Chapter 6

1111 Words
Selamat membaca.. _____ Waktu terus berlalu sekarang jadi kemarin dan begitu seterusnya. Felix mulai sibuk dengan urusan perusahaan terkadang harus ke indonesia untuk mengurus bisnis, Jerman dan Indonesia tentu bukan tempat yang dapat dijangkau hanya dengan satu kali perjalanan jadi banyak waktu yang Felix habiskan untuk perusahaan ketimbang bersama Lucy hal itu kadang membuat Felix mencemaskan keadaan Lucy dan tidak bisa fokus pada pekerjaan nya. Hari ini Felix baru saja tiba dirumah setelah perjalanan kembali dari indonesia, Felix merasa sangat lelah ia butuh istirahat tapi hatinya ingin menemui Lucy namun disaat kondisi yang lemah seperti ini Felix tidak bisa melakukan apapun selain membiarkan tubuhnya terbaring diatas tempat tidur. Felix tidak bisa terus pulang balik seperti ini kemungkinan sementara ini dirinya harus berhenti kuliah untuk melanjutkan bisnis keluarga lagi pula ketika berhasil menduduki kursi CEO ia mungkin dapat melanjutkan kuliahnya. Helaan nafas keluar berkali-kali dari bibir Felix sebelum memilih bangun dan pergi kekamar mandi untuk berendam air hangat merilekskan diri dengan aroma terapi tanpa sadar Felix ketiduran didalam bathtube. Suara dering ponsel membangunkan Felix dari mimpi indahnya melihat kini sudah pukul delapan malam dan rasanya mulai lapar. Felix memutuskan untuk pergi mencari makan diluar setelah berpakaian rapih. Jalanan terlihat mulai ramai pejalan kaki perlahan mobil yang dikendarai Felix menepi dipinggir jalan untuk sesaat sebelum melajukan kendaraan roda empat itu kembali. Hasilnya Felix berhenti di sebuah restoran sembari menunggu pesanannya datang Felix mengirim pesan pada Lucy tapi tak dibalas oleh perempuan itu dan ketika Felix ingin menghubungi Lucy ponselnya sudah berpindah tangan. Felix menoleh terlihat terkejut ketika orang yang mengambil ponselnya adalah Maya. Maya menatap Felix lalu tanpa permisi duduk di kursi kosong didepan pria itu. "Kamu sangat akrab dengannya" ucap Maya "Padahal aku yang mengenalmu lebih dulu" lanjutnya. "Berikan ponselku kau tak seharusnya mengambil barang milik orang lain tanpa permisi" Felix mengulurkan tangannya tapi Maya justru mencebikkan bibirnya hingga membuat Felix merebut paksa ponsel itu ditangan Maya. "Aku temanmu aku bukan orang lain. Bertahun tahun yang lalu sampai sekarang kita berteman kan" Maya tersenyum bodoh didepan Felix, Felix berdiri namun bertepatan saat pesanannya datang dan dirinya sudah sangat lapar alhasil Felix duduk kembali. Menatap Maya yang terus tersenyum didepan Felix "Aku tidak pernah menganggapmu sebagai temanku jadi jika tidak memiliki keperluan carilah tempat lain aku hanya ingin menikmati makanan ku dengan santai" usir Felix dengan nada tenang. "Tidak masalah kamu menganggapku seperti apa tapi aku ingin memiliki seorang anak denganmu bagaimana kalau kita lakukan hari ini?" "Kau gila!" maki Felix dengan suara tertahan. "Mau bagaimana lagi aku hanya ingin memiliki seorang bayi dan aku memilihmu untuk hal ini. Bagaimana, apa ideku cukup brilian?" Hhh.. Felix menggelengkan kepalanya sembari menyantap makan malam nya dengan tenang mengabaikan keberadaan Maya didepan nya. "Sekarang aku sudah cukup dewasa jadi tidak akan berbahaya untukku melahirkan nanti" Felix menghentikan gerakan sendoknya meletakkan benda itu keatas piring dengan geram detik selanjutnya menatap maya dengan kesal "Bisakah kamu diam saja. Jika kamu sangat ingin memiliki bayi carilah pria yang kau sukai kenapa harus aku yang melakukan nya" "Karna kamu pintar, kamu juga tampan jadi anakku nanti akan mengikuti gen dari ayahnya" jawab Maya dengan polosnya. Felix tercengang sudah tidak tau ingin berkata apa lagi dia memutuskan untuk berdiri dan pergi membiarkan makanan baru setengah masuk kedalam perutnya sungguh selera makannya langsung hilang dengan celotehan perempuan pengganggu itu. Maya mengikuti Felix ketika pria itu masuk kedalam mobil, Felix menatap maya dengan mata tajamnya "Apa yang kau lakukan! Keluar!" ujarnya. Maya melipat tangan didepan perut lalu menggeleng. "Maya, aku tidak ingin berbuat kasar denganmu jadi turunlah sebelum aku bertindak kasar" peringatan Felix. "Kalau begitu lakukan saja aku akan terima" "MAYA!" bentak Felix membuat Maya perperanjak kaget. Felix mengusap wajahnya gusar sebelum keluar dan membukakan pintu mobil menyuruh perempuan itu keluar. "Keluar" ucap Felix. "Apa salahnya aku ikut denganmu" Maya justru mencengkeram sabuk pengaman, Felix membanting pintu mobil kemudian meninggalkan kendaraan itu terserah akan Maya apakan Felix tidak peduli. Maya menatap Felix hingga pria itu menghentikan taksi yang lewat kemudian pergi. Maya mencebikkan bibirnya "Kenapa dia sangat membenciku padahal aku sangat menyukainya" gumamnya. Dilain itu felix memutuskan pergi kesebuah bar tempat yang kadang ia datangi ketika sedang frustasi. "Berikan aku segelas wine" ucap Felix pada bartender, kepala Felix tertunduk dimeja bar sampai bartender menuangkan minuman ke gelas Felix. "Kau ada masalah lagi?" tanya David, Felix mengangkat wajahnya melihat si bartender yang tersenyum kearahnya. Felix tidak menjawab dan memilih meneguk wine nya, David lantas hanya mengedikkan bahu dan melayani pelanggan lainnya. Felix melihat pesan yang dia kirimkan untuk Lucy tapi belum ada jawaban sepertinya Felix akan memutuskan untuk kembali ke indonesia membiarkan Lucy tinggal disini sampai semua kembali normal baru Felix akan mengajak Lucy kembali ke tanah kelahirannya. Jikalaupun gadis itu bertemu Gama, Felix pasti sudah menjadikan Lucy miliknya. Tapi Lucy akan rugi jika menikah dengan nya, Felix tidak cukup baik untuk Lucy ia bahkan lebih b******k dari Gama tapi Felix benci jika ada orang menyakiti Lucy. Ini terasa tidak benar, Felix menyentuh kepalanya. "David beri aku whisky" ucap Felix mengganti pesanannya yang mengandung alkohol lebih tinggi, David mengangguk menuruti permintaan Felix tanpa protes. Dua kali tegukan tidak langsung membuat Felix mabuk tapi setidaknya dia dapat mengurangi beban pikirannya. Felix menoleh ketika seorang perempuan mengusap bahunya, awalnya Felix tidak peduli dan membiarkan perempuan itu tetap melakukannya. Pada tegukan terakhir Felix mulai kehilangan kesadarannya dibawah pengaruh alkohol, perempuan yang tak dikenal itu membawa Felix untuk menyalurkan hasratnya menikmati buasnya malam panas hari ini. Keesokan harinya saat terbangun Felix merasakan pening pada kepalanya dan seorang perempuan tanpa busana memeluknya dari samping, Felix ingat apa yang ia lakukan semalam tentu tidak akan ia tolak tawaran seperti itu apalagi keadaan nya sedang tidak sepenuhnya sadar. Perlahan Felix bangun dan memakai pakaiannya kembali meninggalkan perempuan itu dengan beberapa lembar uang. Ini akan berakhir hari ini dan tidak akan pernah terulang dengan wanita yang sama. Dengan langkah sedikit sempoyongan Felix keluar dari tempat itu lalu menghubungi salah satu temannya untuk menjemput Felix karena saat ini mobilnya sedang entah dimana sejak terakhir Felix tinggalkan bersama Maya. "Hei bro what's wrong!" seru James dari dalam mobil dengan kaca terbuka setengah, Felix menggeleng kemudian membuka pintu belakang dan langsung ambruk. "Antar aku keapartemenku sekarang" katanya. "Wah wah kau pikir aku ini supirmu" jawab James, Felix menedang bangku kemudi dan James hanya tertawa "Baiklah akan kuantarkan kau ke apartemen tapi kenapa tidak kerumahmu yang biasa apa kau takut wanita itu melihat keadaanmu seperti ini?" "Hahh.. Jangan membuatku marah James kau hanya perlu menjadi supirku saja kali ini" Felix memejamkaan matanya. James berdecak lidah "Kau sangat tidak setia kawan kau bahkan tidak mengajakku untuk bersenang senang bersamamu semalam" kekeh james. Felix menggeram membuat James tertawa geli. ____ Bersambung.. What do you feel about this part?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD