mau tanya tunggu Sasha gak ada dulu,” sela Sasha. Rafiq berdecak sebal dengan wanita berkepang dua itu, andaikan bukan sekretaris si bos udah mau dikurung aja di kandang buaya, eeh bentar’kan Sasha udah masuk ke kandang buaya, malah udah jadi istri buaya. Sepertinya pikiran Rafiq harus diralat dulu. Banyak karyawati yang iri hati dengan posisi kerjanya, bisa selalu menemani CEO mereka kemana saja, padahal mereka tidak tahu saja, Sasha juga lelah di posisinya bukan karena beban kerjanya tapi wanita-wanita yang ada di sekeliling Rayyan yang datang silih berganti. Seperti sekarang baru mau keluar dari lobby perusahaan sudah nampak wanita dengan pakaian kurang bahan. “Melisa,” gumam Rayyan memelas, dia pun menggeser posisi badannya ke belakang Sasha. “Sasha kemarin'kan sudah ditransfer uang sejuta, ayo tuh usir Melisa dulu,” pinta Rayyan agak berbisik. “Ck ... Sasha lagi ... Sasha lagi,” gerutu Sasha sembari pasang badan. “Sayang ...,” sapa Melisa dari kejauhan, bagaikan difilm 356 days, kaki jenjangnya dengan menggenakan high heelsnya keluaran luih piton melangkah dengan anggunnya menuju Rayyan dengan mengembangkan senyum indahnya. Tak lama ... Ngedubrak! Wanita cantik kurang bahan itu jatuh nyungsep, Sasha memutar bola matanya, sementara Rayyan dan Rafiq dibuat melongo. “Astaga Nona Melisa!” seru Sasha pura-pura terkejut, lalu menolong wanita itu untuk bangkit dari nyungsepnya. “Aduh ... sayang tolong aku dong,” rengek Melisa sembari mengulurkan tangannya. Dengan terpaksa Rayyan membantu wanita itu. “Nona Melisa kayaknya lututnya lecet deh, makanya kalau jalan hati-hati, Pak Rayyan gak suka loh kalau kekasihnya tubuhnya lecet, mending sekarang ke klinik dulu biar tampak mulus lagi, dari pada nanti diputusin,” bisik Sasha waktu membantu Rayyan memapah Melisa. “Ah yang bener?” tanya Melisa mulai ketar ketir, dia gak mau sampai diputusin sama cowok tampan apalagi kedudukannya sebagai CEO, idaman semua wanita kecuali Sasha. “Iya, saya'kan sekretarisnya jadi lebih tahu. Mending sekarang ke klinik dulu biar lukanya tidak berbekas,” bujuk Sasha kembali. “Eh ... baik deh,” jawab Melisa kemakan juga sama bujuk rayu Sasha. Wanita itu menolehkan wajahnya ke Rayyan. “Sayang, janji kita hari ini batal dulu ya, kayaknya aku mau ngobatin lukaku ini dulu, gak pa-pa, 'kan?” tanya Melisa dengan tatapan memelasnya. “Iya, sebaiknya kamu ke klinik dulu, kapan-kapan kita janjian lagi ya,” jawab Rayyan dengan mesranya, dan wanita itu berpamitan dengan mengecup pipi Rayyan terlebih dahulu. Clear mengusir Melisa, tinggal Sasha menaikkan kedua alis matanya, dan matanya mendelik. “Uang jajan Sasha 500 ribu, karena mata Sasha sudah kembali ternoda lihat Pak Bos pipinya dicium ama cewek lain!” pinta Sasha dengan menengadahkan tangan kanannya, wajahnya tampak polos tak berdosa. “SASHA!” semakin bulat bola mata Rayyan, pria itu menyesal menikahi wanita matre! Rafiq udah sakit perut lihat pasangan yang baru nikah. Selamat menikmati, Pak Rayyan!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD