Chapter 8

1095 Words
Felix tengah sibuk mengurusi beberapa pekerjaan barunya sejak Tiara kakaknya menikah semuanya benar-benar dilimpahkan pada Felix, Tiara malah memilih membuka usaha baru yang bisa dikelola sambil menjaga anaknya. Kesibukan nya ternyata lebih mengerikan sebelum mengambil cuti kuliah bahkan Felix jarang pulang untuk mengerjakan tugas yang menumpuk, sungguh ia mempunyai ayah yang sangat tidak punya rasa kasihan namun Felix tidak menyerah. Waktu tidurnya hanya kurang dari empat jam sehari terlebih waktu untuk memberi kabar pada Lucy pun hampir tidak ada padahal sebentar lagi Lucy lulus namun ia tidak ada untuk menemani Lucy saat hari kelulusannya. Tidak pernah terbayangkan oleh Felix sebelumnya jika pelatihan yang akan diterimanya seperti ini. Kriieett.. Felix menoleh melihat ayahnya datang. "Papa salut dengan kegigihanmu nak tapi ini belum seberapa sampai kamu benar-benar menjadi pemegang saham resmi di perusahaan ini" ucap pria bertubuh tinggi tegak bermata kehijauan itu sebelum duduk di kursi dekat pintu. "Apa aku tidak bisa menghadiri upacara kelulusan Lucy?" tanya Felix. "Tidak ada kesempatan bagimu untuk datang hanya untuk memastikan kelulusannya bahkan tanpa kau datang pun Lucy tetap akan lulus" jawab William sambil menyembunyikan senyumnya. Felix mendesah pasrah namun dia segera meraih ponselnya melihat pesannya yang beberapa jam lalu baru dibalas oleh Lucy pasti gadis itu juga sibuk mempersiapkan hari kelulusannya harusnya Felix juga akan merayakan kelulusan bersama Lucy jika dia tidak diberikan beban mengurus perusahaan seperti ini oleh ayah nya sendiri. Entah bagaimana kondisi Lucy saat ini sejak dirinya pergi apakah Maya disana mengganggu Lucy atau tidak. Semoga saja tidak. William yang masih didalam ruangan itu menatap pura nya yang terlihat mencemaskan sesuatu lalu william memutuskan untuk berdiri mendekati Felix dan menepuk pelan bahu pria itu. "Papa tau kau sangat menyayanginya Nak tapi rasa sayangmu itu tidak akan membuatmu bahagia jika yang kau lakukan seperti ini" ucapnya, Felix mendongak sebelum William pergi membiarkan Felix menyelesaikan pekerjaan nya. Felix menunduk mengusap wajahnya "Kau harus bisa Felix kau adalah yang terbaik" seru nya untuk memberikan energi positif pada dirinya sendiri. Dua minggu telah berlalu namun Felix sama sekali tidak mendapatkan kabar secuilpun dari Lucy sehingga hilang kabarnya Lucy membuat Felix benar-benar khawatir. Felix baru saja bertemu seseorang diluar perusahaan untuk urusan bisnis tapi tanpa sengaja ia melihat mobil Gama lewat didepannya entah akan kemana pria perusak hati Lucy itu pergi hingga wajah terlihat tegang saat mengemudikan mobilnya. Berusaha untuk tidak peduli Felix kembali melanjutkan langkahnya kembali ke kantor untuk mengambil barang yang ketinggalan. Panggilan telepon dari Tiara menghentikan langkah Felix. "Iya kak" Felix masuk kedalam mobilnya setelah menerima panggilan dari Tiara. "Felix nanti kalau pulang kakak pesan belikan s**u buat Tata ya, hari ini kakak mau kerumah mama kebetulan susunya Tata juga mau habis" ucap Tiara. "Oke" jawab Felix sebelum mematikan panggilan dari Tiara dan menuju ke tempat terdekat untuk membelikan s**u anak kakaknya itu setelahnya Felix ke kantor mengambil barangnya baru pulang kerumah. Saat tiba dirumah Felix mendengar suara tangis Tata sehingga buru-buru felix berlari mengira Tata menangis karena ia terlambat membawakan susunya. Namun yang dapat dilihat Felix saat itu justru diluar dugaan dimana ia melihat sosok Lucy sedang menggoda Tata di gendongan mamanya. Felix meletakkan s**u Tata dimeja sebelum menarik Lucy menjauh dari Tata. Felix menutup pintu lalu memeluk Lucy erat untuk melepaskan rasa rindunya pada tunangannya ini. "Kamu gak bilang sih mau pulang ke indo" ucap Felix. Lucy tertawa kecil. "Mau buat kejutan sama kamu" jawabnya. Felix melepaskan pelukan mereka sebelum mengecup bibir Lucy yang sudah menemaninya beberapa tahun ini. "Ih kamu bau keringat!" Lucy tiba-tiba langsung mendorong Felix. Tunangan Lucy itu tertawa kecil dan menarik Lucy ke pelukannya lagi. "Andai aja aku gak ambil cuti gara-gara ikut ngurusin kantor pasti sekarang udah wisuda bareng sama kamu" ucap Felix menyesal. "Jangan peluk peluk lagi. Sana mandi kamu bau" Lucy menutup hidungnya sambil mendorong Felix. Saat Felix kembali akan memeluknya, Lucy melotot tidak terima dan Felix hanya terkekeh pelan. _____ Dilain itu.. Maya menangis tersedu-sedu menatap tubuh neneknya yang sudah tak bernyawa lagi dirumah sakit, ayah Maya berdiri dibelakang Maya melihat putri nya begitu sedih kehilangan sosok nenek yang membesarkannya hingga seperti ini. "Grandma..." Maya memeluk tubuh pucat tak bernyawa dengan air mata mengucur deras melewati matanya, Kakeknya baru meninggal beberapa bulan yang lalu bagaimana bisa dalam waktu yang berdekatan dua orang terpenting dalam hidupnya pergi untuk selamanya. "Maya" ayahnya membantu putri nya itu untuk berdiri sebelum mempersiapkan pemakaman sang nenek. "Dad bangunkan grandma aku tidak mau dia meninggalkanku" racau Maya disela tangisnya, sebagai seorang ayah Pria yang tidak lagi muda itu memeluk Maya. "Masih ada ayah yang akan menjagamu sayang" katanya. Maya menangis sesegukan hingga ia menyaksikan neneknya di makamkan dan setelah itu Maya tetap memilih tinggal dirumah sang nenek meskipun ayahnya meminta Maya untuk ikut tapi Maya tetap tidak ingin meninggalkan kenangan dari nenek dan kakeknya begitu saja. Namun tetap segala kebutuhannya ditanggung oleh sang ayah. Maya sudah tidak memiliki tujuan dalam hidupnya rasanya ia kehilangan segalanya, disatu sisi dirinya tidak mendapatkan benih dari Felix dan disisi lain keluarga yang membesarkannya telah pergi ke heaven. Maya merasa sendiri namun dia tidak langsung putus asa dan malah meminta seseorang menyelidiki apa yang dilakukan Felix, apapun yang terjadi hanya Felix yang dapat mengmbalikan tujuan Maya. Intinya sekarang ia harus bisa mendapatkan Felix membuat pria itu dapat memberikan sedikit s****a nya agar Maya dapat mengandung seorang anak, Maya tidak peduli apa yang terjadi kedepannya yang ia butuhkan adalah seorang anak dari benih Felix. Berhari-hari Maya terus mengupdet berita dan informasi mengenai Felix yang berada di indonesia dan kini Maya sudah berada di indonesia hanya agar ia dapat memiliki kesempatan mendekati Felix. Maya tidak butuh Felix yang ia butuhkan hanya benihnya, itu saja tidak ada yang lain. Kelemahannya yang tidak berbahasa indonesia membuat Maya harus berpura-pura menjadi turis yang baik sampai mata-mata yang ia tugaskan memberi kabar baik dimana Felix akan menghadiri sebuah acara di kapal pesiar untuk beberapa hari. Itu kesempatan yang menguntungkan untuk melaksanakan rencananya, kali ini Maya tidak boleh gagal apapun yang terjadi ia harus mendapatkan apa yang ia tuju dari kecil, meski tau ini tindakan ilegal hal itu tidak mampu membuat Maya menghentikan aksinya. Tapi Maya tidak bisa masuk kedalam kapal pesiar itu secara sembarang karena tiap tamu yang masuk harus memiliki kartu undangan, hal itu membuat Maya terpaksa membayar seseorang agar dirinya bisa masuk kedalam kapal untuk melaksanakan rencana liciknya mendapatkan Felix. Jika kali ini gagal Maya tidak akan pernah bisa hidup tenang dan jika kali ini ia berhasil dan memiliki seseorang anak dari Felix maka Maya yakin hidupnya akan lebih baik, intinya yang Maya pikirkan adalah seorang anak dan anak itu harus ia dapatkan dari Felix, titik. ______ Bersambung... Insta-gram (@vio.hil) jika ingin melihat visual. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD