Bagaimana jika aku memaksa

1456 Words
hari sabtu malam minggu adalah malam dimana panji bertemu rutin dengan laras, terserah selelah apa panji hari itu terserah semalas apa panji hari itu dia pasti akan menemui laras dirumahnya, mengajaknya berpergian atau hanya sekedar mengobrol di teras rumah laras sambil memakan cemilan yang di bawa panji. aku sebenarnya tahu sudah dari lama namun kali ini aku sedikit kesal mengapa rutinitas ini masih saja dilakukan. aku ingin sekali melarang panji agar dia tidak datang kerumah laras namun aku tidak berani membuat pilihan kepada panji. kurasa panji tidak akan memilihku lebih lebih tidak ada yang istimewa dalam diri ini. aku menatapi layar ponsel ku berharap ada panggilan masuk atau pesan masuk dari panji. sesekali aku menggerutu dalam hati. memaki panji dan laras bertanya tanya apa yang sedang mereka lakukan, apa yang sedang mereka bicarakan ah sial banyak sekali yang menganggu ku. waktu menunjukan pukul 23.00 masih berharap panji mengirimiku satu pesan w******p. dan zonk tidak ada satupun pesan yang masuk. aku yang sudah hilang kesabaran beranjak keluar rumah kebetulan di depan gang panji ada warung dan aku memilih memutar melewati rumah panji hanya ingin memastikan panji sudah pulang atau belum. dan saat aku melewati rumahnya ternyata mobil panji belum terparkir di garasinya aku yang semakin kesel segera kembali ke rumah dan mengambil ponselku, ingin segera ku salurkan hasrat kesal ku dan maki ku kepada panji. alma : lo belom balik? aku klik send dan menutup kembali ponselku tidak lama dari itu panji membalas pesanku panji : belom masih dirumah laras. alma : wah bagus lah bisa ngeewee kan lo sama dia. panji : ga usah nyari perkara. alma : loh ko nyari perkara, cewe cowo sampe malem berduaan ngapain aja tolollll? panji : lo cemburu? alma : ga gunaaaa, lo puasin aja biar ga usah ketemu gue lagi panji : ketemu lo itu udah jadi wajib buat gue. alma : telfon gue atau gue ga bakalan mau ketemu lo. panji : laras ada di depan gue. alma : sekarang aku benar benar naik pitam dan panji sengaja ku buat dia memilih menghubungiku atau menjaga perasaan laras. tidak lama dari aku mengirim pesan terakhir panji meneleponku. "ada apa?" tanyaku "hii kamu yg suruh ku telfon kan?" "berani juga lo nelfon gue dulu depan laras" "kenapa ada apa?" tanyanya "lo nginep? jangan bilang lo di hotel?" "kaga anjier, terakhir main 2 bulan yang lalu" Katanya terdengar suara laras yang bertanya siapa yang menelfon. "kasih tau laras selingkuhan gitu" kataku sinis "nanti gue mampir tempat lo ya, lo jangan tidur dulu" kata panji terdengar sekali lagi pertanyaan laras, bertanya siapa. kali ini panji menjawab bahwa itu telfon dari andi yang mengajak main PS dirumahnya. laras hanya berkata OH dan panji hanya meng iyakan saja. "ga usah ke rumah udah malem udah basi udah ga ada lagi yang perlu di omongin" kataku "iya sabar sebentar lagi gue otw ga usah di kunci pintu dan gerbangnya ya. tunggu" katanya. panji menutup telfon sepihak, aku bergegas ke luar rumah membuka pagar sedikit agar panji bisa masuk tanpa menggesernya. aku melihat pos ronda sudah sepi. pintu rumah tidak ku kunci pintu kamar tidak ku kunci aku mematikan lampu kamarku lalu rebahan sembari menunggu panji datang. namun ternyata aku tertidur lelap, lalu terbangun ketika alarm handphone berdering saat ku mencari ponselku aku hampir jantungan ada seseorang yang juga tidur satu ranjang denganku. aku buru buru beranjak menyalakan lampu kaget bukan main. panji tertidur di sebelah ku. aku melirik jam di dinding pukul 5 pagi, panji ku bangun kan menyuruhnya untuk kembali kerumah sebelum pagi datang. namun dia menolak karena hari ini hari minggu dan dia ingin tidur sampe siang hari. "ibu lo tau lo disini?" tanyaku "ngga" "heh terus? tanyaku "mobil gue, tak simpen di rumah temen gue. gue kesini naik gojek" katanya "ga ada yang liat?" "ngga ada yang amaaannn" katanya lagi "gue mau beli uduk lo mau uduk apa kupat" tanyaku "mau lo ajaaa" "gue ga bisa dimakan" "lo ga usah pergi, semalem gue beli burger makan itu aja" katanya yang matanya masih tertutup rapat "yaudah gue mandi dulu" kataku dia menahan pergelangan tanganku, menariknya dalam pelukan. "temenin tidur sebentar" katanya dia memeluk tubuhku erat. tanganya melingkar di perut ku. "lo tau semalem gue nyampe dan lo tidur dengan lelap, gue cium kening lo, gue liatin lo dari ujung sampe ujung. gue belai rambut lo, gue bacain bismillah di ubun-ubun lo. gue tiba-tiba nangis" katanya aku berbalik melihat ke arah wajahnya, mimik mukanya datar. "kenapa?" tanyaku "gue salah, kenapa gue harus make lo, lo baik, lo cantik, lo sempurna kenapa lo ga nolak gue?" tanya panji "kenapa gue ga nolak lo?" aku menghela nafas "ji, lo tau pasti gaya pacaran gue kaya gimana. tapi gue ga pernah secandu ini sama orang. gue ga pernah sampe maksa orang buat every time ada buat gue. dan lo pas gue butuh lo langsung ada buat gue" kata ku "karena ada benefit yang gue dapet, gue bisa nikmatin tubuh lo ma, ga ada laki laki yang bisa nolak pas dia di kasih jatah sexx tanpa memaksa atau meminta dulu" "gue ngesex pun liat orang ji, ga semua bisa dapetin tubuh gue, dan salah satunya adalah lo. gue candu sama lo, dari mata lo, bibir lo, hidung lo, tangan lo, tubuh lo, bahkan bagian intim lo gue candu" "do you love me alma?" tanyanya "you know what i am feel jii, jangan tanya kecuali lo ga punya pasangan pertanyaan itu baru bisa aku jawab?" kataku "lo tau gue sama laras udah sejauh apa?" tanya panji "tau, bahkan ibu-ibu komplek sudah mengosip lo mau nikah tahun depan" kataku "lantas apa yang masih mau di pertahankan dari hubungan ga jelas ini" katanya "baiklah, lepas ini mari kita berhenti. kita ga perlu lagi bertukar kabar, bertemu, atau bahkan sekedar menyapa" kataku yang sembari menahan sesak didalam d**a. panji masih mengelus pipiku mungkin dia menyadari perubahan mimik di wajah ku. "kita berhenti?" tanyanya "yaaa, gue tidak bisa memaksa seseorang untuk tinggal" kataku "walau sebenarnya gue ingin tinggal dan menetap?" "tapi tinggal dan menetap lo tidak sampai mendirikan pondasi" "pondasi bisa rubuh" katanya "do you want me ji?" "iyaaaa, gue mau lo utuh" katanyaaa "gue utuh semuanya milik lo, tapi gue juga sama. gue mau lo utuh ji" kataku "lalu?" tanyanya "pilih gue atau laras?" kataku "keduanya baik, keduanya sama sama gue cintai. bagaimana bisa gue memilih satu diantara orang yang membuat gue secinta ini" "gue memaksa, pilih dia atau gue, sampai lo ga bisa memutuskan ini mari berhenti bertemu. dan jika suatu saat lo tetap bersama laras gpp gue bisa sama orang lain nantinya" kataku sembari menahan sesak yang sudah berada di pangkal tenggorokanku panji terdiam, tangannya berada di belakang kepalaku, bibirnya menyentuh bibirku dia melihatnya dengan lembut, aku mengikuti tempo iramanya dia benar-benar tenang mengemut bibir bawahku dan memainkan lindahnya. panji kini berada di atas tubuhku, dia memasukan tanganya kedalam bajuku, meraba payudaraaku dengan perlahan memainkan putingkuu. panji tersenyum padaku dia mengisyaratkan aku untuk melepaskan baju yang kupakai, dan aku langsung melakukannya. dia menghisap putingku aku hanya pasrah tubuhku dipermainkan oleh panji. tangan kanan panji masuk kedalam celanaku, dia menyusuri vaginaku lalu memainkannya. dia sesekali tersenyum padaku lalu melumat bibirku. wajahku sudah tidak karuan, aku menikmatinya dan ya panji selalu terangsang ketika melihat aku yang menikmati permainan dia. celana dan celana dalam ku dilepas oleh panji lalu dia menjilatinya sampai aku berdesish lirih. panji semakin menjadi dia langsung melepaskan semua pakaian yang menempel ditubuhnya. kakiku dia angkat seperti ibu yang akan lahiran. dia memasukan penissnya masuk kedalam vaginaku, dia mengoyangkannya secara perlahan sembari melihat wajahku yang semakin terangsang dan menikmatinya. panji semakin kencang bergoyang aku menutup mataku dengan tangan terasa nikmat namun juga sakit karena mungkin ini adalah terakhir bagiku merasakan tubuhku dan tubuh panji menyatu. panji meraih tanganku, dia menyurujku untuk tidak menutupi wajahku. kalian tau panji hanya ingin membuat dirinya semakin terangsang melihat aku kenikmatan. panji memeluk tubuhku, dia mencium keningku, pipiku dan lalu bibirku. goyangan panji semakin kencang dan aku semakin terasa nikmat. "jiii, jangan berhentiii, jiii yang kenceng goyangnya, jiiii aaaaaaaahhhhh" aku mendesah di telinga panji dan panji semakin kencang menggoyangkan pantatnya dan aku semakin mendesah. telinga panji ku gigit suara desahanku sengaja ku kencangkan agar panji semakin bernafsu kepadaku. "maaaaa, aaaaaahhhh maaaaa, gue ga bisa ga ngeweee sama lo maaa, gue ga bisaaa lo enakkk dia ajak ngeweee" panji berbisik kepadaku aku hanya mendesah semakin kencang di telinganya dan panji semakin bernafsu. "gue keluarin didalam lagi" kata panji "mau didalem mau diluar terserah yang penting gue cuma mau penissss lo jii, punya lo enak, v****a gue panas tiap peniss lo masuk" panji membalikan tubuhku, dia membuat aku tengkurep lalu dia langsung menusuk vaginaku dari belakang tubuhku, kaki ku agak ku longarkan panji mencium bibirku dan mendesah ke enakan dan aku juga begitu. menikmati semua permainan panji.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD