Niat hati tak akan mengajak sang anak pergi menemui ibunya, Galuh yang entah bagaimana caranya tahu, pagi itu menemui Angga dan mengatakan padanya akan ikut ke Semarang. “Ayah harus urus kerjaan, Nduk. Kamu mau ngapain nanti?” kilahnya. “Ketemu Ibu.” Degh …. Tubuh Angga mendadak beku. Galuh yang bisa melihat hal itu langsung memeluk ayahnya dari belakang. “Maaf. Aku nggak sengaja buka hp Ayah dan liat history chat kalian.” Air mata gadis itu sudah menetes. Sementara sang ayah masih membeku di tempatnya. “Ayo, Yah! Kita selesaikan sama ibu. Biar kalian bisa sama-sama bahagia.” Hati Angga dibuat mencelos oleh perkataan sang putri. Pria itu lantas berbalik dan memeluk gadis kesayangan yang suatu hari mungkin akan ia izinkan pergi untuk hidup bersama pria lain. Tak ada kata yang bisa